Tiga periode atau penundaan pemilu adalah sebuah usul untuk menolong Wakil Presiden Ma'ruf Amin?
Weleh-weleh...
Wacana politik sontoloyo yang disebut penundaan pemilu atau tiga periode telah meresahkan rakyat Indonesia. Ternyata masih saja ada pihak-pihak yang tamak atau rakus kekuasaan yang dibungkus dalam bingkai atau alasan demokrasi.Â
Mungkinkah pihak-pihak yang tamak atau rakus kekuasaan itu ingin mengingkari esensi reformasi yang telah banyak memakan korban saat menumbangkan rezim Soeharto atau Orde Baru yang cenderung represif dan mengekang kebebasan berpendapat?
Selama ini pun ada sebagian pihak yang berasumsi rezim Jokowi sudah mirip rezim Soeharto. Tak heran apabila kebebasan berpendapat tidak seperti di awal reformasi.
Menulis artikel politik di Kompasiana saja sering dihapus oleh admin dengan alasan yang cenderung tidak jelas.
Wacana politik tadi ditanggapi oleh Jokowi cenderung plintat-plintut atau abu-abu, padahal sudah banyak pihak yang gemas dan kesal.Â
Akhirnya Jokowi baru terkesan tegas menolak wacana itu setelah mahasiswa akan melakukan demo di pelbagai penjuru tanah air. Tak heran apabila ada yang tersenyum simpul dan geli.
Setelah ada demo mahasiswa yang diikuti kejadian babak belurnya dosen UI Ade Armando, wacana politik tiga periode pun kalah atau nyungsep.
Sudah bisa diduga akan ada misi atau alasan ini dan itu untuk menyelamatkan muka yang sudah tercoreng.
Menurut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, wacana politik tadi untuk kepentingan atau menolong Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
"Saya itu usul dalam rangka menolong Kiai Ma'ruf dalam rangka menolong rakyat. Kenapa menolong Kiai Ma'ruf? Supaya nanti di akhirat ditanya, kurang ini kurang itu. Mesti alasannya dua tahun pandemi enggak bisa apa-apa. Rakyat bilang pemerintah kurang ini kurang itu. Dua tahun stuck loh, enggak ngapa-ngapain. Anggaran DPR habis buat pandemi. IKN belum tergarap sama sekali."
Menurut berita itu ia berkelakar.
Terserah berkelakar atau tidak, tapi setelah nyungsepnya wacana politik penundaan pemilu atau tiga periode tadi ada juga si dungu non kadrun yang berusaha mati-matian membela Jokowi seolah-olah atau mengesankan kepada publik bahwa Jokowi sama sekali tidak terlibat dalam rencana wacana politik sontoloyo itu, padahal Luhut termasuk menteri yang mendukungnya.
Lihatlah, sekarang mereka berusaha untuk cuci tangan! Jokowi jadi korban dari rencana busuk tiga periode mereka!Â
Begitulah kira-kira kata si dungu non kadrun...ha-ha-ha-ha-ha.
Lucu sekali.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H