Mohon tunggu...
hunafaramadhani
hunafaramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesehatan Mental Mahasiswa Terancam oleh Ujaran Kebencian di Media Sosial

3 Desember 2024   13:18 Diperbarui: 3 Desember 2024   13:23 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMBAHASAN


1.Frekuensi Ujaran Kebencian
• Tingkat Penemuan
Hasil kuesioner menunjukkan bahwa mayoritas responden sering menemukan ujaran kebencian di berbagai platform media sosial seperti Instagram, Twitter, dan TikTok. Responden melaporkan bahwa mereka terpapar pada konten negatif ini dalam frekuensi yang tinggi, baik sebagai penonton maupun sebagai korban langsung.


• Polarisasi Konten
Ujaran kebencian sering muncul dalam konteks diskusi yang kontroversial, seperti politik, ras, dan identitas. Konten yang bersifat provokatif ini cenderung menarik perhatian pengguna, sehingga semakin memperbesar kemungkinan terjadinya interaksi negatif.


• Normalisasi Perilaku Negatif
Dengan frekuensi kemunculan yang tinggi, ada risiko normalisasi perilaku negatif di kalangan pengguna, di mana ujaran kebencian dianggap sebagai hal yang biasa dan dapat diterima dalam interaksi online.


2. Dampak Ujaran Kebencian


• Dampak Psikologis
Penelitian menunjukkan bahwa 72% responden merasa terpengaruh secara emosional setelah menerima atau menyaksikan ujaran kebencian. Dampak ini mencakup:
o Stres: Responden mengalami tekanan mental yang dapat mempengaruhi keseharian mereka.
o Kecemasan: Paparan terhadap konten negatif dapat meningkatkan perasaan cemas dan khawatir.
o Depresi: Beberapa responden melaporkan gejala depresi sebagai akibat dari pengalaman negatif ini.
o Rasa Rendah Diri: Ujaran kebencian dapat merusak rasa percaya diri individu, terutama di kalangan mahasiswa yang sedang membangun identitas diri.


• Dampak Sosial
Ujaran kebencian tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga dapat merusak hubungan sosial. Beberapa dampak sosial yang diidentifikasi adalah:
o Isolasi Sosial : Pengguna yang terpapar ujaran kebencian mungkin merasa terasing dan enggan untuk berinteraksi dengan orang lain, yang dapat mengurangi partisipasi dalam komunitas.
o Konflik : Ujaran kebencian sering memicu konflik di antara pengguna, baik secara langsung maupun dalam diskusi online, yang dapat memperburuk suasana di platform sosial.


• Dampak pada Kesejahteraan
Paparan terhadap ujaran kebencian berdampak pada kesejahteraan emosional dan produktivitas individu. Banyak responden melaporkan bahwa mereka merasa kurang produktif dalam aktivitas akademik atau pekerjaan akibat pengaruh negatif dari ujaran kebencian.

PENUTUP

Ujaran kebencian di media sosial merupakan isu yang semakin mendesak dan kompleks, terutama di kalangan generasi muda yang aktif menggunakan platform digital. Penelitian ini mengungkapkan bahwa frekuensi kemunculan ujaran kebencian yang tinggi berpotensi menimbulkan dampak psikologis dan sosial yang signifikan, seperti stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Selain itu, interaksi negatif ini dapat merusak hubungan sosial dan mengurangi partisipasi individu dalam komunitas.

Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya ujaran kebencian. Langkah-langkah mitigasi yang efektif perlu diterapkan, termasuk edukasi literasi digital, penguatan kebijakan anti-ujaran kebencian, dan pengembangan sistem dukungan psikologis bagi pengguna media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun