Mohon tunggu...
Hudel Gadafi
Hudel Gadafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Pen(t)inta tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi tanpa Kharisma, Mental Sehat Gen Z Terpuruk?

22 April 2024   03:22 Diperbarui: 22 April 2024   04:01 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Generasi Z tampak tersenyum skeptis | Sumber:  https://unsplash.com/@fairytailphotography

Perspektif mengenai Generasi Z cukup variatif, namun secara umum Gen Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1997-2012. Satu generasi pragmatis yang cenderung berpikir praktis, seseorang yang ingin mendapatkan hasil tanpa proses yang lama.

Generasi Z atau Gen Z juga memiliki karakteristik menarik loh, seperti melek teknologi, toleran, kreatif, dan manja, Ups. "Duuh, gegara hal sepele saja kamu sudah overthingking. Bapak waktu seusiamu dulu meskipun tidur di lantai ga pernah ngeluh." Mental Generasi Z sedang diuji, menghadapi tantangan unik di era modern.

Mental Generasi Z Goyah, Berikut Faktornya

Jangan takut, kamu tidak sendirian | Sumber: https://unsplash.com/@dmey503
Jangan takut, kamu tidak sendirian | Sumber: https://unsplash.com/@dmey503

Tantangan yang dihadapi generasi sebelumnya tentunya sedikit berbeda seperti tekanan sosial dan psikologis, dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat tantangan Generasi Z menjadi lebih komplit.

Teknologi sudah menjamah segala aspek territorial keilmuan seperti media sosial, pendidikan, profesi, bahkan merasuk jauh ke dalam jati diri seseorang khususnya remaja. Berikut ulasan beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan mental Generasi Z dengan segala tantangannya yang makin pelik menimbulkan kecemasan yang mendalam.

1. Teknologi dan Media Sosial

Tatapan robot ini sampaikan pesan tersirat | Sumber: https://unsplash.com/@agk42
Tatapan robot ini sampaikan pesan tersirat | Sumber: https://unsplash.com/@agk42

Generasi Z terjebak dalam dimensi ilusi, penggunaan teknologi secara berlebihan terutama media sosial. Segala jenis platform yang sering digunakan dan menghabiskan banyak waktu mengarahkan pada perasaan isolasi.  Faktanya media sosial dapat menghubungkan bahkan menjalin ikatan dengan seseorang meski berjauhan, hal tersebut mengakibatkan Generasi Z merasa kesepian dan terisolasi.

Media sosial juga akan menampilkan fenomena yang sering kita perhatikan sehari-hari dan berakhir candu, paparan yang tidak terkendali memaksa Generasi Z untuk menyesuaikan standar yang tidak realistis sehingga kepercayaan diri menurun bahkan depresi. Peran keluarga dan orang terdekat sangat diperlukan agar stigma tersebut tidak mengakar dan terjadi terus-menerus.

2. Tekanan Akademik

Mendidik duduk, cita-cita berujung nestapa | Sumber: https://unsplash.com/@jonasjacobsson
Mendidik duduk, cita-cita berujung nestapa | Sumber: https://unsplash.com/@jonasjacobsson

Generasi Z pasti tidak asing dengan istilah deadline, dalam dunia pendidikan seorang pelajar tentunya diberikan tugas yang harus diselesaikan di sekolah maupun di rumah. Namun fenomena yang terjadi, sebagian besar Generasi Z mengalami stress berlebih karena dituntut menguasai atau minimal memahami semua mata pelajaran di sekolah/kampus.

Tekanan akademik tidak hanya berupa fisik yang terbebani, tetapi juga memberi tekanan psikologis yang signifikan. Oleh sebab itu, pengembangan keterampilan penanganan stress sangat diperlukan apalagi tersedianya bermacam fasilitas seperti meditasi, olahraga, dan seni kreatif.

3. Generasi Z: Masa Depan?

Genggam dunia, jangan salah arah | Sumber: https://unsplash.com/@aronvisuals
Genggam dunia, jangan salah arah | Sumber: https://unsplash.com/@aronvisuals

Ketidakpastian masa depan Generasi Z, beberapa faktor menyebabkan Generasi Z cemas dalam menghadapi tantangan adalah masa depan. Dunia yang semakin berubah membuat pekerjaan yang mulanya dianggap stabil menjadi rentan karena kemajuan teknologi, tanpa keputusan yang tepat Generasi Z akan mudah tergantikan dengan keahlian multifungsi seperti robot.

Generasi Z juga makin terpuruk dalam kecemasan jika membahas tentang jaminan finansial di masa depan. Ketidakpastian keuangan seperti biaya pendidikan semakin meningkat, tidak mampu membeli rumah, dan terbebani hutang membuat pupusnya kesejahteraan mental Generasi Z.

3. Jati Diri Generasi Z

Perhatian dunia seakan tertuju pada generasi z | Sumber: https://unsplash.com/@bacila_vlad
Perhatian dunia seakan tertuju pada generasi z | Sumber: https://unsplash.com/@bacila_vlad

Generasi Z tampak kesulitan menemukan tempat di tengah masyarakat, Generasi Z terlalu asyik sendiri meratapi nasib atau bertanya-tanya memiliki fungsi apa di dunia ini.

Generasi Z sering kehilangan arah karena sibuk mencari jati diri atau disebut dengan krisis identitas, hal ini biasa terjadi karena hidup serba praktis sehingga melupakan proses, bukankah jati diri dapat ditemukan saat berproses?

Dukungan sosial sangat dibutuhkan untuk menangani masalah tersebut, seperti melalui peran keluarga atau orang-orang terdekat. Tetaplah berinteraksi sampai menemukan esensi diri sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun