Mohon tunggu...
Christian Jati
Christian Jati Mohon Tunggu... Jurnalis - Humas Yayasan Tarakanita Surabaya

Humas Yayasan Tarakanita Surabaya | FB: Yayasan Tarakanita Wilayah Surabaya | Youtube: Humas Tarakanita Surabaya | Email: humastarakanitasby21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Who Am I?

24 November 2020   13:50 Diperbarui: 24 November 2020   14:56 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari kiri ke kanan: Frater Lumen, Frater Aloy, Frater Leo|Dokpri

Berbeda lagi dengan Rachel yang menggambarkan diri sebagai akar pohon. Akar berusaha berkembang hingga pohon menghasilkan buah yang baik. Pertumbuhan selalu membutuhkan proses. Rachel ingin menjadi akar agar bisa berkembang, berproses, dan menghasilkan buah yang baik.

"Kasih Tuhan begitu besar kepada kita anak-anaknya. Kehadiran orang tua dan saudara memberikan kebahagiaan dan sukacita. Itu menjadikan kita sempurna dan berharga di mata Tuhan," ucap Frater Leo.

Selain tentang keluarga, para frater juga menyampaikan materi tentang pendidikan. Menurut Frater Aloy, keluarga dan sekolah memiliki kaitannya, "Keluarga sebagai awal pendidikan kemudian disambung dengan pendidikan di sekolah dengan para guru, teman-teman, dan para karyawan."

"Pendidikan itu membebaskan. Ketika sudah belajar banyak hal, kita bebas berekspresi dan menentukan banyak hal. Dengan belajar kita bisa menyalurkan ilmu kepada orang lain," tambah Frater Lumen.

Para frater membawakan rekoleksi dengan banyak selingan sehingga anak-anak tidak jenuh, di antaranya menyanyi bersama, memutar video tentang motivasi dan makna orang tua yang sangat berharga bagi anak-anak, dan juga menampilkan video orasi dari Keisha yang telah memenangkan Juara II Lomba Orasi Se-Jawa Bali. Orasi Keisha menjadi penyemangat teman-temannya untuk mencintai budaya sopan santun.

Keisha saat menampilkan orasinya.|Dokpri
Keisha saat menampilkan orasinya.|Dokpri

"Hidup ini suatu pilihan. Apa yang kamu putuskan menentukan masa depanmu. Hidup ini bukan melulu tentang hasil, tetapi tentang proses. Apapun hasilnya, yang terpenting adalah menghargai proses. Who Am I? Bagaimana diriku dan aku ingin menjadi seperti apa?," demikian closing statement dari Frater Aloy saat menutup rekoleksi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun