Pemerintah tentu tak pernah berpangku tangan melihat banjir. Sejak zaman kumpeni sampai masa Gubernur Anies Baswedan, selalu dicarikan upaya penanggulangan. Upaya itu bukannya nihil, tapi belum mampu menghalau bajir secara tuntas. Jadi, apa mau dikata. Manusia memang hanya berusaha. Tuhan yang menentukan.
Banjir di Jakarta atau di mana saja, mungkin sebuah bencana dan namanya musibah tidak bisa dipasti-pastikan. Ibarat i love u, tak disangka datangnya.
Dalam keprihatinan yang mendalam terhadap saudara-saudara yang kebanjiran di Jakarta, teringatlah sebuah lagu dari kota kawanua Manado, yang dinyanyikan Melky Guslow, "Siapa suruh datang Jakarta, siapa suruh datang Jakarta... e dodo e".**Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H