Beberapa hari lalu dunia hiburan dihebohkan dengan tertangkapnya VA, seorang Selebriti yang tertangkap basah di Surabaya dan di duga sebagai 'korban' prostitusi online. Saya tidak tahu, kenapa tuduhan yang disangkakan terhadap VA adalah korban. Itu urusan hukum. Karena aparat penegak hukum yang memberi predikat bahwa Vanessa Angela hanya sebagai 'korban'.Soal artis Indonesia melacurkan diri bukan barang baru.Â
Jauh sebelum Vanessa Angela tertangkap basah, tiga tahun lalu, tepatnya 10 Desember 2015 seorang artis berinisial NM juga tertangkap basah (walau belum basah beneran) disebuah hotel di kawasan Jakarta Selatan bersama dua orang mucikari alias germo berinisial O dan F.
Sontak jagat maya ramai menggunjingkan persoalan lendir seharga RP 80 juta ini.
Banyak bumbu-bumbu kalimat yang intinya menghakimi artis esek-esek ini. Mulai dari, " Kencing aja kok bayar delapan puluh juta," Sampai," Delapan puluh juta kalau dibelikan beras dapat satu ton yang akan menyelamatkan 1000hari sebuah keluarga kecil."
Hey, ini bukan urusan perut semata, cuy!
Kalau hanya persoalan makan, cukup dengan Rp 15ribu di Warteg juga udah kelar. Ini persoalan pride. Kebanggaan. Harga diri yang selanjutnya tak berharga karena sudah ditukar RP 80juta. Itu persoalannya!
Diakui atau tidak persoalan prostitusi ini adalah masalah paling klasik di seluruh penjuru dunia sejak jaman pra sejarah.
Dan di kitab suci agama manapun, disebutkan, kalau pria tidak bisa ditaklukan oleh duit, taklukanlah dengan kemolekan tubuh perempuan. Niscaya imannya akan runtuh.
Sebetulnya nggak bagus juga mempergunjingkan hal kayak ginian. Hal yang menyangkut aib seseorang. Masalahnya pelakunya adalah publik figur. Walau secara jujur, saya tahu tentang VA ya setelah kasus esek-esek yang melibatkan dirinya mencuat menjadi semacam Bom berita yang menenggelamkan kasus hoax tujuh kontainer kotak suara. Meredam untuk sementara hiruk pikuk politik. Seolah menjadi seruan gencatan senjata dari kedua kubu untuk menghentikan sejenak kalimat saling serang.
Dan jadi semacam jeda iklan alat kontrasepsi yang diperankan wanita sexy pada acara debat politik di sebuah stasiun televisi swasta.
Masyarakat seolah menikmati 'jeda iklan'. Masyarakat yang tadinya bermusuhan dan saling lempar statemen soal keunggulan calon pasangan presiden dan wapres, jadi rukun untuk sementara sambil mengolok-olok VA.
Olok-olok terhadap Vanessa Angela oleh Netizen seolah menjadi hukuman sosial yang sangat membunuh karakter yang bersangkutan (Vanessa Angela).
Masalahnya kenapa yang menjadi obyek serangan selalu sang selebritis? Kenapa pembelinya selalu hampir luput dari hujatan netizen yang kadang sangat kejam?
Bukankah oleh aparat penegak hukum menyatakan bahwa Vanessa Angela hanya korban? Jangan-jangan disebut korban karena mengacu pada korban perundungan Netizen?
Secara hukum sih memang pengguna jasa bebas masalah hukum sampai adanya aduan dari pihak tertentu, istri si pria misalnya. Karena kasus perzinaan kayak gini sifatnya delik aduan.
Lalu apa yang melatarbelakangi beberapa oknum selebritis kita nekat menjual diri? Kurang duit? Nggak bisa makan?
Takut lapar?
Saya tidak yakin. Seperti yang saya bahas diatas. Ini bukan persoalan perut. Ini persoalan gengsi. Ini soal harga diri yang telah terbeli. Ini soal gaya hidup mahal yang tak bisa terpenuhi oleh nafkah sang selebriti, lalu selanjutnya rela melacurkan diri. Itu penilaian pribadi saya.
Diakui atau tidak, perilaku hedonis kaum selebriti seolah membuat sang selebriti ibarat besar pasak daripada tiang. Celakanya tiang itu adalah tiang listrik yang apes ditabrak mobil koruptor yang hendak kabur lalu tiang tersebut dijadikan tersangka.
Ahh..udah, udah, jangan becanda.
Perilaku jetset sang artis yang tidak diimbangi penghasilan yang cukup seolah memicu si artis untuk menempuh short cut agar bisa mengangguk rupiah lebih banyak.
Menurut saya, kalau pengin duit lebih banyak, tak perlu segitunya. Harusnya dia perbaiki kualitas akting. Tawarkan diri kesana kemari, bukan menawarkan kenikmatan, tapi tanya kesana kemari, apa ada film atau FTV yang bisa diperankan.
Saya yakin wanita sekelas VA punya banyak koneksi untuk sekedar memberinya job di seni peran. Setidaknya dibandingkan saya lho ya...
Boro-boro main Sinetron atau FTV, jadi figuran aja nggak laku.
Berdasarkan penelusuran saya diberbagai media online, ternyata Vanessa Angela cukup sering menjadi pemberitaan di Infotainment dibanding dengan memerankan FTV atau Sinetron.
Yap!
Nama Vanessa menjadi besar karena pemberitaan infotainment. Bukan karena prestasi di dunia akting. Melainkan karena berita tentang cerita asmaranya dengan beberapa nama kesohor.
Dari sini bisa saya ambil kesimpulan, bahwa (mungkin) pendapatan Vanessa pas-pasan untuk ukuran seorang 'selebriti'. Serta yang baru saya dengar tadi pagi, menjelang kepulangannya ke Jakarta bersama Jane Shalimar, nyeletuk dari ucapan Jane, " Kamu mau pulang ke kos atau bagaimana? Yang jelas kamu tidak boleh sendirian."
Nah, tinggal saja kan masih kos.
Jujur saja, dan sekali lagi daya tekankan, saya belum pernah sekalipun nonton FTV, Sinetron, apalagi Film bioskop yang diperankan Vanessa.
Saya rasa fenomena 'artis' esek-esek bertaburan dinegeri ini. Seperti awal tulisan ini. Hal itu terbukti dari pengakuan sang Germo yang bilang ada 45 artis ibukota yang menjadi 'dagangannya'.
Sering pula secara iseng saya perhatiin  perilaku beberapa 'artis' kita yang sering wira-wiri di acara inotaiment. Pakaiannya branded, aksesoris branded belepetan disekujur tubuh, mobil sekelas supercar macam Lamborghini, tapi jarang kerja.
Kalau dibilang penyanyi, albumnya gak banyak yang keluar. Sekali keluar, ya respon pasar biasa aja. Main Sinetron, FTV atau film, juga jarang. Bintang iklan, juga sedikit.
Nah, darimana sumber penghasilannya?
Sebegitu parahkan dunia hiburan kita?
Saya tidak sok suci sih, tiap orang pasti pernah jatuh, sering jatuh malahan. Masalahnya kenapa hal-hal kayak gini menjadikan dunia broadcast kita gaduh. Sangat gaduh. Sepanjang hari beritanya tentang Vanessaaaa mulu. Siaran Televisi free to air ini ditonton banyak orang lho, termasuk anak dibawah umur. Ini yang patut kita kawatirkan sebagai orang tua.
Apa jawaban yang akan Anda sampaikan seandainya si kecil tanya," Siapa Vanessa Angela? Kenapa tiap hari diberitakan? Kenapa ditangkap polisi?"Â
Mungkin ada yang mau menjawab? Silakan jawab di kolom komentar..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H