Mohon tunggu...
Hyasint Asalang
Hyasint Asalang Mohon Tunggu... Human Resources - Pergo et Perago

Bisnis itu harus menyenangkan!!!!!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Indonesia: Negara Garam yang "Mengemis" Garam

28 Juni 2019   10:55 Diperbarui: 28 Juni 2019   11:17 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keempat, persoalan distribusi garam. Import garam konsumsi akan merugikan petani lokal lantaran harga garan tersebut terlampau murah. Harga impor garam hanya Rp600 per kilogram sedangkan harga garam diteken pada harga Rp750 hingga Rp1200 per kilogram. Petani garam sebenarnya bisa juga menjual harga yang sama namun persoalan distribusi tidak bisa dielakan karena distribusi ke luar provinsi ongkosnya mahal. 

Sedangkan garam impor bisa murah karena mengirimnya dalam jumlah container yang banyak. Karena itu diperlukan uluran tangan pemerintah dalam hal tol laut yang menyentuh hingga pada tempat penambangan garam agar produksi garam konsumsi tidak menjadi sia-sia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun