Mohon tunggu...
Hunny Liem
Hunny Liem Mohon Tunggu... Editor - Penulis Redaksi Mata Milenial

Menulis Blog

Selanjutnya

Tutup

Analisis

PAGAR LAUT DI TANGERANG: Klaim Mitigasi Tsunami dan Abrasi, Tapi Dituding Organisasi Bodong Atau Konflik Antar Kelompok Nelayan

16 Januari 2025   12:00 Diperbarui: 16 Januari 2025   11:58 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyegelan Pagar laut yang dilakukan oleh KKP
Penyegelan Pagar laut yang dilakukan oleh KKP


Disegel KKP karena Keluhan Nelayan

Meski diklaim JRP dibangun secara swadaya oleh masyarakat, namun Kementerian Kelautan dan Perikanan menyegel pagar laut itu justru karena pengaduan nelayan yang merasa kesulitan mencari ikan. Apalagi pemagaran laut tersebut tidak memiliki izin dasar Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL). KKP juga menegaskan penyegelan pemagaran laut tersebut juga atas instruksi Presiden Prabowo Subianto serta arahan langsung dari Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.

Jadi konflik terkait pembangunan pagar laut di Tangerang ini mencerminkan ketegangan antara nelayan yang mendukung proyek tersebut dan mereka yang menentangnya. Nelayan yang pro dengan JRP menganggap pagar laut sebagai solusi untuk melindungi pesisir dari ancaman tsunami dan abrasi, serta sebagai langkah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Di sisi lain, nelayan yang tidak setuju dengan proyek ini meragukan klaim tersebut dan khawatir proyek ini justru merugikan mereka, baik dari segi ekosistem maupun akses mereka terhadap sumber daya laut. Perbedaan pandangan ini semakin kompleks dengan tudingan tentang legalitas JRP sebagai organisasi yang sah. Oleh karena itu, solusi terhadap masalah ini memerlukan dialog terbuka yang melibatkan semua pihak, termasuk masyarakat pesisir, ahli lingkungan, dan pemerintah, untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun