Mohon tunggu...
Marselia Ika
Marselia Ika Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis lepas

Introvert yang senang menulis, mendengarkan musik dan mengamati.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prokrastinasi Bukan Sekadar Budaya Menunda, Kenali 6 Penyebabnya!

15 Juli 2023   16:03 Diperbarui: 15 Juli 2023   16:09 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengejutkannya, perfeksionis terkadang juga sering melakukan prokrastinasi.

Sifat perfeksionis yang menginginkan kesempurnaan bisa menjadi intimidasi bagi diri sendiri. 

Standar perfeksionis yang tinggi, dapat menyebabkan seseorang malah menghindari dan menunda melakukan pekerjaan hingga ia merasa sanggup melakukannya.

Saat seorang perfeksionis merasa tidak punya kemampuan untuk melakukan suatu tugas, ia akan memilih menolak atau menghindar dan menunggu hingga waktu yang tepat, daripada melakukan tidak sesuai standarnya.

5. Kurang percaya diri

Rasa kurang percaya diri adalah musuh utama dari produktivitas. Ketika kita merasa tidak percaya diri, maka akan muncul keraguan pada kemampuan dan kapabilitas, sehingga pekerjaan seperti tidak dapat diatasi, dan menghadirkan kecemasan.

Sekali lagi rasa cemas mendatangkan rasa tidak nyaman, salah satu akar masalah dari prokrastinasi.

Rasa kurang percaya diri juga dapat menimbulkan kurangnya motivasi. Tanpa motivasi dan antusiasme yang cukup serta tujuan yang jelas akan lebih mudah untuk menunda tugas. 

6. Rasa tidak nyaman

Pekerjaan yang berat, tugas yang menumpuk, deadline di depan mata, akan menimbulkan rasa tidak nyaman. Manusia secara alami akan menghindari sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman. Begitu juga dengan pekerjaan.

Secara naluri, kita akan mencari atau mengalihkan fokus kepada hal lain yang lebih menawarkan rasa nyaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun