Audiensi di Mahligai Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, bersama Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung drg. Sri Utami Soedarsono, M.Si, Rabu malam (15/6/2022). Dokpri.
Pangkalpinang - Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung drg. Sri Utami Soedarsono, M.Si siap dukung upaya penurunan angka perkawinan usia anak dan stunting. Diharapkan ke depan ada program PKK yang bisa disinergikan.
"Sinergi program, selanjutnya sama-sama bekerja di lapangan," tegas Sri Utami Soedarsono saat Audiensi di Mahligai Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rabu malam (15/6/2022).
Sebagaimana diketahui, saat ini sudah terjadi penurunan angka perkawinan usia anak di Bangka Belitung. Jika sebelumnya menduduki urutan pertama se-Indonesia, namun sekarang sudah turun menjadi urutan kelima.
Lebih jauh Sri Utami Soedarsono menjelaskan, perkawinan usia anak merupakan salah satu penyebab stunting. Sebab yang menikah usia anak jarang memeriksa kandungannya.
"Saya sangat peduli dengan perempuan, anak dan penyandang cacat. Saat perlu memberikan pelayanan maksimal kepada anak-anak penyandang cacat," sarannya.
Untuk memberi pelayanan kepada penyandang cacat dan anak-anak penyandang, kata Sri Utami Soedarsono, harus bekerja sama dengan segala sektor. Bekerja sama dengan kontraktor agar pembangunan memperhatikan kepentingan penyandang cacat.
"Selain itu saya berharap ada standar pendidikan untuk anak-anak penyandang cacat. Pendidikan diberikan sesuai dengan anak-anak tersebut," jelasnya.
Sebelumnya Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjelaskan, perkawinan usia anak di Bangka Belitung sempat menduduki urutan pertama se-Indonesia.
Angka perkawinan usia anak di Bangka Belitung semula berada di angka 18,76 persen. Asyraf menambahkan, sekarang ini angka tersebut sudah turun dan berada di angka 14,5 persen.
"Selain itu, masih ada masalah dengan indeks pemberdayaan gender. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menduduki urutan ke 33 dari 34 provinsi se-Indonesia," paparnya.
Menyinggung mengenai stunting, Fajar Supriyadi Sentosa Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjelaskan, angka stunting tertinggi ada di Kabupaten Bangka Barat. Ini terjadi dikarenakan banyak perkawinan usia anak.
"Ada upaya pendamping untuk kasus stunting. Untuk Kabupaten Bangka Barat terdapat 200 pendamping dari PKK, bidan dan kader KB," jelasnya.
Hadir juga pada kesempatan ini Dr. M. Adha Al Kodri, MA Ketua Forum Puspa Serumpun Sebalai, Lembaga Perlindungan Anak serta sejumlah pejabat eselon III DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI