Mohon tunggu...
Desak Triana Agustini
Desak Triana Agustini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Persembahyangan Masyarakat Desa Pelapuan Menyambut Hari Raya Galungan

10 November 2021   13:10 Diperbarui: 10 November 2021   13:12 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kolase -- ilustrasi pribadi

Hari Raya Galungan merupakan hari dimana seluruh umat Hindu di dunia terutama di Bali akan melaksanakan persembahyangan bersama ke Pura maupun Sanggah masing-masing di daerahnya. Persembahyangan Galungan ini dilakukan dalam rangka memperingati kemenangan Dharma melawan Adharma. Disini saya akan menceritakan sedikit mengenai aktivitas yang biasa masyarakat di desa saya lakukan disaat hari raya Galungan.

Pada saat hari raya Galungan ini semua orang akan pulang ke kampungnya masing-masing, berkumpul bersama keluarga dan akan melaksanakan persembahyangan bersama ke Merajan atau Sanggahnya masing-masing.

Pada saat hari raya inilah seluruh anggota keluarga akan berkumpul bersama-sama di rumahnya saling bercengkrama dan saling bercerita. Sehari sebelum persembahyangan Galungan. Ada yang namanya Penampahan, pada hari ini masyarakat Bali akan menyembeli babi. Setelah penyembelihan babi, daging babi tersebut akan diolah menjadi beberapa jenis masakan diantaranya lawar isi, jeruk nangka, komoh, tum beserta beberapa makanan lainnya.

Setelah masakan selesai dibuat, semuanya akan menikmati makanan yang telah disajikan. Setelah selesai makan acara dilanjutkan dengan menghiasi Penjor. Bahan dasar atau bahan pokok dari pembuatan Penjor adalah bambu. Bambu tersebut dihias seindah mungkin sesuai dengan kemampuan dari pemiliknya.

Biasanya yang menghias Penjor adalah anggota keluarga laki-laki sedangkan anggota keluarga perempuan akan membuat atau mempersiapkan Canang atau Banten yang akan digunakan pada saat persembahyangan besok. Para wanita akan mempersiapkan keperluannya dari metanding buah-buahan, nubungin Canang, metanding Banten, serta memasang Wastra dari Sanggah masing-masing.

Setelah semua beres dipersiapkan, semuanya akan berisitirahat agar besok dapat bangun lebih awal untuk melaksanakan persembahyangan bersama. Di daerah saya Desa Pelapuan, persembahyangan Galungan dimulai pada pagi hari dan ada juga yang memulai persembahyangan dari subuh. Persembahyangan biasanya diawali dari Sanggah Kemulan masing-masing. Setelah selesai dari Sanggah Kemulan, akan dilanjutkan ke Merajan Sesuunan masing-masing. Setelah selesai di Merajan barulah kami bersembahyang ke Pura-pura seperti Pura Desa, Pura Dalem maupun Pura Puseh.

Hari Raya Galungan merupakan hari dimana seluruh umat Hindu di dunia terutama di Bali akan melaksanakan persembahyangan bersama ke Pura maupun Sanggah masing-masing di daerahnya. Persembahyangan Galungan ini dilakukan dalam rangka memperingati kemenangan Dharma melawan Adharma.

Pada saat hari raya Galungan ini semua orang akan pulang ke kampungnya masing-masing, berkumpul bersama keluarga dan akan melaksanakan persembahyangan bersama ke Merajan atau Sanggahnya masing-masing.

Pada saat hari raya inilah seluruh anggota keluarga akan berkumpul bersama-sama di rumahnya saling bercengkrama dan saling bercerita. Sehari sebelum persembahyangan Galungan. Ada yang namanya Penampahan, pada hari ini masyarakat Bali akan menyembeli babi. Setelah penyembelihan babi, daging babi tersebut akan diolah menjadi beberapa jenis masakan diantaranya lawar isi, jeruk nangka, komoh, tum beserta beberapa makanan lainnya.

Setelah masakan selesai dibuat, semuanya akan menikmati makanan yang telah disajikan. Setelah selesai makan acara dilanjutkan dengan menghiasi Penjor. Bahan dasar atau bahan pokok dari pembuatan Penjor adalah bambu. Bambu tersebut dihias seindah mungkin sesuai dengan kemampuan dari pemiliknya.

Biasanya yang menghias Penjor adalah anggota keluarga laki-laki sedangkan anggota keluarga perempuan akan membuat atau mempersiapkan Canang atau Banten yang akan digunakan pada saat persembahyangan besok. Para wanita akan mempersiapkan keperluannya dari metanding buah-buahan, nubungin Canang, metanding Banten, serta memasang Wastra dari Sanggah masing-masing.

Setelah semua beres dipersiapkan, semuanya akan berisitirahat agar besok dapat bangun lebih awal untuk melaksanakan persembahyangan bersama. Di daerah saya Desa Pelapuan, persembahyangan Galungan dimulai pada pagi hari dan ada juga yang memulai persembahyangan dari subuh. Persembahyangan biasanya diawali dari Sanggah Kemulan masing-masing. Setelah selesai dari Sanggah Kemulan, akan dilanjutkan ke Merajan Sesuunan masing-masing. Setelah selesai di Merajan barulah kami bersembahyang ke Pura-pura seperti Pura Desa, Pura Dalem maupun Pura Puseh.

Setelah semua persembahyangan selesai, semua orang biasanya akan bermain ke rumah kerabat dekat, kami akan berbincang-bincang hangat dengan kerabat-kerabat. Setelah waktu dirasa sore, para ibu-ibu akan ngelungsur Banten dari Sanggah-sanggah, serta mencuci semua peralatan yang digunakan.

Setelah selesai beberes rumah, di daerah saya terdapat tradisi ngejot jerimpen, dimana kami akan membawa Banten jerimpen ke rumah pengantin yang baru saja melaksanakan pernikahan. Keesokan harinya di Manis Galungan, biasanya kami akan pergi untuk berjalan-jalan bersama keluarga entah itu ke rumah kerabat jauh maupun ke tempat rekreasi.

Itulah beberapa aktivitas yang biasa kami laksanakan disaat hari raya Galungan berlangsung. Sekian cerita saya semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Terimakasih.

Nama : I Desak Nyoman Triana Agustini

Nim : 2113101023

Prodi : S1 Matematika

Jurusan : Matematika

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun