Mohon tunggu...
Husni Mubarak
Husni Mubarak Mohon Tunggu... -

Jangan remehkan hal-hal kecil. Sebab seringkali bisa menyelamatkan kita semua.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akal Sehat Pilih Jokowi-JK

6 Juni 2014   18:38 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:01 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

**********
Terlalu banyak Orang Bermasalah dalam Satu Perahu

Ini bukan soal Pak PS semata, meski (mohon maaf) saya tidak suka dengan cara beliau berorasi yang terkesan sangat agresif tetapi itu tidak serta merta membuat saya tidak ingin memilihnya. Saya mencoba berpikir positif bahwa itu adalah strategi sesaat untuk membangun citra pemimpin yang kuat. saya tidak mengapresiasinya tetapi saya bisa memahaminya.

Pilihan saya pada Pak PS mulai bergeser sedikit ketika proses berkoalisi dimulai. Pak JKW dengan penuh percaya diri membangun citra tidak ingin berbagi kekuasaan (sekali lagi mesti belum tentu), sementara Pak PS malah mempertontonkan politik transaksional (Majalah Detik Edisi “Jodoh Prabowo”). Partai yang sempat merapat ke kubu Pak JKW dan terksesan ditolak, malah bergabung dengan kubu koalisi Pak PS dengan kesan kuat terjadi transaksi. Saya tidak yakin Pak JKW juga kelak tidak melakukan hal yang sama tetapi pendekatannya terhadap isu ini membuat saya merasa lebih nyaman. Yang membuat pendulum kian bergeser adalah hasil akhir dari proses berkoalisi, dimana pada kubu Pak PS berkumpul terlalu banyak orang – orang yang bermasalah dengan hukum, dengan finansial, dengan moral dan dengan SARA.

Saya sedikit berharap ketika Pak SDA ditetapkan sebagai tersangka, Pak PS akan menggunakan kasus ini untuk memperkuat citra anti korupsi. Saya ingin melihat citranya yang tegas terhadap isu korupsi tetapi saya harus kecewa ketika beliau menampilkan kesan mendukung koleganya dengan menyerang KPK . Saya tidak bisa membayangkan bagaimana pemerintahan Pak PS bisa efektif dalam menangani berbagai isu tentang korupsi, HAM dan SARA ketika banyak orang yang bermasalah dengan isu tersebut berada dalam barisan pendukung. Saya tidak yakin beliau bisa melepaskan diri dari sandera orang – orang bermasalah dalam mengambil kebijakannya. Saya tidak bilang tidak bisa tetapi pasti berbiaya sangat mahal. Tidak memilih Pak PS bagi saya adalah wujud keinginan untuk mencegah sebanyak mungkin orang – orang bermasalah berada dalam pemerintahan

**********
Seharusnya Pak PS bisa lebih baik

Tidak lupa saya mencermati apa yang dilakukan para Capres selama setidaknya 5-10 tahun terakhir. Pak PS menghabiskan waktu untuk mengurusi para petani sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), pedagang pasar sebagai Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), dan pencak silat sebagai Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Ada juga yang menambahkan prestasi Pak PS dalam bidang tertentuhttp://www.kaskus.co.id/thread/535b78d9cb07e7210a8b464b/prestasi-seorang-prabowo-subianto-silahkan-bandingkan-dengan-jokowi/

Dalam perspektif saya dengan latar belakang karir militer cemerlang (terlepas beliau diberhentikan dari TNI dengan segala isu kontroversialnya), pengalaman bisnis dengan skala lebih besar, dan dengan kemampuan finansial melimpah, Pak PS bisa berbuat jauh lebih banyak. Saya tidak menafikan keberhasilan Pak PS membangun dan membesarkan Gerindra. Menurut saya itu adalah maha karya terbesar beliau selama satu dasa warsa terakhir ini. Pencapaian Gerindra jauh melampaui partai lain yang dibesut koleganya sesama militer, sebut saja Hanura dan PKPI, meski masih kalah dibandingkan dengan PD dalam kurun waktu yang sama. Sayang sukses ini hanya dirasakan sekitar 12% pemilih Gerindra. Saya termasuk yang tidak cukup bisa merasakan bahkan untuk sekedar menabur rasa optimis.

Dengan kapasitas jauh lebih kecil, Pak JKW menelurkan karya yang bisa lebih dirasakan. Kartu Jakarta Pintar, Kartu Jakarta Sehat, Penataan waduk, Reformasi Birokrasi, untuk menyebut beberapa diantaranya. Banjir dan macet memang jauh dari tuntas, tetapi saya bisa merasakan beliau sedang bekerja menanganinya. Saya termasuk orang yang berpendapat beliau belum membuktikan apapun, tetapi saya juga tidak sepakat bila dia dianggap tidak berprestasi. Sekali – sekali sebelum Pilpres datanglah ke Waduk Pluit, maka akan terasa suasana yang jauh berbeda. Bagi saya yang kerap berurusan dengan kelurahan untuk urusan bisnia bisa merasakan perbedaan pelayanan. Dulu untuk sebuah surat harus menunggu beberapa hari lantaran pejabatnya sering tidak ada di tempat, sekarang hanya dibutuhkan kurang dari satu jam untuk pelayanan yang sama dengan ruang tunggu yang lebih nyaman

Pada posisi ini saya lebih merasakan karya Pak JKW, sehingga (mohon maaf Pak PS) saya lebih memilih beliau!

**********
Melawan SARA dengan Cara Sederhana

Pada awalnya saya tidak ingin menjadikan isu ini sebagai alasan memilih, tetapi kejadian di Sleman, Yogyakarta akhirnya memperkuat pilihan saya. Dengan alasan apapun, sebuah perbedaan tidak boleh diakhiri dengan kekerasan. Masih banyak cara beradab yang bisa ditempuh, setidaknya itulah keyakinan saya yang dibangun dari nilai – nilai keislaman saya. Saya melihat salah satu kegagalan pemerintahan Pak SBY adalah mengelola konflik horizontal bernuansa SARA. Celakanya para pendukung SBY yang gemar mengelola isu ini untuk kepentingan politiknya kini berada dalam barisan pendukung Pak PS. Saya bisa membayangkan wajah pemerintahan mendatang dalam mengelola isu tentang SARA, sehingga pilihan untuk tidak memilih Pak PS adalah cara saya yang paling sederhana untuk melawan SARA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun