Mohon tunggu...
Yusri Arzaqi
Yusri Arzaqi Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel dan Cerpen

Halo! Saya adalah seorang penulis cerpen yang terpesona oleh dunia fantasi, horor, dan misteri. Setiap cerita yang saya tulis menjadi sebuah jendela ke dalam imajinasi gelap yang penuh dengan keajaiban dan ketakutan. Dengan setiap kalimat, saya menciptakan dunia-dunia baru yang memikat pembaca untuk menjelajahi alam gaib, merasakan ketegangan yang mencekam, dan memecahkan misteri yang menggoda. Saya percaya bahwa dalam kegelapan dan keajaiban itulah kisah-kisah paling memikat terbentuk, dan saya bersemangat untuk terus berbagi cerita-cerita yang dapat menggetarkan jiwa dan membawa pembaca pada perjalanan yang tak terlupakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjanjian dengan Penjaga Hutan Ajaib

21 Juli 2024   21:29 Diperbarui: 22 Juli 2024   19:48 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bab 1: Awal Petualangan

Di sebuah desa kecil yang terletak di tepi Hutan Ajaib, hidup seorang gadis muda bernama Aria. Desa itu, dikelilingi oleh pohon-pohon tinggi dan berdaun lebat, dikenal sebagai tempat yang damai dan penuh keindahan. Di sini, kehidupan berjalan lambat, dan setiap hari terasa seperti salinan dari yang sebelumnya. Namun, ada satu hal yang membuat desa ini berbeda dari desa-desa lain: hutan di sekelilingnya.

Hutan Ajaib bukanlah hutan biasa. Sejak zaman dahulu, hutan ini sudah terkenal dengan kekuatan magisnya dan banyak cerita misterius yang mengelilinginya. Orang-orang desa sering bercerita tentang makhluk-makhluk magis, seperti peri dan naga, yang konon tinggal di dalam hutan tersebut. Aria, yang selalu penuh rasa ingin tahu, sering mendengarkan cerita-cerita tersebut dengan mata yang bersinar penuh antusiasme.

Hari itu, langit cerah dan matahari bersinar hangat di atas desa. Aria, seperti biasa, membantu ibunya di kebun belakang rumah. Ibunya, seorang wanita berusia lima puluh tahun dengan rambut yang mulai memutih, tengah sibuk merawat tanaman herba dan sayur-sayuran. Aria mengambil seikat wortel dari tanah dan membersihkannya sebelum memasukkannya ke dalam keranjang.

"Tadi pagi, ada berita dari kepala desa," ujar ibunya, dengan nada sedikit khawatir. "Dia bilang ada sesuatu yang tidak beres di hutan. Kekuatannya mulai memudar."

Aria menatap ibunya dengan rasa penasaran. "Apa maksudnya kekuatan memudar?"

Ibunya menghela napas panjang. "Konon, hutan ini memiliki kekuatan magis yang menjaga keseimbangan dunia. Jika kekuatan itu memudar, hutan bisa menjadi kering dan tidak lagi bisa mendukung kehidupan makhluk-makhluk magis di dalamnya."

Aria merasa hati kecilnya bergetar. Dia sering mendengar cerita tentang bagaimana hutan tersebut menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia magis. Kini, mendengar bahwa hutan dalam bahaya, dia merasa seolah ada sesuatu yang perlu dia lakukan.

Malamnya, saat Aria berbaring di tempat tidurnya, pikirannya dipenuhi dengan gambar-gambar hutan yang gelap dan misterius. Dia membayangkan dirinya menjelajahi hutan, bertemu dengan makhluk-makhluk magis dan menemukan rahasia-rahasia yang tersembunyi. Akhirnya, setelah berjam-jam berguling di tempat tidur, Aria memutuskan bahwa dia harus melakukan sesuatu.

Keesokan paginya, dengan tekad yang bulat, Aria mengemas beberapa barang ke dalam tas ranselnya: sebuah peta tua milik kakeknya, sebotol air, beberapa potong roti, dan obor kecil. Dia mengenakan pakaian yang nyaman dan sepatu yang kuat. Sebelum pergi, dia memberi tahu ibunya bahwa dia akan menjelajahi hutan untuk mencari tahu lebih lanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun