Surabaya -- Sekolah tidak hanya menanamkan ilmu pengetahuan, tetapi juga pendidikan karakter. Anak-anak dididik untuk memiliki berbagai karakter seperti kedisiplinan, kejujuran, daya juang, keadilan, dan lain sebagainya. Semuanya itu membantu anak-anak untuk menjadi pribadi yang utuh (berintegritas).
Hal yang sama terdapat di SMP Santo Yosef Tarakanita Surabaya. Dalam rangka mendidik anak supaya menjadi pribadi yang utuh, SMP Santo Yosef membina aspek spiritualitas juga. Itu tampak dalam rekoleksi yang diadakan secara virtual via telekonferensi Zoom pada Selasa, 24 November 2020.
Rekoleksi ini diberikan untuk siswa/i kelas IX. Acara dibagi dalam dua sesi, yakni sesi pertama untuk kelas IX A dan IX B (pukul 07.30 -- 09.30 WIB) dan sesi kedua untuk kelas IX C dan IX D (pukul 10.00 -- 12.00 WIB).
Menarik bahwa yang menjadi nara sumber dalam rekoleksi ini adalah para frater alumni dari SMP Santo Yosef Tarakanita Surabaya. Mereka adalah Frater Leo, Frater Aloy, dan Frater Lumen. Frater Leo dan Frater Aloy lulus dari SMP Santo Yosef pada tahun 2011, sementara Frater Lumen lulus tahun 2013. Ketiganya kini menempuh pendidikan calon pastor di Seminari Tinggi Providentia Dei, Pakuwon City, Surabaya.
"Hari ini adalah hari yang sangat spesial karena kelas IX adalah penghujung di SMP. Satu tingkat atau satu semester lagi sudah berada di SMA. Kalian bukan anak-anak lagi. Sudah memasuki remaja akhir. Isilah waktu dan nikmatilah sebaik-baiknya. Rekoleksi ini juga untuk membangun keutuhan kalian," kata Margaretha Ilin Ubayanti (Kepala SMP Santo Yosef Tarakanita Surabaya) dalam pengantarnya.
Para frater memberikan tag line untuk menambah semangat anak-anak, "Rekoleksi 2020: Cerdas.. Berintegritas.. SMPK Santo Yosef: Ahh, Mantap!!"
Rekoleksi ini mengambil tema "Who Am I?". Para frater mengajak anak-anak untuk semakin mengenal dirinya sendiri dengan berangkat dari keluarga masing-masing.
Untuk membantu anak-anak agar semakin mengenal dirinya masing-masing, frater telah membagikan formulir online satu hari sebelum rekoleksi dilaksanakan. Anak-anak diajak untuk membagikan gambaran dirinya melalui formulir itu.
Ada Alfrado yang menggambarkan dirinya sebagai pantai yang tenang dan santai. Ada Nadine yang menggambarkan diri sebagai air yang mendidih karena di bawahnya ada api yang bernyala. Bagi Nadine, ia adalah orang yang membutuhkan dukungan agar terus bersemangat.