Mohon tunggu...
Akhmad Husaini
Akhmad Husaini Mohon Tunggu... Administrasi - Ditakdirkan tinggal di Selatan : Desa Angkinang Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Memiliki kesenangan jalan-jalan, membaca, dan menulis.

Terus menuliskan sesuatu yang terlintas, dengan pantas, tanpa batas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kampung Hangkinang

27 Juni 2017   10:33 Diperbarui: 9 Oktober 2019   11:53 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Masih terbayang oleh Dugal, setahun silam bersama rekan-rekannya di tempat bekerja melakukan perjalanan ke Kalimantan Timur. Dalam rangka ziarah ke makam para ulama dan para raja Islam. Juga sekaligus rekreasi ke tempat wisata yang ada disana.

Setahun kemudian giliran Kalimantan Tengah yang dituju. Tujuannya ke Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. Ziarah ke makam keturunan Datu Kalampayan. Juga ke Pantai Ujung Pandaran yang tak jauh dari lokasi makam.

Dugal punya mimpi, ia ingin jalan-jalan lagi. Mudahan ada langkah yakni ke Kalimantan Barat dan daerah lain di Nusantara. Ia ia menikmati keindahan alam dan potensi lain yang dimiliki daerah    itu.

Hari-hari setelah lebaran Idul Fitri, Dugal berdiam diri di rumah saja. Libur masih panjang. Laku hidupnya teramat monoton. Setelah bangun pagi, membaca dan menulis. Lalu menonton televisi. Hidup sesuka hati. Kadang jemu juga berada di rumah seharian.

Dugal padahal ingin sekali jalan-jalan. Lihat suasana  usai lebaran. Ajak teman ke tempat wisata. Bisa seharian karena jaraknya cukup jauh. Bahkan pulangnya sampai malam. Ada semacam kepuasan bathin dan ketenangan jiwa yang ia rasakan.

Tinggal di Kampung Hangkinang Dugal cukup dikenal dan disegani. Walau hanya anak petani dan pendidikan Madrasah Aliyah, tapi Dugal jago menulis . Ia sudah menerbitkan banyak buku. Terutama yang berbau sastra.

Saat open house ke pejabat daerah di kabupaten ia tinggal tak lupa memberi hadiah buku kepada mereka. Ada tiga buku dalam tas kecil dari kain. Dugal memberi Bupati, Wakil Bupati dan Ketua DPRD. Dengan harapan buku tersebut dibaca dan diapresiasi. Karena memang isinya banyak mempromosikan tentang daerahnya.

Dugal memang hobi menulis. Tulisannya kerap menghiasi halaman koran yang terbit di Banua. Jugatulisannya bisa ditemukan di blog, facebook dan  media online. Adapun yang ditulis Dugal berupa berita, puisi, cerpen, esai, dsb. Lewat menulis Dugal bisa menambah teman, rejeki dan pengalaman baru.

Di rumah Dugal terlihat berantakan. Kabel listrik kada karuan. Pakaian kesana kemari. Tas bergelantungan. Dugal merasakan saja hal itu. Ia sudah terbiasa dengan ketakteraturan. Memang seperti itulah gambaran hidup. Tapi kelakuan dan akhlaknya tetap terjaga dengan bagus.

Soal ibadah Dugal sungguh luar biasa. Shalat lima waktu dikerjakan secara berjamaah dengan rutin. Langgar tak jauh dari rumah, hanya seratus meter dengan menyeberang jalan.

Kampung Hangkinang tanah kelahiran, tempat tinggal dan meraup rejeki keseharian. Menyimpan banyak kenangan waktu kecil dulu. Dugal kini sudah dewasa. Ia ingin mengulang masa lalu. Sawah dan sungai tempat bermain paling mengasyikkan. Bermain dengan teman selalu menghiasi hari-hari.

Kini sudah jauh berbeda. Teman se kampungnya dulu sudah berkeluarga dan bekerja di daerah lain. Hanya Dugal saja yang berada di kampung. Menjaga kampung kata teman-temannya. Tapi Dugal tak ingin berkecil hati. Ia akan mengabdi dan mempersembahkan yang terbaik buat kampung tercinta.

Ada banyak agenda yang dihadapi Dugal pada hari-hari mendatang. Baik itu agenda pribadi maupun tempat ia bekerja. Agustus mendatang ia harus bayar pajak sepeda motor. Lalu agenda presentasi Adiwiyat tingkat provinsi yang bakal dihadapi madrasah tempat ia bekerja. Semoga semua bisa berjalan sesuai harapan.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun