Dosen sebagai penggerak utama dari ketiga aspek ini, sering kali harus membagi waktunya antara mengajar di kelas, melakukan penelitian, serta terlibat dalam berbagai program pengabdian masyarakat. Meskipun ini adalah bagian dari tugas mereka, beban yang dihadapi tidak jarang melebihi kapasitas yang ada.
Bagi dosen muda yang baru memulai karier akademiknya, tuntutan ini bisa menjadi beban mental yang berat. Mereka harus menciptakan keseimbangan antara pekerjaan di kelas dan di luar kelas, dengan menyeimbangkan tuntutan administratif, hubungan dengan mahasiswa, serta pencapaian akademik seperti publikasi jurnal dan penelitian.Â
Sementara itu, dosen senior sering kali terjebak dalam rutinitas yang semakin menumpuk dengan semakin banyaknya tanggung jawab di luar tugas mengajar, termasuk menjadi pemimpin di berbagai organisasi akademik atau terlibat dalam pengembangan kurikulum.
Selain itu, di tengah tuntutan untuk menghasilkan riset berkualitas dan berkontribusi pada masyarakat, banyak dosen yang merasa cemas dan tertekan. Mereka juga harus memenuhi ekspektasi dari rekan sejawat, pimpinan, dan masyarakat tentang kinerja mereka. Tuntutan ini sering kali tidak diimbangi dengan dukungan yang memadai, sehingga berpotensi menurunkan kualitas hidup dan kesehatan mental dosen.
Kesehatan Mental Dosen: Ketegangan Antara Pencapaian dan Stres
Kesehatan mental menjadi salah satu isu penting yang semakin mendapat perhatian di dunia pendidikan Indonesia. Meskipun tidak banyak yang berbicara terbuka tentang masalah ini, banyak dosen yang menghadapi tantangan psikologis yang serius, seperti stres, kecemasan, burnout, bahkan depresi.Â
Penelitian menunjukkan bahwa dosen yang memiliki banyak beban akademik sering kali merasa terjebak dalam siklus tekanan yang tidak berujung, yang akhirnya berdampak pada kualitas hidup mereka.
Dalam konteks ini, orgasme kognitif bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, rasa kepuasan yang datang dari pencapaian intelektual bisa memberikan dorongan motivasi yang kuat bagi dosen untuk terus berprestasi.Â
Namun, ketika orgasme kognitif ini terhambat oleh tuntutan eksternal yang berlebihan, atau ketika pencapaian intelektual tidak diimbangi dengan perawatan kesehatan mental yang baik, fenomena ini bisa berubah menjadi beban yang menambah tingkat stres.
Menjaga Keseimbangan: Solusi untuk Kesehatan Mental Dosen
Penting bagi institusi pendidikan untuk mulai memperhatikan kesejahteraan mental dosen dengan lebih serius. Salah satu langkah awal yang dapat diambil adalah dengan memberikan dukungan yang lebih konkret dalam hal pengelolaan beban kerja.Â