Mohon tunggu...
Den Ciput
Den Ciput Mohon Tunggu... Penulis - I'm a writer...

Just Ordinary man, with the Xtra ordinary reason to life. And i'm noone without God.. http://www.youtube.com/c/ChannelMasCiput

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Vanessa Angel dan Fenomena "Artis" Esek-esek Tanah Air

9 Januari 2019   15:19 Diperbarui: 9 Januari 2019   16:04 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu apa yang melatarbelakangi beberapa oknum selebritis kita nekat menjual diri? Kurang duit? Nggak bisa makan?

Takut lapar?
Saya tidak yakin. Seperti yang saya bahas diatas. Ini bukan persoalan perut. Ini persoalan gengsi. Ini soal harga diri yang telah terbeli. Ini soal gaya hidup mahal yang tak bisa terpenuhi oleh nafkah sang selebriti, lalu selanjutnya rela melacurkan diri. Itu penilaian pribadi saya.

Diakui atau tidak, perilaku hedonis kaum selebriti seolah membuat sang selebriti ibarat besar pasak daripada tiang. Celakanya tiang itu adalah tiang listrik yang apes ditabrak mobil koruptor yang hendak kabur lalu tiang tersebut dijadikan tersangka.
Ahh..udah, udah, jangan becanda.

Perilaku jetset sang artis yang tidak diimbangi penghasilan yang cukup seolah memicu si artis untuk menempuh short cut agar bisa mengangguk rupiah lebih banyak.
Menurut saya, kalau pengin duit lebih banyak, tak perlu segitunya. Harusnya dia perbaiki kualitas akting. Tawarkan diri kesana kemari, bukan menawarkan kenikmatan, tapi tanya kesana kemari, apa ada film atau FTV yang bisa diperankan.
Saya yakin wanita sekelas VA punya banyak koneksi untuk sekedar memberinya job di seni peran. Setidaknya dibandingkan saya lho ya...
Boro-boro main Sinetron atau FTV, jadi figuran aja nggak laku.
Berdasarkan penelusuran saya diberbagai media online, ternyata Vanessa Angela cukup sering menjadi pemberitaan di Infotainment dibanding dengan memerankan FTV atau Sinetron.

Yap!
Nama Vanessa menjadi besar karena pemberitaan infotainment. Bukan karena prestasi di dunia akting. Melainkan karena berita tentang cerita asmaranya dengan beberapa nama kesohor.

Dari sini bisa saya ambil kesimpulan, bahwa (mungkin) pendapatan Vanessa pas-pasan untuk ukuran seorang 'selebriti'. Serta yang baru saya dengar tadi pagi, menjelang kepulangannya ke Jakarta bersama Jane Shalimar, nyeletuk dari ucapan Jane, " Kamu mau pulang ke kos atau bagaimana? Yang jelas kamu tidak boleh sendirian."
Nah, tinggal saja kan masih kos.

Jujur saja, dan sekali lagi daya tekankan, saya belum pernah sekalipun nonton FTV, Sinetron, apalagi Film bioskop yang diperankan Vanessa.
Saya rasa fenomena 'artis' esek-esek bertaburan dinegeri ini. Seperti awal tulisan ini. Hal itu terbukti dari pengakuan sang Germo yang bilang ada 45 artis ibukota yang menjadi 'dagangannya'.

Sering pula secara iseng saya perhatiin  perilaku beberapa 'artis' kita yang sering wira-wiri di acara inotaiment. Pakaiannya branded, aksesoris branded belepetan disekujur tubuh, mobil sekelas supercar macam Lamborghini, tapi jarang kerja.

Kalau dibilang penyanyi, albumnya gak banyak yang keluar. Sekali keluar, ya respon pasar biasa aja. Main Sinetron, FTV atau film, juga jarang. Bintang iklan, juga sedikit.
Nah, darimana sumber penghasilannya?

Sebegitu parahkan dunia hiburan kita?
Saya tidak sok suci sih, tiap orang pasti pernah jatuh, sering jatuh malahan. Masalahnya kenapa hal-hal kayak gini menjadikan dunia broadcast kita gaduh. Sangat gaduh. Sepanjang hari beritanya tentang Vanessaaaa mulu. Siaran Televisi free to air ini ditonton banyak orang lho, termasuk anak dibawah umur. Ini yang patut kita kawatirkan sebagai orang tua.

Apa jawaban yang akan Anda sampaikan seandainya si kecil tanya," Siapa Vanessa Angela? Kenapa tiap hari diberitakan? Kenapa ditangkap polisi?" 
Mungkin ada yang mau menjawab? Silakan jawab di kolom komentar..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun