Mohon tunggu...
Asma UlHusna
Asma UlHusna Mohon Tunggu... Lainnya - prai phon

berasal dari padang, sumatera barat berkuliah di sekolah tinggi pariwisata trisakti, jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Tradisi Makan Bajamba Masyarakat Minangkabau

1 April 2021   08:30 Diperbarui: 1 April 2021   08:39 1695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kuntumchaira.wordpress.com/2018/09/12/makan-bajamba-makan-basamo/

Perkenalkan nama saya Asma Ul Husna, D4 Usaha Perjalanan Wisata dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti( STPT ). Saya adalah salah satu penerima Beasiswa Unggulan 2017 dari Kemdikbud. 

Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi informasi mengenai salah satu tradisi makan masyarakat minangkabau yang sangat menarik untuk dibahas.

Makan bajamba adalah tradisi makan bersama di adat Minangkabau. tradisi ini dilakukan pada hari-hari besar keagamaan, upacara adat, ataupun acara keluarga sebagai bentuk kebersamaan dalam hidup bermasyarakat dan berkeluarga, makan bajamba juga memiliki filosofi lain yaiu untuk menyetarakan derajat., yang dalam petatah petitih minangkabau di ungkapkan "Duduak samo randah, Tagak samo tinggi". 

Makan bajamba ini dilakukan di suatu ruangan besar yang lapang dan di alas Lapiak (tikar) sambil lesehan, pring-piring dan lauk pauknya disusun dari ujung ruangan sampai ke ujung ruangan lagi, semua masyarakat yang ikut di makan bajamba ini akan duduk berjejer dari ujung ke ujung ruangan dan menikmati sajian yang ada di depan mereka bersama-sama. Pada saat makan meski semua orang sama-sama duduk lesehan tetapi ada sedikit perbedaan dalam adab duduk antara Laki-laki dan perempuan, laki-laki duduk baselo (bersila) sedangkan perempuan duduk basimpuah (bersimpuh).

Jamba adalah dulang yang di dalamnya di susun piring-piring dengan lauk pauk di dalam piring itu masing-masing. setelah piring di dalam dulang di susun dengan berbagai macam lauk pauk dengan bentuk yang mengerucut ke atas, maka setelah itu dulang akan di tutup dengan kain khas minangkabau. setelah ditutup dengan kain inilah maka ia disebut Jamba. Jamba biasanya di bawa oleh induak-induak (Ibu-Ibu) yang berpakaian adat khat minangkabau menuju ketempat acara makan bajamba tersebut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun