Masa teknologi konvensional yang bersifat tradisional sudah beralih menjadi teknologi digital yang lebih masif. Hal ini ditandai dengan adanya fenomena media baru yaitu dengan berkembangnya berbagai teknologi dan media infomormasi seperti internet dan teknologi digital, terlebih adanya media sosial yang sudah menjadi budaya sebagian besar orang di seluruh penjuru dunia ini.
Maraknya perkembangan media sosial menyebabkan adanya perubahan kebiasaan ditengah-tengah masyarakat. Dengan kemudahannya untuk menjangkau banyak hal, menyediakan berbagai informasi, menghubungkan orang-orang dengan jarak ribuan kilometer sekalipun, membeli makanan hanya dengan melalui aplikasi, membeli berbagai barang dan kebutuhan hanya dengan mengoperasikan aplikasi belanja online yang terpasang pada perangkat digital, mengetahui kejadian yang sedang terjadi di negara lain, dan masih banyak lagi perubahan kebiasaan karena perkembangan media sosial ini. Beberapa dari banyak contoh tersebut bisa dilakukan asalkan kita memiliki kuota atau paket data yang bisa tersambung di jaringan internet pada perangkat keras yang kita miliki.
Semuanya terasa menyebar dengan cepat melalui media sosial. Dibalik segala kemudahan dan canggihnya media sosial, tanpa disadari menimbulkan dampak negatif bagi para penggunanya, salah satunya yaitu FOMO (Fear of Missing Out).
Apa itu FOMO?
FOMO (Fear of Missing Out) cenderung diartikan sebagai perasaan bahwa yang dilakukan orang lain lebih menyenangkan dan lebih baik daripada diri kita sendiri. Â Selain itu, suatu keadaan cemas dan takut ketika tertinggal berbagai hal dan informasi. Fenomena nyata ini semakin meningkat sejak munculnya sumber media sosial.
Fear of missing out ini secara tidak sadar akan berdampak kepada para pengguna media sosial, yang membedakan hanyalah kadarnya. Tidak sedikit pengguna yang merasakan hal ini secara berlebihan hingga akhirnya menimbulkan resiko besar untuk dirinya sendiri.
Menurut yang ditulis pada kanal verywell.com menjelaskan bahwa maraknya media sosial ini berpotensi mempercepat fenomena FOMO dengan menyediakan ruang untuk individu membandingkan kehidupan normalnya dengan "highlight" kehidupan orang lain yang sengaja ditunjukkan melalui media sosial. FOMO ini bisa dikorelasikan dengan social comparison atau membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Banyaknya orang yang membagikan kebahagiaannya, pencapaiannya, bahkan apa saja yang ia miliki melalui media sosial, cenderung membuat orang lain yang melihatnya akan membandingkan dirinya dengan orang lain. Ia akan merasa orang lain lebih baik dari dirinya. Bahkan selalu memikirkan segala kekurangannya. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial juga menjadi ajang untuk memamerkan berbagai hal disamping keefektifannya untuk mengakses banyak hal, seperti instagram, facebook, tiktok, dan lain-lain.
Pemicu FOMOÂ
Tren fashion, skincare, make up, barang-barang unik, informasi dari akun gosip, informasi berita terkini, konten-konten kreatif, postingan para selebriti yang bahagia, belum lagi postingan teman-teman yang sudah terlihat hidup dengan baik dan sukses dan masih banyak lagi yang dibagikan melalui media sosial.
Contoh diatas adalah sebagian kecil yang  bisa jadi pemicu terjadinya FOMO pada individu. Perasaan FOMO ini cenderung ingin menyamakan dirinya dengan lingkungan agar dapat diterima.