Mohon tunggu...
Husnulkatim
Husnulkatim Mohon Tunggu... Guru - Masih belajar

Pelajar Ilmu Falak, senang menggurat kata dan masih belajar. Moga manfaat!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku, Kau, Ah

7 November 2017   14:03 Diperbarui: 7 November 2017   14:16 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau tolak

Aku sesak

Kau hadang

Aku berang

Kau benci

Aku mengerti

Meski kata katamu bening

Tapi dadaku terlanjur merinding

Meski ujaranmu berbunga cantik

Entah mengapa aku terusik

Di depan meja

Pernahkah kita bercakap tatap muka

Kau seolah paham aku

Mengenalku hingga mengira telah menguliti profilku

Bolehlah kau tidak sadar lebat Surai daguku

Aku heran, kotor hatiku engkau tahu

Muasal kita tidak berbeda

Ciptaku, ciptamu, sama

Engkau melagukan ku 

Di depan ribuan pasang mata

Untuk kemudian melirikku sadis

Sebenarnya, aku sudah heran dari dulu

Kemana makhluk bernama toleran 

Padahal kemarin kulihat kau bawa jajakan ia pada pucuk hidung tetanggaku, 

Berlainan rahim, selalu sedia belati belakang punggungnya,

Tak kau lihat, karena ditabiri lengkung sabit antara dua pipi menyambutmu depan teras

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun