Untuk itu dibutuhkan strategi untuk meningkatkan penghasilan para pekerja di bidang pertanian agar terhindar dari ancaman kemiskinan dan penurunan minat untuk menggeluti bidang ini. Salahsatu yang terpenting untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan meningkatkan nilai tambah produk pertanian.
Ada beberapa pengertian tentang nilai tambah, namun esensinya sama. BPS mendefinisikan Nilai Tambah sebagai nilai yang ditambahkan pada input-antara (Intermediete Input ) yang digunakan di dalam proses produksi barang/jasa. Â
Sederhananya nilai tambah merupakan  pertambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses peningkatan manfaat dalam suatu proses produksi baik dari segi cara  pengolahannya, pengangkutan, penyimpanan, pemasaran hingga manfaat biologis yang dihasilkan dari suatu produk.Â
Peningkatan nilai tambah akan bedampak bagi peningkatan nilai jual petani, baik yang menghasilkan produk mentah apalagi produk olahan. Â
Sebagai contoh: Â Kelapa, komoditas kelapa memiliki berbagai macam kegunaan baik untuk industri pangan maupun non-pangan.Â
Pengembangan produk utama, produk turunan, dan produk samping dari kelapa ditujukan untuk mengejar perolehan nilai tambah domestik (retained domestic value added) secara maksimal.Â
Dari pohon industri kelapa yang mempunyai prospek pasar meliputi nata de coco, minuman isotonik air kelapa, desiccated coconut, santan kelapa, virgin coconut oil, pakan ternak, arang tempurung, arang aktif, tepung tempurung kelapa, serat sabut kelapa, dan produk turunan (oleokimia) dari virgin coconut oil (minyak kelapa murni).Â
Harga minyak kelapa murni sesuai standar CODEX Alimentarius di pasar internasional mencapai US $ 9 per kg, jauh di atas harga minyak goreng. Air kelapa merupakan cairan yang mempunyai kandungan gizi, terutama mineral, yang sangat baik untuk tubuh manusia, sehingga air kelapa berpotensi dijadikan minuman isotonic drink.Â
Permintaan terhadap produk santan kelapa dan desiccated coconut dimasa datang akan meningkat terutama untuk konsumsi dalam negeri, seiring dengan terjadinya perbaikan ekonomi domestik dan perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan yang lebih mementingkan segi kepraktisan. Sebagian agroindustri kelapa dapat dikembangkan dalam skala industri kecil dan sebagian dalam industri besar.Â
Beberapa jenis produk agroindustri kelapa dapat dikembangkan dalam bentuk kluster antara industri kecil dengan industri menengah seperti industri sabut kelapa (industri kecil) dengan industri finishing serat sabut kelapa (industri menengah), industri arang tempurung (industri kecil) dengan industri arang aktif (industri menengah).Â
Agroindusti oleokimia dari kelapa merupakan industri teknologi tinggi, dan diproyeksikan akan dapat dilaksanakan lima tahun mendatang. Total kebutuhan investasi untuk pengembangan agroindustri kelapa selama 5 tahun diperkirakan mencapai Rp. 1,8 trilyun.