Bahkan ada diantara mereka yang harus berjalan kaki melewati jembatan kayu yang rapuh untuk bisa sampai ke sekolah. Hal ini tentu saja menimbulkan isu yang menimpa profesi dalam bentuk kesejangan pendidikan. Dimana para guru di SD Negeri 014 Anggana ini tidak dapat mengajar dengan fasilitas yang memadai.
Dalam kurun waktu hampir 28 tahun, Indriati berhasil menjadi pelopor penggerak pendidikan di Desa Tani Baru. Dengan ketulusan hatinya sebagai seorang guru, Indriati mengajar dengan penuh kasih sayang dalam menjadi sosok panutan bagi murid-muridnya. Indriati tak gentar dengan segala tantangan yang ada dan tetap gigih dalam mengabdi sebagai seorang guru dan memastikan bahwa anak-anak di Desa Tani Baru bisa mendapatkan pendidikan yang layak.
Kurangnya fasilitas sangat berpengaruh pada pelaksanaan pembelajaran. Melihat kurangnya pemerataan fasilitas pada bidang pendidikan membuat guru yang mengabdi di daerah pedalaman seperti Indriati harus lebih ekstra lagi dalam mendidik para murid-muridnya.
Melihat perjuangan Indriati dan guru-guru yang lain yang sedang bertarung dengan tantangan dalam menjalankan tugasnya, memberikan pelajaran kepada kita bahwa semua yang dilakukan bergantung pada niat kita terhadap profesi yang kita emban. Namun dengan tekad dan usaha yang maksimal, semuanya akan dapat terus berjalan meskipun dengan keterbatasan yang ada.
Kami sebagai mahasiswa yang merupakan calon tenaga pendidik mengharapkan beberapa hal agar di masa depan pemerataan fasilitas yang memadai untuk proses belajar mengajar dapat terpenuhi. Adapaun beberapa hal yang kami harapkan antara lain:
1. Pemerataan Penyediaan Fasilitas Pendidikan.Â
Diharapkan agar pemerataan penyediaan fasilitas untuk pendidikan dapat terus meningkat ke seluruh Indonesia, terutama pada daerah terpencil. Agar para guru mendapatkan hak mereka yakni kesejahteraan sebagai seorang guru. Diharapkan dengan adanya artikel ini agar dapat menjadi pemicu bagi pemerintah daerah dan pusat untuk bisa lebih serius menangani masalah kesenjangan pendidikan yang ada di wilayah terpencil atau yang terpelosok. Pemerintah diharapkan dapat membuat dan mempersumberdayakan apa saja yang cukup untuk memperbaiki distribusi guru, meningkatkan fasilitas pendidikan, serta memastikan akses pendidikan yang layak bagi semua anak. Hal ini dapat berupa penyediaan fasilitas teknologi yang memadai, ini bisa menjadi solusi agar siswa atau bahkan guru-guru tidak gagap teknologi dan bisa menjadi solusi jangka panjang.
2. Memberikan Inspiratif dalam Pemograman Guru
Diharapkan kita dapat mengembangkan kualitas pengajaran. Kita juga dapat membuat kolaborasi dengan pemerintah dan beberapa komunitas lokal lainnya dan diharapkan dapat meningkatkan komunikasi serta eratnya hubungan silaturahmi yang dapat membuat para guru bisa melewati tantangan yang dilakukan saat mengajar di daerah terpencil. Hal ini dapat berupa pelaksanaan pelatihan dan pembekalan untuk para guru terkait teknologi modern dalam pendidikan. Hal ini bisa menjadi solusi agar siswa atau bahkan guru-guru tidak gagap teknologi dan bisa menjadi solusi jangka panjang.
3. Evaluasi Berkala pada Pendidikan di Daerah Pelosok
Evaluasi berkala pada pendidikan di daerah pelosok sangat penting untuk memastikan peningkatan kualitas pendidikan dan mengidentifikasi tantangan yang dihadapi. Evaluasi bisa dilakukan dengan cara penilaian ualitas pengajaran dengan cara:
- Observasi Pembelajaran: Memantau proses pembelajaran di kelas untuk menilai efektivitas metode pengajaran, materi yang digunakan, dan interaksi antara guru dan siswa.
- Evaluasi Kompetensi Guru: Mengukur sejauh mana kemampuan dan kompetensi guru dalam mengajar, serta memberikan pelatihan atau bimbingan jika diperlukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H