Mohon tunggu...
Huia Arin
Huia Arin Mohon Tunggu... Freelancer - Ayo membaca!

Hobby membaca, belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Greatest Astrologist Bab 003

3 Juni 2022   15:26 Diperbarui: 3 Juni 2022   15:40 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest/Ane Holanda

Chu Qianli mengikutinya masuk dan berkata dengan santai, "Fengshui di sini bagus."

"Eh? Kamu mengerti itu?"

"Sedikit." Chu Qianli menambahkan, "Kakek tertarik dengan ini."

He Zhenghe sedikit kaget dan menyadari bahwa kakek yang dimaksud Chu Qianli sebenarnya paman He Sichen. Dia yang membesarkannya dan katanya dia tuan Fengshui di desa. Dia telah meninggal beberapa waktu lalu.

Di dalam rumah, Chu Qianli baru saja masuk melewati pintu dengan He Zhenghe dan langsung berhadapan dengan Yu Shen yang emosional.

Yu Shen, memandang putri kandungnya yang tidak pernah ditemuinya selama ini, insting keibuanya langsung mengatasi jarak antara mereka. Matanya langsung memerah, dan air mata membendung, dan dia berkata dengan sura terpatah-patah, "Anakku, kamu telah menderita..."

Chu Qianli langsung dipeluk ibunya dan di ayun maju mundur seperti boneka. Tangan ibunya sangat erat hingga dia hampir tak bisa bernafas. Dia merasa pakaiannya basah oleh air mata. Karena tidak bisa melakukan apa-apa, dia melingkarkan tangannya memeluk Yu Shen dan berkata dengan tenang, "Tidak apa-apa. Sebenarnya tidak begitu hebat atau pun buruk. Biasa saja."

Dan dia jujur dengan yang dikatakannya. Kehidupan di desa tidaklah buruk.

Desa tempatnya besar, lagipula, salah satu desa maju. Desa tersebut jauh lebih baik daripada banyak desa lainnya di negeri ini.

Yu Shen mulai menangis setelah mendengar ini. Dia telah membayangkan berbagai skenario pertemuan mereka berkali-kali tetapi tidak disangka putrinya lebih tegar daripada dirinya.

Setelah He Zhenghe menenangkan Yu Shen, keduanya akan memperkenalkan He Shichen. He Shichen, menyaksikan adegan berkumpul kembali sejak tadi, hanya merasakan hawa dingin di sekujur tubuhnya. Dia tidak memperlihatkannya keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun