Mohon tunggu...
Husnul Khotimah
Husnul Khotimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang suka menulis dan senang dengan berbagai hal yang baru. Selain itu saya juga suka berlibur dan mendengarkan lagu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Program Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai Solusi Permasalahan Pendidikan di Indonesia Menuju Indonesia Emas di 2030

26 Juni 2022   20:30 Diperbarui: 27 Juni 2022   07:38 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PROGRAM SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA MENUJU INDONESIA EMAS DI TAHUN 2030

Nama: Husnul Khotimah
NIM : 1212090068
Kelas: 2B PGMI

A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkankualitas diri manusia. Lewat Pendidikan bisa diwujudkan generasi yang unggul dankompetetif serta siap untuk menghadapi tantangan zaman diwaktu yang akandatang, tentu saja dalam proses peningkatan pendidikan ini Indonesia dihadapkandengan berbagai macam masalah dan faktor penghambat, diantara masalah ituadalah faktor Ekonomi. 

Sangat disayangkan, di Indonesia tidaksemua masyarakat bisa mendapatkan kesempatan untuk mengenyam bangkupendidikan, hal itulah yang akhirnya menyebabkan tingkat kualitas pendidikan diIndonesia menjadi rendah. Dari sanalah berbagai macam permasalahan terkaitPendidikan mulai bermunculan.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Pendidikan asal katanyaberawal dari "didik" yang berarti "Proses" kemudian ditambah imbuhan Pen danKan, maka dari itu Pendidikan bisa diartikan sebagai sebuah Proses pengubahan
sikap dan perilaku seseorang atau kelompok melalui proses belajar. 

Menurutbahasa, pendidikan berasal dari bahasa Yunani yaitu " pedagogik" yang berasal darikata "pais" yang berarti anak dan "again" berarti bimbingan, jadi pedagogik adalahbimbingan yang diberikan pada anak. Dalam Bahasa Inggris, pendidikan dapatditerjemahkan dengan "Education" dimana kata ini berasal dari bahasa Yunaniyaitu "Educare" yang artinya membawa keluar apa saja yang tersimpan, maka dariitu Pendidikan bisa diartikan dengan proses penggalian berbagai ragam potensi.

yang terdapat dalam jiwa dan pemikiran setiap anak, guna menumbuhkan danmengembangkan.Tokoh pendidikan yang sangat dikenal di Indonesia adalah Ki HajarDewantara. Ki Hajar Dewantara adalah pelopor berdirinya Taman Siswa. Ki HajarDewantara menggolongkan lingkungan pendidikan ini menjadi 3 macam yaitu,lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan terakhir lingkungan masyarakat.

Akan tetapi, keluarga masih merupakan lingkungan utama yang dapat membantumendukung proses pendidikan pada diri seorang anak. Pada bagian inilah, orangtuadi tuntut untuk bisa mengambil peran dengan baik menjadi contoh dan selalu
mengawasi anak-anaknya, terutama peran seorang ibu. 

Dalam Islam, sering kitamendengar ungkapan "Al umma madrosatu U'la" yang artinya Ibu adalah madrasahpertama bagi anak-anaknya, dan hal ini merupakan benar adanya. Seorang anakakan banyak belajar dari ibunya, maka dari itu sebagai seorang perempuan, dancalon ibu kita harus mempersiapkan bekal ilmu pengetahuan yang cukup danmatang untuk nantinya kita bisa bagikan ilmu tersebut kepada anak kita, 

sehinggamereka bisa mendapat ilmu yang baik dengan perkembangan yang baik juga.

Namun tanggung jawab untuk mendidik seorang anak tidak sepenuhnyadibebankan kepada keluarga atau orangtua saja, akan tetapi setiap orang memilikikewajiban untuk memberikan pendidikan atau ajaran baik untuk seorang anak.
 Hal inilah yang menjadi fokus pemerintah dalam meningkatkan Pendidikan di Indonesia menuju "Indonesia Emas".
   
 
B. PEMBAHASAN
 Sebagaimana yang sudah kita ketahui bahwasanya Pendidikan di Indonesia semakin hari semakin memburuk hal ini dikarenakan banyaknya faktor yang menjadi pemicu memburuknya Pendidikan di Indonesia. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya hal tersebut diantaranya adalah ekonomi, 

Asumsi Masyarakat tentang pendidikan itu sendiri, dan Fasilitas yang tersedia di Lembaga Pendidikan yang kurang memadai. Akan tetapi,  pemerintah sudah mulai membenahi permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan melalui sebuah program yang bernama *Sustainable development Goals* (SDGs) dimana salah satu rencana kerja paling besar dalam program tersebut adalah Quality Education atau Kualitas Pendidikan.

Lagi dan lagi masalah pendidikan di Indonesia merupakan salah satu permasalahan serius yang perlu adanya tindakan lebih lanjut dalam penanganan nya. Hal ini di upayakan untuk mendukung cita cita bangsa Indonesia menjadi "Indonesia Emas" yang merupakan cita-cita bangsa Indonesia dari masa ke masa.  

  Jika membicarakan masalah pendidikan faktor pertama yang paling tersentuh dengan permasalahan ini adalah Ekonomi. Benar, tidak bisa dipungkiri Ekonomi masih menjadi salah satu permasalahan yang menghambat Masyarakat untuk mengenyam pendidikan sehingga sampai saat ini kita masih sering menjumpai Masyarakat yang tidak mempunyai ekonomi lebih terpaksa putus sekolah, 

sehingga hal inilah yang menambah dampak buruk bagi Indonesia dimana sesuai dengan Laporan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menunjukkan, ada 75.303 orang anak yang putus sekolah pada 2021. 

Jumlah anak yang putus sekolah di tingkat sekolah dasar (SD) merupakan yang tertinggi sebanyak 38.716 orang Kemudian, jumlah anak putus sekolah di tingkat sekolah menengah pertama (SMP) yakni sebanyak 15.042 orang. Jumlah ini naik 32,20% Sementara itu, sebanyak 10.022 orang anak putus sekolah di tingkat sekolah menengah atas (SMA).

 Sehingga dengan secara otomatis peristiwa ini menambah panjang angka buta huruf di Indonesia. Kemudian melalui program Sustainable development Goals (SDGs) di tempatkan pada Tujuan pertama yaitu mengentaskan Kemiskinan dalam bidang apapun dan dimanapun mulai di jalankan.

Dengan adanya Program SDGs ini diharapkan pada tahun 2030  Tingkat kemiskinan permasalahan ekonomi di Indonesia bisa berkurang dengan cara memberikan fasilitas Lapangan pekerjaan dan menekan angka pengangguran sehingga anak-anak usia sekolah masih bisa bersekolah sesuai dengan anjuran pemerintah yaitu 12 Tahun Sekolah tanpa dibebankan dengan beban Ekonomi keluarga hal ini dapat mengurangi angka putus sekolah dan buta huruf di Indonesia. 

Hal ini juga sejalan dengan amanat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada Alinea ke-4 yang berbunyi "Mencerdaskan kehidupan Bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia" sehingga dengan perlahan Cita-cita bangsa Indonesia menuju "Indonesia Emas" dapat terwujud tanpa adanya Tekanan dan permasalahan Ekonomi dari Bidang apapun termasuk pendidikan.

  Kemudian salah satu tantangan pendidikan di Indonesia yang dinilai cukup Klise adalah adanya asumsi bahwa "Perempuan tidak harus Mendapat pendidikan yang lebih tinggi dari Laki-laki" asumsi ini tanpa disadari masih beredar luas di Masyarakat dan bahkan tanpa kita sadari mungkin salah satu dari kita masih mempercayai hal ini.

Tidak jarang sering kita jumpai banyak sekali perempuan cerdas diluar sana yang tidak bisa mendapatkan pendidikan yang lebih hanya karena dia adalah seorang perempuan, hal ini dikarenakan di lingkungannya masih menganut Kalimat Klise tersebut. 

Padahal, Pendidikan adalah milik siapa saja yang menginginkan nya, tanpa melibatkan dia laki-laki ataupun perempuan. Justru perempuan lah yang seharusnya mendapat pendidikan yang lebih dikarenakan Perempuan nantinya akan menjadi Sekolah pertama bagi anak-anaknya dia yang akan mengajarkan banyak hal untuk anaknya sehingga untuk membekalinya perempuan haruslah mendapatkan Pendidikan yang lebih. 

Dengan inilah Pemerintah Indonesia mulai menggaungkan kesamaan hak antara Laki-laki  Salah satu tujuan utama dalam program Sustainable development Goals (SDGs) adalah mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sehingga diharapkan pada tahun 2030 sudah tidak ada lagi perbedaan ataupun kesenjangan antara hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan utamanya dalam bidang pendidikan.

 Dan pada saat ini kita bisa merasakan sendiri dimana sistem kesetaraan gender laki-laki dan perempuan sudah mulai bisa dirasakan, sudah tidak ada lagi pengecualian untuk perempuan semua sudah diperlakukan sama. 

Perempuan sudah mulai mendapatkan hak yang sama baik itu dalam pendidikan, Pemerintah, bisnis dan Bidang lainnya sebagai contoh Presiden Indonesia yang Ke-4 Megawati Soekarnoputri merupakan gambaran nyata dari kesetaraan gender di Indonesia. Sehingga dengan inilah diharapkan bisa terjadi sinergi antara Laki-laki dan perempuan dalam Mewujudkan Cita-cita "Indonesia Emas".

 Dan yang terakhir Permasalah yang paling banyak terjadi ditengah roda pendidikan di Indonesia adalah Rendahnya kualitas Sarana dan Prasarana di berbagai lembaga pendidikan yang ada di Indonesia. Salah satu hal yang mempengaruhi Kualitas Pendidikan di Indonesia adalah bagaimana Kualitas 

Sarana dan prasarana nya, dimana saran dan prasarana tersebut nantinya akan dijadikan sebagai alat untuk menunjang proses pembelajaran dan mendukung pengembangan minat dan bakat siswa. Perbedaan kualitas Sarana Pendidikan di Indonesia terlihat jelas ketika kita membandingkan antara sarana Sekolah Negeri dan Sekolah swasta atau internasional. 

Sarana di sekolah internasional terbilang sangat memadai dengan kualitas yang sangat baik, sehingga dengan itu anak- anak yang disekolahkan di sekolah Swasta internasional biasanya memiliki kesempatan untuk mengembangkan bakatnya dengan dukungan fasilitas yang ada di sekolah seperti Les Bahasa, Ruang Musik, dll. 

Sedangkan bisa kita rasakan sendiri bagaimana kualitas Sarana Pendidikan di Sekolah Negeri dimana, sarana yang disediakan terbilang belum cukup menunjang sehingga anak-anak akan Sedikit kesulitan dalam mengembangkan bakat dan minatnya. Lagi dan lagi hal ini menyebabkan permasalahan pendidikan di Indonesia, 

maka dari itu Jaminan akan kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat  untuk semua kalangan sesuai dengan Tujuan dari program Sustainable development Goals (SDGs) benar benar diperhatikan.

Sehingga diharapkan pada tahun 2030 sudah tidak ada lagi kesenjangan kualitas pendidikan utamanya dalam hal sarana dan prasarana antara Sekolah Negeri dan Sekolah Swasta Internasional.

Kemudian nantinya Semua siswa dapat mengembangkan kreativitas, Bakat dan Minatnya dengan maksimal tanpa adanya keterbatasan sarana dan prasarana. Dan diharapkan pula pemerintah dalam hal ini lebih meningkatkan kembali perhatian nya kepada sekolah-sekolah yang ada di pelosok daerah agar kesenjangan sarana dan prasarana tidak terjadi sehingga cita-cita bangsa Indonesia "Indonesia Emas" dapat segera diwujudkan.

 Pada program Sustainable development Goals (SDGs) setidaknya kurang lebih terdapat 1 Point yang memfokuskan pada Bidang Pendidikan secara keseluruhan, yaitu pada tujuan Penjaminan kualitas pendidikan yang inklusif serta merata dan meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua kalangan.

 Sehingga dengan adanya program Indonesia berkelanjutan ini Pendidikan di Indonesia bisa di benahi, sehingga Cita-cita bangsa Indonesia menuju "Indonesia Emas" pada tahun 2030 bisa terwujud" .

C. PENUTUP
  Pendidikan di Indonesia bisa maju dan berkualitas dikarenakan adanya sinergi antara masyarakat dan Pemerintahan. Keduanya harus saling mendukung dan membantu dalam mensukseskan program yang dibuat.

Masyarakat juga harus sadar akan pentingnya pendidikan bagi kehidupannya di masa yang akan datang, mengingat kita sudah mulai berada di zaman yang serba canggih dan memerlukan pendidikan untuk mempelajari nya.

  Pendidikan merupakan hal utama yang perlu kita miliki, demi terwujudnya manusia yang cerdas menuju Indonesia Emas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun