India adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati ular yang tinggi. Mulai dari ular gurun, hutan, rawa, danau, dan sungai. Ular di India mayoritas berasal dari Famili Elapidae yang meliputi Cobra, Raja Cobra, dan krait. Di India terdapat 5 spesies ular yang memiliki gigitan dan angka mobiditas yang tinggi diantaranya Ophiophagus Hannah (raja kobra), Najanaja (cobra umum), Daboiarusellii (viper Russell), Bungaruscaeruleus (Krait) dan Echiscarinatae (saw-skala viper).
Venom Ular
Venom/racun aktif ular adalah sekresi ular berbisa yang disintesis dan yang disimpan dalam kelenjar berbisa. Kelenjar yang mengeluarkan zootoxin adalah modifikasi dari saliva parotis kelenjar dan terletak di setiap sisi kepala di bawah dan di belakang mata dikemas dalam selubung otot. Kelenjarnya memiliki alveoli besar di mana racun disimpan sebelum dikeluarkankan oleh saluran ke taring tubular, melalui gigitan. Venom ular adalah kombinasi banyak protein yang berbeda, peptida dan enzim yang dimana pada umumnya tidak berbahaya bila tertelan. Venom ular yang campuran kompleks enzimatik dan protein beracun, yang meliputi fosfolipase A2 (PLA2s), myotoxins, hemoragik metaloproteinase dan enzim proteolitik lainnya, komponen koagulan, cardiotoxins, sitotoksin dan neurotoksin
Jenis Venom Ular
Spesies yang berbeda memiliki berbagai jenis racun yang berbeda pula tergantung pada lokasi geografis, habitat, iklim, usia dll. Ada tiga jenis racun menurut efeknya yaitu Haemotoxic (yang mempengaruhi kardiovaskular, Sitotoksik (yang mempengaruhi tingkat sel spesifik) dan neurotoksik (yang mempengaruhi Sistem saraf). Saat bisa ular ular masuk ke pembuluh darah maka bisa ular akan menghidrolisis protein dan komponen membrane yang menyebabkan nekrosis jaringan dan pembekuan darah.
Anti-venom
Satu-satunya pengobatan yang tersedia saat tergigit ular adalah penggunaan anti-venom. Awalnya anti-venom dikembangkan oleh Alberte Calmette terhadap cobra India (NajaNaja). Anti-venom adalah bahan yang dibuat dari hasil imunisasi mamalia seperti kuda, kambing, kelinci dengan khususnya racun ular dan immunoglobins spesifik diisolasi dari darah. Hewan subjek akan menjalani suatu respon imun terhadap racun, memproduksi antibodi terhadap molekul racun aktif ini yang kemudian dapat dipanen dari darah hewan dan digunakan untuk mengobati. Untuk kestabilan dimana untuk sediaan cair memiliki masa aktif sampai 3 tahun di rentang suhu 2-8° C, dan dibekukan untuk penyimpanan hingga 5 tahun dan disimpan dalam ruang gelap di temperature ruang (25° C).
Banyak racun dari ular saat ini diteliti dan diformulasikan ke dalam suatu obat untuk pengobatan seperti kanker, hipertens dan trombosis. Secara signifikan venom ular mampu menurunkan darah tekanan pada manusia.
Peran terapi Anti-vacun
   1. Fibrinogenolytic dan aktivitas fibrinolitik
Enzim ular melisis fibrinogen dari sirkulasi tanpa mengubahnya menjadi fibrin. Racun dengan sifat antikoagulan yang dipelajari secara ekstensif kemungkinan diaplikasi dalam dunia medis. Obat Aggrastat (tirobifan) dikembangkan dari senyawa dalam racun dari ular (Echiscarinatus), dan sebagai obat antiplatelet (glikoprotein IIb / IIIa inhibitor).
   2. Cardiotonik dan aktivitas antiaritmia
Shermann dkk dalam penelitiaannya menyatakan bahwa Malayan pit viper venom memiliki efek properti  darah menipis sehingga dapat efektif dalam mengobati stroke pasien. Begitu juga Gomes dkk mengidentifikasi racun molekul non-protein mikro dari kobra India, dimana racun ini memiliki sifat antiaritmia di tingkat microgram
   3. Aktivitas Anti Kanker
Calmette dkk meneliti penggunaan racun kobra dalam pengobatan kanker pada tikus. Dalam kasus studi in vitro, racun menunjukkan sitotoksik kuat dan efek apoptogenic pada sel leukemia manusia (U937 / K562) dengan mengurangi tingkat proliferasi sel dan menghasilkan perubahan morfologi.
   4. Depolarisasi Otot & Aktivitas Hemolisis
Cytotoxin atau Cardiotoxin adalah polipeptida dari residu asam amino 60-70 panjang ditemukan di ular dari keluarga elapid memiliki berbagai efek farmakologis seperti depolarisasi otot, dan hemolisis.
Efek Samping Anti-venom
Selain dapat memberikan efek positif dalam kesehatan, anti-venom ini juga dapat memberikan efek samping yang merugikan tubuh
- Reaksi anafilaktik seperti kesulitan bernafas, kemerahan pada kulit, pembengkakan mata dan wajah, demam
- Pirogen reaksi mungkin karena aksi konsentrasi tinggi protein non-imunoglobuli
- Peradangan sendi, pembesaran kelenjar getah bening
Goswami, Priyanka Kantivan, et al. Snake Venom, Anti-snake Venom, and Potential of Snake Venom. India: Mumbai Education Trust's Institute of Pharmacy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H