Tiga periode atau penundaan pemilu adalah sebuah usul untuk menolong Wakil Presiden Ma'ruf Amin?
Weleh-weleh...
Wacana politik sontoloyo yang disebut penundaan pemilu atau tiga periode telah meresahkan rakyat Indonesia. Ternyata masih saja ada pihak-pihak yang tamak atau rakus kekuasaan yang dibungkus dalam bingkai atau alasan demokrasi.Â
Mungkinkah pihak-pihak yang tamak atau rakus kekuasaan itu ingin mengingkari esensi reformasi yang telah banyak memakan korban saat menumbangkan rezim Soeharto atau Orde Baru yang cenderung represif dan mengekang kebebasan berpendapat?
Selama ini pun ada sebagian pihak yang berasumsi rezim Jokowi sudah mirip rezim Soeharto. Tak heran apabila kebebasan berpendapat tidak seperti di awal reformasi.
Menulis artikel politik di Kompasiana saja sering dihapus oleh admin dengan alasan yang cenderung tidak jelas.
Wacana politik tadi ditanggapi oleh Jokowi cenderung plintat-plintut atau abu-abu, padahal sudah banyak pihak yang gemas dan kesal.Â
Akhirnya Jokowi baru terkesan tegas menolak wacana itu setelah mahasiswa akan melakukan demo di pelbagai penjuru tanah air. Tak heran apabila ada yang tersenyum simpul dan geli.
Setelah ada demo mahasiswa yang diikuti kejadian babak belurnya dosen UI Ade Armando, wacana politik tiga periode pun kalah atau nyungsep.
Sudah bisa diduga akan ada misi atau alasan ini dan itu untuk menyelamatkan muka yang sudah tercoreng.