Mohon tunggu...
Husna Nadin Mayla Zulfa
Husna Nadin Mayla Zulfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - if u can't do what u love, love what u do

Life is Unstoppable Learning

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Hati-hati Jangan Jadi Bucin, Ini Dampak Negatif yang Perlu Diketahui

20 Maret 2021   12:48 Diperbarui: 21 Maret 2021   20:16 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bucin (Sumber: klikdokter.com)

Bucin adalah singkatan yang kerap kita kenal sebagai budak cinta. Kata 'budak' dalam bucin ini banyak orang yang menganggap sebagai makna negatif. Akan tetapi, kata 'budak' dalam hal ini dapat diartikan sebagai seseorang yang sedang merasakan jatuh cinta kepada pasangan lawan jenisnya. Biasanya orang yang sedang sedang menjadi budak cinta ini berada pada fase kasmaran yang sangat tergila-gila oleh pasangannya.

Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa akibat dari menjadi budak cinta dapat berdampak negatif bagi diri sendiri bahkan orang lain. Ada banyak hal l yang menyebabkan perilaku budak cinta ini menjadi fase yang negatif bagi keberlangsungan hidup setiap individu.

Sebenarnya, perilaku budak cinta ini yang bisa berdampak negatif maupun positif juga ada sangkut pautnya dengan kinerja biologis dalam tubuh kita, seperti penelitian yang dilakukan oleh Helen Fisher, seorang Biological Anthropologist. 

Ia melalukan scan otak pada 2.500 mahasiswanya dengan cara menunjukkan foto pasangan mereka dan foto orang biasa yang mereka kenal. 

Penelitiannya menunjukkan hasil bahwa saat melihat foto pasangan atau orang yang dicintai, kerja otak kita akan meningkatkan hormon dopamine atau kerap disebut sebagai Happy Hormone.

Hormon dopamin ini ialah senyawa kimia dan hormon dalam tubuh yang berhubungan dengan perasaan bahagia. Dijuluki sebagai happy hormone karena dapat mempengaruhi rasa senang yang sedang dirasakan seseorang. Hormon ini juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang menjadi lebih gencar dalam mencari tahu hal secara lebih mendalam.

Nah ketika jatuh cinta atau sedang bucin juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi otak untuk menghasilkan hormon dopamin ini. Namun, selain karena jatuh cinta, hormon ini dihasilkan ketika kita sedang melakukan hal-hal yang kita senangi, seperti scrool media sosial, maraton film, bermain games, dan lain sebagainya.

Ketika otak seseorang menghasilkan dopamin yang lebih, ia tentunya akan merasa senang, tetapi jika kemudian produksi hormon ini berkurang, maka akan menimbulkan perasaan tidak nyaman. Sebagai contoh seseorang bucin yang sedang jatuh cinta selalu ingin setiap waktu bertemu tatap muka secara langsung bersama pasangannya, karena ia merasa hal itu yang membuat ia senang.

Dapat dikatakan, perilaku sosok bucin yang berhubungan dengan biological things yaitu reaksi hormon dopamin tidak hanya berdampak positif bagi kelangsungan hidupnya, tetapi dampak negatif juga akan terjadi pada dirinya. Berikut faktor yang menjadikan fenomena 'bucin' bisa membahayakan diri sendiri

Menggantungkan Hidup Kita pada Pasangan
Tidak dapat dipungkiri bahwa jatuh cinta bukanlah hal yang salah jika disertai dengan cara mencintai yang benar. Menjadikan pasangan sebagai pusat kebahagiaan dan sebagai satu-satunya pembangkit mood atau "mood booster" merupakan hal yang kurang tepat. 

Jika pasangan adalah satu-satunya kebahagiaan dan suatu saat itu tidak terjadi karena mengalami suatu masalah atau bahkan berpisah, alhasil produksi dopamin menjadi berkurang dan sulit untuk menggantikan produksi hormone tersebut dengan hal lain karena kita menggantungkan kesenangan kita kepada pasangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun