Membuat generasi Z update pada perkembangan (isu) di masyarakat, tetapi juga mudah terpapar isu kesenjangan sosial. Postingan yang berbau pamer kekayaan, atau hangout di tempat-tempat viral, tidak bisa dinikmati setiap orang.
Namun, tenang saja di era Gen Z, banyak pebisnis yang melek akan “kelemahan” mereka ini, ada berbagai macam akses untuk mendapatkan uang cepat.
Seiring dengan teknologi yang membuat semua serba instan, kemudahan yang mereka dapatkan melahirkan pribadi-pribadi yang “tak sabaran”.
Jika kurang uang? Tenang ada pinjol.
Ingin belanja, tapi belum gajian? Paylater solusinya.
Ingin jalan-jalan? Ada kok website untuk mencicil tiketnya, semua bisa diatur.
Memang semua fasilitas tersebut sudah ada sejak dulu, lewat kartu kredit. Namun, pengguna kartu kredit adalah mereka yang sudah terverifikasi oleh bank. Kredibilitas mereka untuk membayar cicilan tidak perlu diragukan, walaupun ada kasus kredit macet.
Sementara generasi Z? mereka cukup memasukkan data yang entah benar atau tidak, lalu bermodalkan foto dengan KTP dan nomor rekening, uang sudah masuk ke rekening.
Urusan pembayaran? Mungkin ada yang rutin membayarnya tepat waktu, tetapi yang terjerat pinjol? Tidak usah ditanya berapa banyak.
Di dunia Kerja Generasi Z juga kalangan yang melek isu kesehatan mental, walaupun terkesan lemah dengan jargon “healing”, mereka tahu bagaimana me-treat tubuh agar tidak burn out.