Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Filosofi "Sportivitas" dan "Fair Play" dalam Mengungkap Tragedi Kanjuruhan

7 Oktober 2022   17:21 Diperbarui: 8 Oktober 2022   01:15 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : www.whatsthefoot.com/ kompasiana.com

Semestinya, melihat korban yang begitu banyak dan menjadi perhatian dunia mestinya tragedi ini menjadi extraordinary sehingga secara struktural semuanya bertanggungjawab.

Kemudian, sebelumnya memang, melalui petisi agar ketua umum PSSI mundur sudah menembus 11 juta lebih. Artinya, banyak yang mengharap Ketua umum PSSI sebagai tanggungjawab atas terjadinya tragedi dalam dunia sepakbola Indonesia.

Sepak bola adalah bagian dari olah raga. Semua insan olah raga pasti tahu dan mengerti tentang filosofi dalam olah raga yaitu menjunjung tinggi nilai "Sportivitas". 

sumber foto : www.whatsthefoot.com/ kompasiana.com
sumber foto : www.whatsthefoot.com/ kompasiana.com

Begitu pula filosofi dalam dunia sepak bola yaitu "Fair Play". Setiap memulainya pertandingan sepak bola pasti terlebih dahalu dibentang bendera fair play tersebut.

Menurut hemat Saya, memahami serta menerapkan filosofi tersebut bukan hanya diperuntukkan kepada para atlet olah raga saja. 

Tetapi lebih dari itu semua yang terlibat, termasuk pengurus olah raga sampai penonton olah raga harus menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas dan juga fair play.

Bila dikaitkan dengan Tragedi Kanjuruhan semesti nilai-nilai Sportivitas dan Fair Play harus dikedepankan dan dijunjung tinggi. 

Tidak terkecuali, mereka yang terlibat dalam pergelaran yang menyebabkan kerusuhan mulai dari panitia pelaksana (panpel) sampai kepada federasi harus sportif dan fair play. 

Begitu juga tim-tim yang dibentuk untuk mengusut siapa yang bertanggungjawab termasuk pihak kepolisian harus menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas dan fair play. 

Siapa saja yang harus bertanggungjawab termasuk secara struktural harus diproses tidak ada yang ditutupi meskipun ada yang berpangkat tinggi atau ketua federasi yang tertinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun