Mohon tunggu...
Husni Anwar
Husni Anwar Mohon Tunggu... Guru - Guru matematika di SMKN 1 Sungai Rumbai Kabupaten Dharmasraya

Penulis adalah seorang guru matematika, Istri dari seorang Pendamping Desa di daerah perbatasan, Ia juga seorang ibu dari 3 orang anak. Penulis berdomisili di kecamatan Sungai Rumbai, perbatasan Propinsi Sumatera Barat dan Propinsi Jambi. Dengan segala problematikanya, penulis berharap mampu berkontribusi dalam dunia pendidikan, dalam rangka menambah kebermanfaatan dirinya di dunia pendidikan. Semoga menjadi amal jariyah, penyelamat di alam kekekalan. Aamiin Ya Rabbana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyoal Motivasi Kerja Kita

30 Juni 2021   07:25 Diperbarui: 30 Juni 2021   07:34 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam adalah agama fitrah. Ajarannya sesuai dengan kebutuhan manusia.  Diantaranya adalah kebutuhan fisik. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan fisik itu adalah dengan bekerja. Menjadi seorang pendidik adalah sebuah profesi yang berhubungan dengan pekerjaan mengajarkan sesuatu. Ketika seorang pendidik mengajar, berarti dia melakukan sebuah usaha atau kerja dalam rangka meraih apa yang diinginkannya. Secara umum tujuan dan motivasi kita bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan kita dan orang-orang yang menjadi tanggungan. Namun apakah hanya sampai disana motivasi dan tujuan kerja kita?

Motivasi adalah daya dorong yang menjadikan seseorang untuk berbuat. Motivasi mengajar bagi seorang pendidik adalah daya dorong atau kekuatan dari dalam diri seorang pendidik untuk melakukan kegiatan mengajar. Motivasi pendidik ini tentu saja tidak sama. Setiap pendidik atau guru pasti memiliki motivasi tersendiri. Mengapa ia mau mengajar? mengapa ia mau bersusah payah berusaha supaya ilmu yang dimilikinya bisa sampai kepada peserta didik? Padahal untuk tujuan itu, tidak jarang pendidik menghadapi banyak ujian, kerja keras dan tekanan batin yang tidak mudah. Motivasilah yang menjadikan pendidik tersebut mau melakukan hal itu.

Banyak teori yang membahas mengenai motivasi kerja. Namun yang menjadi bahasan penulis kali ini adalah motivasi kerja kita sebagai seorang guru dalam pandangan Islam. Merujuk kepada Al quran Surat At Taubah ayat 105. Yang Artinya " Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga RasulNya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberikanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan,"

Menurut kemenag RI, tafsir ayat ini adalah bahwa Allah telah memerintahkan RasulNya, supaya Beliau menyampaikan kepada kaum Muslimin bahwa apabila mereka melakukan amal-amal sholeh maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin lainnya akan melihat dan menilai amal-amal tersebut. Allah akan melihat ama-amal yang mereka lakukan, sehingga mereka akan semakin dekat kepada Allah. Rasulullah dan kaum Muslimin akan melihat amal-amal kebajikan itu, sehingga merekapun akan mengikuti dan mencontohnya. Janji Allah bahwa Dia akan memberikan pahala yang berlipat ganda bagi mereka yang menjadi panutan, tanpa mengurangi pahala mereka yang mencontoh.

Seorang Muslim akan menjadi saksi dihadapan Allah pada hari pembalasan mengenai iman dan amalan sesama kaum Muslimin. Persaksian tersebut berlandaskan pada penglihatan mata kepala sendiri yang merupakan persaksian yang lebih kuat dan sangat dapat dipercaya. Sebagaimana kita ketahui bahwa pada saat hari pembalasan kelak, semua organ tubuh kita akan bicara mengenai perbuatan kita dan persaksiannya terhadap orang lain. persaksian tersebut tidak dapat dibuat-buat dan direkayasa. Semua mata, telinga, lisan dan organ lainnya akan bicara mempersaksikan amalan-amalan kita.

Tafsir Al Misbah mengatakan bahwa ayat ini menjelaskan bahwa mereka akan menimbangnya dengan timbangan keimanan dan bersaksi dengan perbuatan-perbuatan, kemudian setelah mati, kalian akan dikembalikan kepada yana Maha Mengetahui lahir dan batin kalian, lalu mengganjar dengan perbuatan-perbuatan kalian setelah Dia memberitahu kalian segala hal yang kecil dan besar dari perbuatan kalian itu. Dapat dikatakan bahwa Allah akan memberikan balasan sesuai dengan perbuatan yang sudah kita lakukan pada saat kehidupan di dunia dan juga imbalan di akhirat kelak.

Al-Quran surat At-Taubah ayat 105 tersebut secara langsung menjelaskan bahwa setiap pekerjaan yang kita lakukan pasti ada artinya dihadapan Allah dan pasti akan dibalas oleh Allah. Kendatipun orang-orang di sekitar kita tiada yang peduli. Jika kita kaitkan dengan tugas kita sebagai seorang pendidik, semestinyalah kita menjadikan ayat Al Quran ini sebagai salah satu motivasi kita dalam bekerja mendidik generasi penerus. Sudah sepantasnya Ayat ini kita jadikan penggerak dan pendorong kita dalam melakukan tugas mulia sebagai guru. Meskipun imbalan-imbalan keduniawian belum dirasa cukup.

Dengan menjadikan ayat ini sebagai motivasi, maka kita akan selalu bersemangat untuk melakukan yang terbaik dalam tugas kita.  Karena harapan yang kita gantungkan adalah harapan kepada zat yang Maha Kaya, yaitu Allah SWT. Dengan kemuliaan dan kebesaranNya. Harapan kita tentu saja tidak akan berakhir kecewa. Meskipun secara kasat mata dan seketika belum akan terwujud, namun di lain waktu di lain kondisi pasti akan Allah kabulkan. Seberapa sabar kita dalam meminta dan berharap kepadaNya. Hal ini diperkuat oelh kalimat di akhir ayat " lalu diberikanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan,". Ini adalah penegasan dari Allah, bahwa apa-apa yang sudah kita kerjakan akan Allah kembalikan kepada kita, pelakunya.

Pekerjaan mulia seorang guru, tentu saja bermanfaat bagi peserta didiknya. Mengantarkan peserta didik kepada gerbang kesuksesan. Membantu mereka meraih cita-cita yang diimpikan. Ini bukanlah hal yang sepele, yang dapat dikesampingkan. Justru ini adalah sebentuk tugas mulia, bagi seorang guru, membimbing peserta didik menjadi manusia seutuhnya, penerus peradaban, terkhusus generasi Islam, seorang guru membina generasi untuk tetap menjadikan Islam itu tetap tegak di permukaan bumi. Dan kalimat Laa ilaaha illaah tetap berkumandang di setiap jengkal hamparan bumi. Maka tidak ada yang lebih pantas dari motivasi kerja kita, selain motivasi hanya berharap ridha dan keberkahan dari Allah. Lambat maupun cepat, sekarang ataupun nanti, janji Allah pasti akan ditepati.

Berbeda jika kita menggantungkan harapan kepada manusia. Dalam artian jika motivasi kerja kita adalah untuk mendapatkan materi, jabatan, pujian, prestise dari manusia, maka peluang kekecewaan pasti ada. Karena dengan segala kekurangan yang dimiliki oleh manusia, bisa jadi harapan yang kita gantungkan tidak bisa diwujudkan oleh manusia tersebut.

Namun tidak dapat dipungkiri sebagai manusia yang dhaif, kadang motivasi kerja kita memanglah karena mengharapkan materi dan hal-hal keduniawian. Hal ini tidak lain tidak bukan adalah karena hidup kita memerlukan itu. Ada kebutuhan-kebutuhan, tanggungan-tanggungan yang harus kita penuhi untuk keberlangsungan hidup. Adalah hal yang wajar ketika bekerja, kita mendapatkan hasil berupa materi. Tidak salah dalam bekerja kita memperhitungkan penghasilan. Tinggal bagaimana kita mengelola hati dan niat kita. Bahwa materi bukanlah hal utama. Dalam artian, ada ataupun tidak ada materi yang diberikan, kerja kita tidak akan berbeda. Kita akan tetap mencurahkan segala potensi yang kita miliki untuk melaksanakan tugas sebagai seorang pendidik, sebagai murabbi bagi generasi. Sehingga tujuan yang kita inginkan sebagai pendidik terwujud.

Dalam sebuah Hadist Rasulullah juga mengatakan

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Khathab berkata: Aku mendengar Rosululloh bersabda, "Semua amal perbuatan tergantung niatnya dan setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang ia niatkan. Barangsiapa berhijroh karena Alloh dan Rosul-Nya maka hijrohnya untuk Alloh dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa berhijroh karena dunia yang ia cari atau wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrohnya untuk apa yang ia tuju." (Diriwayatkan oleh dua ahli hadits: Abu Abdulloh Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari dan Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairy an-Naisaburi, dalam kedua kitab sahihnya, yang merupakan kitab hadits paling shohih)

Hadist ini menjelaskan bahwa, setiap perbuatan yang kita lakukan adalah bergantung kepada niatnya, dan hasil yang kita dapatkan juga akan sesuai dengan niat tersebut. Jika dihubungkan dengan motivasi kerja atau motivasi mengajar kita sebagai seorang guru, tentu hal ini akan sangat berguna. Hadist ini akan sangat bagus untuk di jadikan dasar dalam melaksanakan tugas kita dalam mendidik. Tiada yang lebih pantas kita niatkan selain niat ikhlas karena Allah. Niat untuk mencari keridhaan dari pada Allah. Niat hanya mengharapkan balasan dari Allah. Adapun balasan berupa materi dan penghargaan dari manusia, itu hanyalah bonus dari Allah. Bisa dikatakan imbalan materi yang kita dapat adalah sebentuk balasan dari Allah secara langsung kepada kita, atas usaha dan kerja kita dalam mendidik. Satu hal yang harus diingat kembali bahwa, kerja-kerja yang kita lakukan jika tidak diniatkan karena Allah, maka akan bernilai sia-sia dihadapanNya. Meskipun kerja yang kita lakukan sudah menghasilkan prestasi yang maksimal dihadapan manusia.

Motivasi dan niat adalah dua hal yang sangat penting dalam pekerjaan kita sebagai seorang pendidik. Seorang pendidik muslim atau mu'allim, kita haruslah memperhatikan ini dengan sungguh-sungguh. Hasil akhir dari kerja-kerja kita tergantung kepada kedua hal ini. Jika saat ini motivasi dan niat kita belum berorientasi kepada tujuan ukhrawi, belumlah terlambat untuk memperbaikinya. Mari kita tata dan perbarui kembali motivasi dan niat kerja kita, sehingga di akhir nanti kita tidak menjadi pendidik yang merugi dan sia-sia. Apalagi profesi kita sebagai pendidik memiliki peluang investasi akhirat yang sangat besar. Yaitu sebagaimana Hadist Rasulullah yang mengatakan bahwa salah satu amalan yang tidak akan terputus pahalanya adalah, ilmu yang bermanfaat. Sampai saat kesempatan hidup kita berakhirpun, kita masih akan menerima limpahan amal dari profesi sebagai pendidik ini. Karenanya mari kita kembalikan lagi motivasi dan niat kita kepada relnya. Tempatkan lagi pada posisinya, bahwa niat, tujuan, dan motivasi kita adalah semata-mata karena Allah ta'ala.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun