Mohon tunggu...
Husnul Khatimah
Husnul Khatimah Mohon Tunggu... Guru - inclusive enthusiast

pegiat dan praktisi pendidikan inklusif dan penanganan anak spesial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru, Sosok yang Harus Digugu dan Ditiru, Meski Tantangan Tak Selalu Mudah

8 September 2024   05:45 Diperbarui: 8 September 2024   06:09 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Saat guru dihormati, ilmunya mengalir; saat guru ditiru, karakternya menginspirasi." (Desain Pribadi)

"Guru sejati adalah mereka yang berani berdiri untuk kebenaran, di dalam dan di luar kelas."

Null-Red. Guru. Kata ini sering diartikan sebagai "digugu dan ditiru." Sosok yang tidak hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga menjadi teladan bagi murid-muridnya. Tugas ini tentu saja tidak mudah. Sebagai pendidik, guru diharapkan tidak hanya mengajar di depan kelas, tetapi juga menegakkan nilai-nilai moral dan disiplin, baik bagi murid maupun dirinya sendiri.

Mengapa Guru Harus "Digugu dan Ditiru"?

Sejak dulu, guru dipandang sebagai sosok yang penuh wibawa, diikuti perkataannya, dan dicontoh sikapnya. Guru adalah orang yang mampu menginspirasi murid-muridnya untuk berpikir lebih kritis, bersikap lebih santun, dan bertindak lebih bijak. Namun, tugas ini tidaklah semudah yang dibayangkan.

Tidak jarang guru dihadapkan pada situasi yang menantang di luar ruang kelas, yang menuntut mereka untuk tetap teguh pada prinsip "digugu dan ditiru." Tantangan ini bisa datang dari mana saja---dari lingkungan sekolah, masyarakat, atau bahkan dari rekan kerja sendiri.

Ketika Guru Menjadi Teladan, Tantangan Bisa Muncul dari Mana Saja

Belum lama ini, sebuah kejadian menghebohkan di Kalimantan Selatan menyoroti tantangan yang dihadapi seorang guru dalam menjalankan perannya. Dalam sebuah rapat, seorang guru dengan berani menegur atasannya, Kadisdik, yang merokok di dalam ruangan. Sang guru mengingatkan bahwa merokok di dalam ruangan melanggar aturan dan bisa merugikan kesehatan semua orang yang ada di ruangan tersebut.

Namun, alih-alih mendapat dukungan, guru tersebut justru diusir dari rapat. Kejadian ini kemudian menjadi viral di media sosial dan menuai beragam reaksi dari masyarakat. Banyak yang mengapresiasi keberanian sang guru, sementara yang lain mempertanyakan mengapa teguran yang benar justru berakhir dengan pengusiran.

Mengajarkan Kebenaran Tak Selalu Diterima dengan Mudah

Kisah ini menggambarkan bahwa menjadi seorang guru yang benar-benar "digugu dan ditiru" tidak selalu mudah. Teguran yang diberikan oleh guru tersebut mungkin dimaksudkan untuk menjaga tata tertib dan kesehatan, namun keberaniannya justru menjadi sebuah ujian besar. Meski demikian, bukankah itulah sejatinya tugas seorang guru? Untuk mengajarkan hal yang benar, bahkan ketika hal tersebut mungkin tidak disukai oleh banyak orang?

Bagi sebagian besar masyarakat, guru adalah sosok yang dihormati. Mereka tidak hanya menjadi contoh di sekolah, tetapi juga di komunitas tempat mereka tinggal. Saat guru mengajarkan tentang disiplin, ketaatan pada aturan, dan pentingnya menjaga kesehatan, mereka juga menjalankan tanggung jawab besar untuk menunjukkan sikap tersebut di mana saja, termasuk di luar kelas.

Menjadi Guru Sejati di Segala Situasi

Dari kasus ini, kita belajar bahwa menjadi guru tidak hanya soal mengajar di kelas. Guru harus konsisten dalam menerapkan nilai-nilai yang mereka ajarkan, di mana pun mereka berada. Bahkan ketika dihadapkan pada situasi yang tidak mudah, seperti menegur seorang atasan, mereka tetap harus berdiri tegak dengan prinsip yang mereka yakini.

Guru adalah pilar penting dalam membentuk karakter generasi mendatang. Ketika seorang guru berani menyuarakan kebenaran, itu berarti dia sedang mendidik murid-muridnya melalui tindakan nyata. Mereka menunjukkan bahwa berbuat benar adalah hal yang utama, meskipun kadang harus menghadapi konsekuensi yang tidak menyenangkan.

 Apresiasi untuk Guru yang Berani dan Tegas

Kita patut mengapresiasi guru yang tetap teguh pada prinsip, bahkan ketika situasinya menantang. Menjadi guru sejati berarti bersedia mengambil risiko untuk melakukan hal yang benar, meski mungkin tidak mendapat dukungan dari semua pihak. Guru yang "digugu dan ditiru" adalah mereka yang berani memberikan teladan nyata, baik di dalam maupun di luar kelas.

Mari kita terus mendukung para guru kita untuk terus berdiri di atas prinsip, mengajarkan nilai-nilai kebaikan, dan menjadi contoh yang bisa ditiru oleh murid-murid mereka, kapan pun dan di mana pun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun