Mohon tunggu...
Husnul Khotimah
Husnul Khotimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Aktif Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tren Childfree: Apakah Dampaknya Bagi Kesehatan Jangka Panjang?

7 Desember 2024   22:41 Diperbarui: 7 Desember 2024   22:44 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Data Tren Childfree, Sumber : Instagram @perupadata

          Pada akhir-akhir ini lagi tren di media sosial tentang keputusan untuk memilih childfree yang berarti tidak memiliki anak, hal ini banyak dibicarakan di masyarakat khususnya dikalangan generasi Z pada perempuan, karena hal ini sering dianggap relate dengan mereka. Namun, apakah dampak childfree berpengaruh pada kesehatan jangka panjang? Berbagai alasan, mulai dari keinginan untuk fokus pengembangan diri, kebebasan waktu, fokus pendidikan, hingga alasan keluarga dan masalah ekonomi seringkali menjadi pendorong utama keputusan ini. Namun, dibalik semua keputusan tersebut, muncul berbagai pertanyaan mengenai dampaknya terhadap kesehatan dalam waktu jangka panjang.

          Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia telah mengeluarkan laporan terbaru mengenai fenomena childfree di kalangan perempuan untuk tahun 2023. Survei menunjukkan bahwa ada sekitar 71 ribu perempuan berusia antara 15 - 49 tahun yang tidak ingin memiliki anak. Fenomena childfree ini menunjukkan peningkatan yang signifikan selama 4 tahun terakhir. Sebelumya, angka tersebut mengalami penurunan pada awal pandemi COVID-19, dengan prevalensi berada di kisaran 6,3 - 6,5. Namun, setelah pandemi, tren ini kembali mengalami peningkatan. Fenomena childfree kini semakin dikenal di Indonesia dan menjadi bahasan yang menunjukkan perubahan pandangan terhadap kehidupan berkeluarga. Banyak individu dan pasangan muda yang memilih untuk tidak memiliki anak, dan keputusan ini semakin diterima masyarakat saat ini. 

          Keputusan untuk menjadi childfree pernah dianggap tabu, namun seiring dengan perkembangan zaman banyak orang yang memahami bahwa kebahagiaan tidak selalu dimaknai melalui kehadiran anak. Banyak dari mereka khususnya di kalangan perempuan mereka merasa bahwa perjalanan hidup dan pencapaian di bidang karier atau kegiatan sosial mampu memberikan kepuasan tersendiri tanpa harus terikat tanggung jawab membesarkan anak. Berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan ini. Salah satu alasan utama adalah aspek ekonomi, mendorong pasangan untuk berpikir matang soal biaya membesarkan anak. Selain itu, ketidakpastian masa depan turut memiliki pengaruh signifikan, ditambah dengan keinginan untuk lebih fokus pada pengembangan diri serta karier di dunia kerja.

         Dalam konteks ini,  childfree merujuk pada individu atau pasangan yang memilih untuk tidak pernah memiliki anak, baik secara biologis maupun adopsi. Pilihan ini bukan karena masalah kesehatan atau tingginya masalah fertilitas, melainkan sebuah keputusan hidup yang diambil dengan pertimbangan yang matang. Childfree menjadi tren yang sedang meningkat di Eropa hingga menyebar ke Indonesia. Istilah childfree mulai trend di awal tahun 2020 setelah beberapa publik figur memutuskan untuk tidak memiliki anak (childfree). Walaupun istilah ini baru populer, namun telah dipraktekkan jauh sebelum abad ke-20. Pengertian childfree sebagaimana disebutkan dalam Oxford Dictionary adalah suatu istilah yang digunakan untuk menekankan kondisi tidak memiliki anak karena pilihan. Sedangkan, Cambridge Dictionary juga mendefinisikan hal yang sama. Topik childfree sedang menjadi tren di media sosial. Padahal istilah pertama kali menggunakan kata childfree atau childless dalam sebuah publikasi Jurnal Marriage & Family Review. Kata tersebut digunakan untuk menyebut orang tua yang belum memiliki anak (mengalami kemandulan) atau orang tua yang enggan memiliki anak. 

Dari segi aspek psikologi dampak childfree dapat dibedakan menjadi beberapa kategori positif dan negatif antara lain : 

Dampak Positif 

1. Menurunkan pertumbuhan populasi, yang bisa mengurangi beban terhadap sumber daya alam dan lingkungan. 

2. Mengurangi kemungkinan terjadinya pengangguran dan tingkat kepadatan penduduk. 

3. Mengurangi tekanan finansial pada individu, yang berdampak pada penurunan angka kemiskinan.

4. Menurunkan angka kematian anak dengan adanya kesiapan untuk memiliki anak.

Dampak Negatif 

1. Terdapat tekanan dan stigma sosial yang dapat mempengaruhi kesehatan mental. 

2. Memiliki risiko mengalami penyakit kanker. 

3. Kehilangan kesempatan untuk mengalami kebahagiaan menjadi orang tua. 

4. Peningkatan risiko kesepian di masa tua dan kemungkinan perceraian, karena anak kerap menjadi pengikat dalam hubungan suami istri. 

5. Dapat mengganggu risiko proses regenerasi dalam lembaga sosial dan ekonomi bisa hilang.

             Pilihan untuk tidak memiliki anak (childfree) memiliki implikasi yang kompleks dan beragam terhadap kesehatan fisik jangka panjang seorang individu. Di satu sisi, keputusan ini dapat menghindari berbagai risiko kesehatan yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, seperti komplikasi saat melahirkan, diabetes gestasional, dan preeklampsia. Selain itu, individu childfree cenderung memiliki lebih banyak waktu untuk menjaga gaya hidup sehat, seperti berolahraga secara teratur dan mengkonsumsi makanan bergizi, yang dapat menurunkan risiko penyakit kronis.
            Namun, di sisi lain, terdapat beberapa potensi risiko kesehatan yang perlu diperhatikan. Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang tidak pernah hamil atau menyusui memiliki risiko sedikit lebih tinggi terkena osteoporosis, kanker payudara, dan kanker ovarium. Hal ini disebabkan oleh peran hormon reproduksi dalam menjaga kesehatan tulang dan mengurangi risiko kanker tertentu. Selain itu, perubahan hormonal yang terjadi seiring bertambahnya usia tetap berlangsung, meskipun seorang wanita tidak hamil. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk memantau kondisi kesehatan reproduksi.
Faktor-faktor lain seperti dukungan sosial, gaya hidup, dan kondisi genetik juga turut mempengaruhi kesehatan jangka panjang individu childfree. Memiliki jaringan sosial yang kuat dapat memberikan dukungan emosional dan meningkatkan kualitas hidup. Sementara itu, gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan, dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, terlepas dari keputusan untuk memiliki anak atau tidak.
          Pandangan masyarakat terhadap individu childfree sangat beragam dan seringkali dipengaruhi oleh norma sosial, budaya, dan agama. Beberapa masyarakat cenderung memandang keputusan untuk tidak memiliki anak sebagai sesuatu yang tidak lazim atau bahkan negatif. Stigma sosial seperti "tidak lengkap sebagai seorang wanita", "egois", atau "tidak bertanggung jawab" seringkali dialamatkan kepada individu childfree. Tekanan sosial ini dapat menimbulkan stres dan kecemasan yang signifikan, terutama ketika individu merasa perlu membenarkan pilihan hidupnya kepada orang lain.
Kurangnya dukungan sosial merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh individu childfree. Keluarga, teman, dan lingkungan sekitar mungkin tidak sepenuhnya memahami atau mendukung keputusan ini. Akibatnya, individu childfree dapat merasa terisolasi dan tidak dipahami. Kurangnya dukungan sosial ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kesejahteraan. Individu mungkin mengalami:
1. Depresi : Perasaan sedih, kehilangan harapan, dan kurangnya motivasi. 

2. Kecemasan : Kekhawatiran berlebihan tentang masa depan, penilaian orang lain, dan kesendirian. 

3. Perasaan bersalah : Merasa bersalah karena tidak mengikuti norma sosial atau mengecewakan orang-orang terdekat.
        Keputusan untuk childfree juga dapat mempengaruhi hubungan sosial dan keluarga. Konflik dapat timbul antara individu childfree dan anggota keluarga yang mengharapkan mereka memiliki anak. Perbedaan pandangan tentang keluarga dan kehidupan dapat menyebabkan ketegangan dan jarak dalam hubungan. Dalam jangka panjang, kurangnya dukungan keluarga dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional individu childfree, terutama saat mereka memasuki usia lanjut.

Strategi Mengatasi Dampak Sosial
1. Membangun jaringan dukungan : Mencari komunitas atau kelompok pendukung yang terdiri dari individu childfree dapat memberikan rasa kebersamaan dan pemahaman. 

2. Komunikasi terbuka : Berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan keluarga dan teman tentang alasan di balik keputusan untuk childfree. 

3. Menjaga kesehatan mental : Melakukan aktivitas yang menyenangkan, berolahraga, dan mencari bantuan profesional jika diperlukan. 

4. Menerima diri sendiri : Menerima dan menghargai pilihan hidup sendiri adalah langkah penting untuk mengatasi stigma sosial.

                 Kesehatan Ekonomi dan Pengaruhnya pada Kesejahteraan Perempuan yang memilih untuk tidak punya anak dapat menguntungkan perusahaan tempatnya bekerja. Bagi seorang pengusaha, childfree berdampak menyenangkan juga, karena si wanita tidak mempunyai anak, dia bisa bekerja dan tidak mengambil cuti melahirkan. Hal tersebut juga tertera di dalam undang-undang, bahwa seorang wanita yang bekerja dan dia melahirkan, maka ia berhak mendapatkan cuti. Menurut seorang pengusaha, hal tersebut merupakan hal positif dari sisi pengusaha. Fenomena tersebut telah mempengaruhi demografi beberapa negara. Contohnya, Jepang dan Korea Selatan. Kedua negara ini bahkan memberikan insentif untuk mendorong warganya agar memiliki anak karena tingkat kelahiran yang semakin turun. Tren angka kelahiran yang rendah dalam jangka panjang dapat menyebabkan krisis sumber daya manusia dan mempengaruhi ekonomi sebuah negara. Keputusan untuk childfree mungkin memang memberikan arti bahwa kita memiliki tanggungan finansial yang lebih sedikit, tapi jangan sampai hal itu membuat anda lupa diri akan masa depan. Anda harus pastikan bahwa dana pensiun yang anda siapkan cukup untuk memenuhi kebutuhan di masa tua, saat anda tidak lagi memiliki income secara rutin seperti saat masih bekerja. Dan tidak ada anak yang bisa anda andalkan jika masa tua kurang persiapan. Seiring dengan keputusan anda untuk childfree, maka persiapkan asuransi kesehatan dengan standar yang anda inginkan saat risiko sakit datang. Asuransi kesehatan sangat baik dimiliki saat usia masih muda, di mana kondisi masih sehat dan tentu saja iuran yang dibayarkan atau preminya masih relatif lebih murah. Walaupun manfaatnya tidak dirasakan saat itu juga, memiliki asuransi kesehatan ibarat mempersiapkan payung sebelum hujan badai datang menghampiri. Jadi saat sakit, anda sudah punya asuransinya. Dan itu akan sangat membantu jika anda atau pasangan tertimpa penyakit dan membutuhkan biaya yang cukup besar dan berkelanjutan.
               Hubungan Childfree dengan Kesehatan Fisik dan Mental Anak-anak dapat menghadirkan tawa dan cinta, tetapi terkadang juga menyebabkan kelelahan, kekhawatiran, frustasi, dan sakit hati bagi orang tua yang merawat mereka. Sementara beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang memilih childfree merasa memiliki pernikahan yang lebih bahagia. Mereka juga merasa kepuasan pernikahan menurun ketika seorang bayi lahir. Pasangan childfree juga cenderung mendapatkan skor yang lebih baik pada pengukuran terkait dengan kesehatan mental. Dalam sebuah ulasan yang diterbitkan pada jurnal Annals of Agricultural and Environmental Medicine mendukung peningkatan kesehatan mental pada wanita yang tidak memiliki anak di Polandia. Penelitian mereka menyimpulkan bahwa wanita yang memilih untuk tidak memiliki anak memiliki kualitas hidup dan persepsi kesehatan pribadi yang lebih baik. Meskipun demikian, tidak semua penelitian menunjukkan dampak baik childfree terhadap kesehatan fisik dan mental. Sebuah penelitian lainnya pada wanita di Australia menunjukkan hasil yang berlawanan. Wanita yang memilih childfree memiliki risiko yang lebih besar mengalami kesehatan fisik dan mental yang buruk dibandingkan dengan wanita yang memiliki anak. Peneliti juga beranggapan bahwa kesehatan wanita yang tidak memiliki anak pada usia suburnya mungkin berdampak terhadap kesehatan jangka panjang. Nyatanya, setiap kondisi dalam kehidupan selalu mempunyai dua sisi. Terdapat sisi buruk dan sisi baik. Termasuk bukti penelitian yang saling bertentangan tentang kesehatan fisik dan mental pada wanita yang memilih childfree. Begitu pula dengan risiko terkait kesehatan di masa tua. 

           Berbagai penelitian mengungkapkan penyakit-penyakit tertentu terbukti lebih mungkin dialami oleh wanita yang tidak memiliki anak hingga akhir hayatnya. Terutama resiko mengalami penyakit kanker pada wanita. Wanita yang memilih childfree tentu tidak akan mengalami fungsi kehamilan, melahirkan, dan menyusui. Padahal ketika seorang wanita mengalami fungsi-fungsi tersebut secara alami proses hormonal pada tubuh akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat mengurangi risiko kanker payudara. Kehamilan juga akan menyebabkan penurunan jumlah total siklus pelepasan sel telur dari indung telur (ovulasi) yang erat kaitannya dengan penurunan risiko kanker ovarium. Selain itu, wanita usia tua tanpa anak juga cenderung akan mengalami kematian yang lebih cepat. Data dari Japan Collaborative Cohort Study menemukan bahwa wanita tanpa anak berusia 40 tahun atau lebih memiliki tingkat kematian yang tinggi akibat semua penyebab kematian dibandingkan dengan wanita dengan anak. Peningkatan risiko kematian juga terjadi akibat kanker rahim, ovarium, dan kanker serviks.

Dampak tren childfree terhadap kesehatan jangka panjang.

Dampak childfree terhadap kesehatan jangka panjang mencakup beberapa aspek :
1. Kesehatan Fisik
Keputusan untuk tidak memiliki anak dapat mengurangi risiko komplikasi kehamilan. Namun, ini juga bisa berdampak pada kesehatan reproduksi jangka panjang, di mana risiko beberapa penyakit atau kondisi kesehatan tertentu dapat meningkat tanpa adanya pengalaman kehamilan. Selain itu, perempuan tanpa anak mungkin memiliki pola kesehatan yang berbeda dibandingkan dengan yang memiliki anak, mencakup gaya hidup dan kebiasaan kesehatan.
2. Kesehatan Mental
Banyak individu yang memilih childfree melaporkan tingkat kepuasan dan kebahagiaan yang lebih tinggi karena mereka dapat fokus pada karir dan pengembangan pribadi. Namun, tantangan psikologis juga bisa muncul, seperti stigma dari masyarakat atau tekanan sosial yang meragukan keputusan untuk tidak memiliki anak.
3. Kesehatan Sosial
Keputusan childfree dapat memengaruhi dinamika hubungan dengan keluarga dan teman. Beberapa individu mungkin merasa terasing jika lingkungan sosial mereka tidak memahami pilihan tersebut. Bergabung dengan komunitas yang memiliki pandangan serupa dapat membantu mengurangi rasa terasing dan memberikan dukungan sosial.

Strategi Mengelola Kesehatan untuk Individu Childfree
1. Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental untuk Menghadapi Stigma Sosial
Individu childfree sering menghadapi stigma dan tekanan sosial dari lingkungan sekitar, seperti keluarga dan masyarakat, yang menganggap keputusan untuk tidak memiliki anak sebagai hal yang negatif. Untuk mengatasi stigma ini, penting bagi mereka untuk menjaga kesehatan mental. Praktik seperti terapi, meditasi, atau kegiatan yang meningkatkan kebahagiaan dapat sangat membantu. Dukungan psikologis, baik dari profesional maupun dari komunitas, membantu individu childfree untuk mengatasi perasaan tidak nyaman dan membangun kepercayaan diri dalam keputusan mereka. Penelitian menunjukkan bahwa kesehatan mental yang baik dapat berkontribusi pada ketahanan keluarga dan individu.

2. Perencanaan Keuangan untuk Pensiun dan Biaya Kesehatan di Usia Lanjut
Tanpa anak, individu childfree perlu lebih fokus pada perencanaan keuangan jangka panjang. Mereka harus memikirkan sumber daya yang cukup untuk pensiun dan biaya kesehatan di usia lanjut. Hal ini termasuk menabung dan berinvestasi secara bijak untuk memastikan stabilitas keuangan. Perencanaan keuangan yang matang dapat membantu mengurangi kecemasan tentang masa depan dan memastikan dukungan finansial saat memasuki masa pensiun. Menurut artikel, keputusan childfree seringkali berkaitan dengan peningkatan pendidikan dan kesadaran finansial, yang memungkinkan individu untuk mengambil keputusan yang lebih terinformasi.

3. Membangun Jaringan Sosial untuk Mendukung Kesejahteraan Emosional
Membangun jaringan sosial yang kuat sangat penting bagi individu childfree untuk menjaga kesejahteraan emosional. Teman-teman dan komunitas yang mendukung dapat memberikan ruang bagi individu untuk berbagi pengalaman serta mengatasi stigma. Kegiatan sosial, kelompok hobi, atau komunitas online dapat membantu mereka merasa terhubung dan kurang terasing. Dukungan dari orang-orang terdekat dapat meningkatkan kualitas hidup dan membantu mengatasi tantangan emosional yang mungkin dihadapi. Penelitian menunjukkan bahwa ketahanan sosial budaya merupakan salah satu indikator ketahanan keluarga yang dapat memperkuat komunikasi dan hubungan antar anggota keluarga dan teman.
            Dengan menerapkan strategi ini, individu childfree dapat lebih baik dalam mengelola kesehatan fisik dan mental mereka, serta menghadapi stigma sosial dengan lebih percaya diri. Keputusan untuk childfree, jika dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh jaringan sosial yang kuat serta perencanaan keuangan yang bijaksana, dapat membantu individu mencapai kesejahteraan yang lebih baik.

Kesimpulan
            Tren childfree, yang semakin populer di kalangan generasi muda, khususnya perempuan, mencerminkan perubahan pandangan terhadap kehidupan berkeluarga. Banyak individu memilih untuk tidak memiliki anak demi fokus pada pengembangan diri, pendidikan, dan pertimbangan ekonomi. Meskipun keputusan ini dapat mengurangi risiko kesehatan terkait kehamilan dan memberikan lebih banyak waktu untuk gaya hidup sehat, ada juga potensi risiko kesehatan, seperti peningkatan kemungkinan osteoporosis dan beberapa jenis kanker. Stigma sosial masih mengelilingi keputusan ini, seringkali menyebabkan tekanan dan kecemasan bagi individu childfree. Kurangnya dukungan sosial dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional, memperburuk perasaan terisolasi dan depresi. Oleh karena itu, penting bagi individu yang memilih childfree untuk membangun jaringan dukungan yang kuat dan menjaga kesehatan secara proaktif. Dengan demikian, meskipun tren ini menawarkan kebebasan, perlu ada perhatian terhadap implikasi sosial dan kesehatan jangka panjang yang mungkin timbul.

          Sehingga pilihan untuk tidak memiliki anak (childfree) akan cenderung memberikan risiko kesehatan yang buruk pada perempuan di masa tua. Berbagai alasan boleh menjadi dasar pilihan untuk childfree. Namun, pilihan untuk tidak berusaha memiliki keturunan ketika sudah menikah bukanlah hal yang bijak. Pelanggaran norma sosial dan agama hingga ancaman risiko kesehatan serta kematian jelas menjadi konsekuensi dari pilihan tersebut. Kita harus dapat mempertimbangkan berbagai aspek kehidupan sebelum menentukan keputusan. Termasuk keputusan untuk childfree, jadi jangan sekadar ikut-ikutan trend influencer, tetapi kita tidak tahu dampak baik dan buruknya dalam waktu jangka panjang.

Sumber Referensi 

Asmaret, D. (2023). Dampak Child Free Terhadap Ketahanan Keluarga Di Indonesia. Adhki: Journal of Islamic Family Law, 5(1), 73--89. https://doi.org/10.37876/adhki.v5i1.108
Bisik.id. (n.d.). Fenomena Childfree di Indonesia: 71 Ribu Perempuan Tak Ingin Anak. 2024. Retrieved November 18, 2024, from https://www.bisik.id/read/fenomena-childfree-meningkat-71-ribu-wanita-pilih-tanp a-anak-1731588815183
Ghani, A. N. (n.d.). Fenomena Childfree, Ekonom UNAIR: Jangka Panjang Bakal Pengaruhi Ekonomi Negara. Retrieved November 19, 2024, from https://unair.ac.id/fenomena-childfree-ekonom-unair-jangka-panjang-bakal-pengaru hi-ekonomi-negara/
Hasanah, A. (n.d.). Data Childfree di Indonesia Meningkat, Dampak Kesehatan Mengkhawatirkan. 2024. Retrieved November 19, 2024, from https://www.rri.co.id/kesehatan/1120202/data-childfree-di-indonesia-meningkat-da mpak-kesehatan-mengkhawatirkan
Kurnia, D. (n.d.). Ramai Soal Childfree, Apa Pengaruhnya terhadap Ekonomi? 2023. Retrieved November 19, 2024, from https://ekonomi.republika.co.id/berita/rq127j490/ramai-soal-childfree-apa-pengaru hnya-terhadap-ekonomi
RSST, T. P. (n.d.). Apa Benar Childfree Berpengaruh pada Kesehatan? 2023. Retrieved November 19, 2024, from https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2144/apa-benar-childfree-berpengaruh-pa da-kesehatan
Wulandari. (n.d.). Benarkah Childfree Berpengaruh pada Kesehatan? Ini Penjelasannya. 2024. Retrieved November 19, 2024, from https://www.detik.com/sumbagsel/berita/d-7635762/benarkah-childfree-berpengaru h-pada-kesehatan-ini-penjelasannya/amp

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun