Mohon tunggu...
Husni Mubarok Addakhil
Husni Mubarok Addakhil Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menulis adalah pekerjaan keabadian

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Narasi Agama di Pilkada, Kata-kata atau Kerja Nyata

9 September 2020   16:11 Diperbarui: 9 September 2020   16:18 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kiprah lembaga pendidikan pesantren di Tasikmalaya sangat sukses menyebarkan agama islam dengan sebaran alumninya di berbagai daerah dan bidang yang menjadikan masyarakat Tasikmalaya dikenal sebagai masyarakat religius sehingga banyak cerita perantau asal Tasikmalaya yang dipercaya menjadi Imam masjid, memimpin doa, memimpin tahlilan dan ritual keagamaan lainnya dengan hanya pertimbangan daerah yaitu asal Tasikmalaya.

Situasi ini menjadi peluang besar untuk memunculkan narasi agama dalam setiap pemilu baik legislatif maupun eksekutifnya, namun yang terjadi narasi ini tidak dieksekusi dengan baik dan berakhir pada baliho maupun simbol simbol.

Salah satu contoh yang terjadi adalah tugu lam alif dengan indah berdiri di depan kantor bupati kebanggaan warga Tasikmalaya, tugu ini memiliki arti La ilaha illalloh, La maujuda Illalloh dan Laa Ma'buda Illalloh, Laa Mathluba Illalloh. sebuah kalimat yang sangat luar biasa jika memang ini menjadi sebuah penghayatan dan dilaksanakan secara seksama oleh seluruh jajaran pemerintah dan rakyatnya

Tugu yang menjadi symbol dengan huruf Lam Alif () ini secara harfiyah memiliki arti Tidak secara bersamaan simbol ini tiidak mampu mengatakan tidak terhadap korupsi berjamaah yang dilakukan oleh pemerintahnya sendiri dan tidak mampu berbicara banyak terhadap praktik-praktik kotor lainnya.

Selain itu juga beberapa program keagamaan yang digawangi hanya berakhir pada baliho-baliho dan selogan tanpa terasa secara langsung oleh masyarakat sampai ke pelososok pedesaan yang sangat luas, saya merasa ketakutan simbol-simbol dan narasi agama ini hanya sebatas kata-kata yang tak berujung pada aksi nyata.

Tasikmalaya Harus Fokuskan Sektor Garapan

Kabupaten Banyuwangi dari ujung timur pulau jawa bertransformasi menjadi Kabupaten yang maju dan mampu mengukir berbagai prestasi dan menaikan pendapatan perkapita hingga 99 persen, menurunkan kemiskinan sampai 9 persen.

Kabupaten Banyuwangi ini hanya sebagai contoh Kabupaten kecil kemudian berubah menjadi luar biasa karena visi besar pemimpinnya serta memfokuskan garapannya pada suatu sektor dan sadar akan potensi yang dimilikinya serta mengambil tindakan tindakan tepat.

Ketika berbicara Tasikmalaya rasanya kita belum merasakan dan belum mempunyai sebuah prestasi yang layak dibanggakan serta sektor apa yang menjadi dobrakan baru untuk maju bahkan ketika menyaksikan pelosok tasik kita dipaksa untuk mengheningkan cipta.

Pedesaan Tasikmalaya pun dihuni anak-anak dan perempuan dengan menyisakan sedikit kaum laki-laki, kegiatan kepemudaan di desa ramai hanya ketika masa libur atau lebaran hal ini terjadi karena di Tasikmalaya sangat minim pekerjaan dan memaksa warganya hijrah ke kota besar.

Untuk sebagian daerah mungkin saya menyarankan warga Tasikmalaya untuk tidak menjual telur karena dijamin merugi sebab jalanan yang dilalui tidak stabil dan sangat jauh dari kata layak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun