Perkenalkan nama saya Asma Ul Husna, D4 Usaha Perjalanan Wisata dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti( STPT ). Saya adalah salah satu penerima Beasiswa Unggulan 2017 dari Kemdikbud.Â
Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi informasi mengenai salah satu tradisi makan masyarakat minangkabau yang sangat menarik untuk dibahas.
Makan bajamba adalah tradisi makan bersama di adat Minangkabau. tradisi ini dilakukan pada hari-hari besar keagamaan, upacara adat, ataupun acara keluarga sebagai bentuk kebersamaan dalam hidup bermasyarakat dan berkeluarga, makan bajamba juga memiliki filosofi lain yaiu untuk menyetarakan derajat., yang dalam petatah petitih minangkabau di ungkapkan "Duduak samo randah, Tagak samo tinggi".Â
Makan bajamba ini dilakukan di suatu ruangan besar yang lapang dan di alas Lapiak (tikar) sambil lesehan, pring-piring dan lauk pauknya disusun dari ujung ruangan sampai ke ujung ruangan lagi, semua masyarakat yang ikut di makan bajamba ini akan duduk berjejer dari ujung ke ujung ruangan dan menikmati sajian yang ada di depan mereka bersama-sama. Pada saat makan meski semua orang sama-sama duduk lesehan tetapi ada sedikit perbedaan dalam adab duduk antara Laki-laki dan perempuan, laki-laki duduk baselo (bersila) sedangkan perempuan duduk basimpuah (bersimpuh).
Jamba adalah dulang yang di dalamnya di susun piring-piring dengan lauk pauk di dalam piring itu masing-masing. setelah piring di dalam dulang di susun dengan berbagai macam lauk pauk dengan bentuk yang mengerucut ke atas, maka setelah itu dulang akan di tutup dengan kain khas minangkabau. setelah ditutup dengan kain inilah maka ia disebut Jamba. Jamba biasanya di bawa oleh induak-induak (Ibu-Ibu) yang berpakaian adat khat minangkabau menuju ketempat acara makan bajamba tersebut.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H