Mohon tunggu...
Hutri Cika Berutu
Hutri Cika Berutu Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada 2015

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Istana Maimun, Istana Tua di Abad 21

23 Oktober 2015   23:40 Diperbarui: 23 Oktober 2015   23:58 1316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitulah sedikit mitos yang menceritakan Kesultanan Deli , Istana Maimunnya dan meriam puntungnya. Namun banyak mitos-mitos lain tentang Meriam Puntung tersebut. Keluar dari mitos itu, Saat ini Meriam Puntung dijaga dengan baik di Istana Maimun

Bagian ujung meriam yang ditemukan di Seberaya wilayah Kabupaten Tanah Karo, dipindahkan ke Sukanalu, karena masyarakat melihat peninggalan bersejarah tersebut dalam keadaan tidak terurus. Sampai saat ini, sebagian masyarakat lokal masih mempercayai kebenaran legenda ini dan menganggap bahwa meriam Puntung sungguh mendatangkan berkah. Inilah sebab aneka bunga ditabur di atas meriam yang tersimpan di ruangan berukuran sekitar 4×6 meter.

Namun mitos hanyalah mitos. Ada sebuah buku yang berkata lain. Seorang penulis Portugis bernama Pinto memiliki pendapat yang lebih condong bahwa Hikayat Putri Hijau itu terjadi di kala penyerangan Bala Tentara Aceh ke Deli Tua di Tahun 1619, di dalam pertempuran dahsyat itulah Meriam Puntung (atau dikenal namanya Indera Sakti) merupakan satu-satunya harapan terakhir dari pihak Aru atau Deli Tua, yang baru dapat ditaklukan pihak Aceh setelah Meriam ini pecah karena terus menerus dipakai menembaki musuhnya.

Benteng baru dapat direbut dengan memakai tipu muslihat perang yaitu dengan disogoknya Bala Tentara Aru Deli Tua dengan menyebarkan uang-uang kepada bala tentara yang bertahan, kemudian Sultan Aru tewas, tetapi kemudian Putra Mahkota ibarat Naga Mengamuk dapat membebaskan Adiknya yaitu Putri Hijau dari kehinaan tawanan dan sama-sama menceburkan diri ke laut lalu entah kemana. Inti dari mitos versi terakhir ini mengatakan bahwa Meriam Puntung merupakan nama lain dari adik Putri Hijau, bukan adiknya itu yang berubah menjadi meriam. Dan naga yang dikatakan pada mitos versi pertama hanyalah kiasan saja, karena saat itu adik Putri Mahkota memang sangat marah bagai naga yang sedang mengamuk, tapi bukan berarti ia benar-benar berubah menjadi naga dan membawa Putri Hijau pergi.

Selain Meriam Puntung, keunikan lain dari Istana Maimun adalah tentang adanya desas-desus di masyarakat mengenai kebenaran terowongan yang diyakini berada di bawah tanah, yang sampai sekarang masih membuat orang penasaran.

Pada tahun 1985, seorang ahli waris istana bernama Mayul pernah mencoba masuk ke dalam terowongan guna melihat bagaimana isinya untuk menguji kebenaran cerita yang ada. Namun sayang, ia tidak berhasil masuk jauh kedalam karena mengalami kesulitan. Mayul mengatakan bahwa di dalam terowongan tersebut banyak terdapat sejumlah ruangan, termasuk penjara bawah tanah. Namun ia tidak mengetahui isi terowongan tersebut sampai ke kedalaman yang paling jauh, karena oksigen sulit ditemukan di sana.

Ia juga memprediksi bahwa terowongan itu menghubungkan kawasan Kota Matsum dan Mesjid Raya Al-Mashun serta Taman Sri Deli. Karena dulu di Jalan Puri juga terdapat istana, dan terowongan itu sering dilalui para tentara Melayu zaman dahulu.

Namun sayang, hingga saat ini masyarakat belum diizinkan untuk memasuki bahkan melihat terowongan tersebut. Hal ini disebabkan karena untuk mencapai terowongan, kita harus melewati ruangan-ruangan yang sekarang masih di huni oleh keluarga Sultan, hanya orang-orang tertentu yang diizinkan masuk ke sana.

Jadi, demikianlah mitos dan fakta tentang Istana Maimun atau Istana Putri Hijau yang saat ini dijadikan sebagai ikon kota Medan. Ternyata Istana ini merupakan salah satu bukti eksistensi Kesulatanan Deli dahulu hingga sekarang, yang memiliki banyak kisah yang belum diketahui banyak orang.

 

sumber : pemkomedan.go.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun