Santri dan pemuda di desa sukolilan sangatlah penting untuk di tingkatkan dan di kembangkan karena merekalah potensi masyarakat sebagai agen off change di desa sukolilan terkhusus perkembangan desa sukolilan beberapa tahun yang akan datang.Â
Pemuda sebagai pelaku dan penerus tatanan masyarakat dan di dudukung oleh para santri dan lingkungan pondok pesantren untuk menyemarakkan dan menumbuhkan ghiroh keislmaan sehingga dapat terciptanya tatanan masyarakat dan bakal penerus desa sukolilan yang religius, aman dan damai. Yang mana sekarang ini desa Sukolilan sudah terkenal dengan kereligusanya karena sosial keagamaan masyarakat, terdapat pesantren, tokoh-tokoh ulam, makam KRT Mertowidjoyo, dua masjid dalam satu desa dan masih banyak lagi.
Dan yang terpenting " Syubbanul Yaum Rijalul Ghod" sebuah maqolah yang berarti " Pemuda masa kini adalah pemimpin masa depan. Dari maqolah tersebut dapat memberikan pemahaman bagi kita bahwa yang memimpin bangsa dan tatanan masyarakat adalah pemuda saat ini baik dari kalangan pemuda desa, pesantren, mahasiswa, pekerja dan lain sebagainya. Dan hakikatnya mereka harus siap untuk melakukan perubahan menuju kebaikan dan tugas orang tua dan tokoh masyarakat adalah membimbing dan mengarahkan mereka agar tetap pada jalan yang bernar.Â
Sehingga penting sekali jika kita saat ini sebagai mahasiswa, santri, maupun yang lain untuk sudah menyiapkan diri sebagai agen perubahan, dengan memperdalam ilmu dan mencari pengalaman kehidupan karena itu adalah sebuah keniscayaan.Â
Terkhsusus selama mengabdi ini mahasiswa KKN telah ikut serta dan belajar tentang kehidpan di masyarakat yang sesungguhnya, dari mengikuti kegiatan kemasyarakatan, dan mengadakan kegiatan kemasyarakatan seperti penanaman melati guna pemberdayaan makam pendiri sukolilan dan kendal, beuty class, mahasiswa mengajar dan masih banyak lagi.Â
Dengan memperdalam ilmu dan mencari pengalaman kehidupan sebanyak mungkin akan memberikan wawasan lebar terhadap para pemuda untuk menjadi agen perubahan di masa mendatang. Sehingga akhirnya nanti dapat terwujudnya baldatun thoyyibatun bukan sekedar mimpi saja.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H