Mohon tunggu...
humamul firdaus
humamul firdaus Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - mahasiswa unisnu

mahasiswa unisnu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Manajemen Kelas Inklusif

6 Juni 2021   20:42 Diperbarui: 6 Juni 2021   21:05 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Sejarah Pendidikan Inklusi di Indonesia

Berdasarkan permendiknas No 70 tahun 2011 pasal 1 mengenai Pendidikan inklusi. Pendidikan inklusi merupakan system penyelenggaraan Pendidikan yang memberikan kesempatan terhadap semua peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus serta memiliki potensi yang istimewa untuk mengikuti Pendidikan Bersama-sama peserta didik lainya.

Pendidikan inklusi di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1960an yang dimulai dengan diterimanya siswa lulusan SLB Tunanetra di Bandung untuk masuk di sekolah umum. Selanjutnya di tahun 1970an atas dasar perhatian pemerinta terhadap Pendidikan siswa berkebutuhan khusus, pemerintah menerbitkan Surast Keputusan Menteri Pendidikan nomor 002/U/1986 mengenai Pendidikan bagi anak cacat. Kemudian di akhir tahun 1990am upaya dalam perbaikan system Pendidikan inklusif melalui Kerjasama antara Departemen Pendidikan nasional dengan pemerintah Norwegia. Kemudian di tahun 2002 pemerintah telah resmi melakukan uji coba di 9 provinsi dan semenjak itu lebih dari 1500 siswa berkebutuhan khusu masuk di sekolah regular dan hal ini terus meningkat hingga sekarang.

Bentuk perhatian pemerintah terhadap Pendidikan di inklusi ini bertujuan untuk mengurangi kekhawatiran serta membangun dan menumbuhkan persahabatan dan membangun sikap memahami dan saling menghargai. Berdasarkan hasil deklarasi di Lisbon pada tahun 2007. Pendidikan inklusi memiliki tujuan untuk mencapai kualitas Pendidikan yanh bermanfaat bagi semua orang. Oleh karena itu sasaran Pendidikan inklusi tidaklah hanya anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus saja melainkan seluruh anak yang terdaftar di sekolah tersebut.

Dapat disimpulkan Pendidikan inklusi bertujuan untuk:

  • Menciptakan Pendidikan yang berkualitas serta menjaga keharmonisan kelas serta menerima segala keragaman dan perbedaan.
  • Memberi kesempatan terhadap siswa yang berkebutuhan khusu untuk menerima haknya mendapatkan Pendidikan yang layak.

B. Pengelolaan kelas dalam Pendidikan inlusif

Prinsip manajemen atau pengelolaan pada umumnya merupakan suatu kegiatan yang meliputi perencanaan, mengkoordinasi,pelaksanaa, pengawasan dan evaluasi. Dalam manajemen atau pengelolaan pengelolaan kelas dalam Pendidikan inklusif menuntut adanya pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam penerapanya Pendidikan inklusif sekolah harus mampu menciptakan komunitas kelas yang hangat serta mampu menanamkan kebersamaan dan menerima keragaman serta perbedaan. Dalam implementasi pengelolaan kelas inklusid juga menuntut penerapan kurikulum yang fleksibel. Pendidikan inklusif membuat guru mampu sebagai fasilitator yang komunikatif, inovatif dan keratif dalam pembelajaran. Pendidikan inklusif memungkinkan adanya penyesuaian terhadap strategi, model, media dan materi, serta evaluasi dan penataan lingkungan belajar anak.

Salah satu model pembelajaran yang sering diterapkan dalam kelas inklusif ialah pembelajaraan kooperatif. Pembelajaran kooperatif ini sering kali dianggap kurang memberikan tantangan yang sesuai terhadap siswa yang memiliki bakat karena hanya menempatkan siswa berbakat sebagai tutor sebaya, kekhawatiran ini tidak perlu terjadi karena sebenarnya pembelajaran kooperatif ini sangat cocok di kelas inklusif karena mampu menciptakan suasana kelas menjadi kohesif mampu menerima dan responsive tehadap kebutuhan setiap siswa sehingga mampu menciptakan komunitas kelas yang hangat dan mampu menerima keragaman dan menghargai perbedaan.

Konsep multiple intelegensi sangat tepat diterapkan di kelas inklusif karena tidak selamanya siswa yang mempunyai kelebihan di suatu bidang kemungkinan mempunyai kekurangan dibidan lainya, sehingga tidak hanya satu siswa saja yang mampu menjadi tutor sebaya selamanya, karena suatu saat dia akan berbaliok menjadi siswa yang membutuhkan orang lain. Guru juga harus memiliki hubungan yang baik terhadap siswa dan orang tua siswa, sehingga guru mampu mengetahui dan memenuhi kebutuhan yang diharapkan setiap siswa, hal ini akan menjadikan siswa lebih termotivasi mengikuti pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Guru biasa harus dibekali pengetahuan dan pengalaman agar dapat mengampu dikelas heterogen perlu adanya Kerjasama dari berbagai pihak tenaga professional dan sekolah untuk melakukan bimbingan dan pelatihan serta evaluasi pada setiap pembelajaran.

Menurut dajarmah ada 4 prinsip pengelolaan kelas yaitu:

  • Hangat dan antusias, hal ini diperlukan agar siswa merasa aman dan nyaman Ketika dalam kegiatan pembelajaran.
  • Tantangan. Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan strategi yang dapat memberikan tantanga terhadap siswa mampu meningkatkan minat dan motifasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
  • Bervariasi: penggunaan metode, strategi dan media yang bervariasi dan bermacam-macam akan membuat siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran
  • Keluwesan: pendidik atau guru yang memiliki keluwesan dalam penyampaian materi pembelajaran dapat mempermudah guru dalam mengontrol kelas agar kelas dapat tetap kondusif

C. Factor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengelolaan kelas inklusif

  • Factor sosial dan emosional merupakan factor penting dalam pencapaian keberhasilan Pendidikan inklusi, dimana guru yang memiliki kepribadian baik termasuk dalam sosial emosional yang baik akan menambah keharmonisan suasana kelas dan menambah kedekatan hubungan antara guru dan siswa. Adapun komponen dari sosial emosional diantaranya: sikap, perilaku, kepemimpinan, suara dan penciptaan hubungan interaksi yang baik
  • Factor fisik: lingkungan fisik yang nyaman dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, kemampuan guru dalam mendesain dan mengelola lingkungan kelas dituntut agar siswa  merasa nyaman dan mempermudah untuk mengelola kelas. Adapun lingkungan fisik yang dimaksud meliputi: 1) tata ruang kelas; 2) penataan tempat duduk;3) penataan ventilasi dan pencahayaan; 3) pengaturan penyimpanan barang
  • Faktor organisasi: hubungan organisasional antara guru sekolah dan siswa serta wali murid harus berjalan dengan baik hal ini dapat mempermudah koordinasi dan juga menyelesaikan masalah apabila terjadi suatu permasalahan.

D. Strategi pembelajaran luring kelas Inklusif

Dalam pembelajaran luring atau tatap muka pembelajaran model strategi dan media harus disesuaikan dengan materi serta karakteristik peserta didik. Untuk menanamkan sikap kebersamaan dan saling menerima kekurangan bisa menggunakan model pembelajaran kooperatif learning karna menanamkan Kerjasama antar siswa dan saling melengkapi akan kelebihan dan kekurangan. Untuk menanmkan pengalaman dalam materi pembelajaran bisa menggunakan model pembelajaran kontruktivisme dengan beberapa kegiatan-kegiatan praktik, dan project based learning.

E. Strategi pembelajaran daring

Adanya pandemi  akibat dari virus corona 19 memaksa segala aktifitas interaksi harus dibatasi agar penyebararan virus tersebut dapat ditekan dan dikendalikan. Termasuk dalam aktifitas Pendidikan di seluruh sector dan tingkat sekolah mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan Universitas. Pandemic ini memaksa untuk melakukan pembelajaran secara DARING (Dalam jaringan) atau online.  

Penggunaan teknologi menjadi peran utama di era pembelajaran daring saat ini oleh karena itu guru harus mendesign pembelajaran daring agar menjadi efektif dan inovatif. Guru di tuntut untuk mampu mengakses beberapa aplikasi yang interaktif sehingga dapat menambah motivasi belajar siswa. Bentuk evaluasi pembelajaran juga di design seperti layaknya bermain game agar siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran.

Peran orang tua juga sangat diharapkan mampu sebagai guru pendamping dalam pembelajaran inklusif yang dilaksanakan secara daring. Perlu adanya hubungan dan Kerjasama dari orang tua agar mampu mendampingi siswa dalam pembelajaran daring sehingga pembelajaran mampu mencapai tujuan yang diharapkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun