Mohon tunggu...
Hucla Nastitork
Hucla Nastitork Mohon Tunggu... Lainnya - About Life

I'm searching all about man

Selanjutnya

Tutup

Film

"The Aviator", Ketika Gangguan Psikologis Menguasai Tubuh

15 April 2020   11:20 Diperbarui: 2 November 2021   12:17 2123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aviator | Sumber: kapanlagi.com

SINOPSIS

The Aviator bercerita tentang pengusaha, pembuat film dan pembuat sekaligu penerbang pesawat yang bernama Howard Hughes. Hughes menderita OCD (Obsessive-compulsive disorder) saat dewasa. 

Pada pembukaan film terdapat adegan Hughes waktu kecil sedang di mandikan oleh ibunya. Ibunya mengatakan pada Hughes yang berusia 9 tahun bahwa ia tidak aman, karena pada saat itu amerika sedang dilanda wabah Kolera.

13 tahun kemudian yaitu tahun 1927 Hughes yang berusia 22 tahun membuat film perang, Hell's Angels. Hughes terobsesi pada dunia penerbangan dan pembuatan film, bahkan ia menjadi kameramen saat pembuatan film perang itu. 

Hughes juga perfeksiones dalam pekerjaan, saat film itu selesai pada 1929, ia mengulang kembali filmnya untuk menambahkan suara (sebelumnya film ini adalah film tanpa suara). Film Hell's Angels meraih kesuksesan. Film-film Hughes selanjutnya seperti Scarface dan The Outlaw juga meraih kesuksesan.

Hughes mempunyai pacar bernama Katherine Hepburn. Hepburn sering memberi dukungan pada Hughes ketika mengalami gejala-gejala OCD. 

Obsesi Hughes pada pesawat tidak berhenti sampai sini, ia kemudian membuat pesawat tercepat di dunia saat itu. Ia juga meraih rekor penerbangan tercepat mengelilingi dunia, yaitu empat hari

Seiring berjalannya waktu Hughes mulai menunjukkan perilaku yang mengkhawatirkan. Hughes terkadang mengulang-ulang kalimat yang ia ucapkan dan seperti fobia terhadap debu.

Suatu saat rumah Hughes  digeledah FBI. Hughes diduga menggelapkan uang pemerintah dalam pembuatan pesawat, perusahaannya terancam bangkrut. 

Kejadian ini menyebabkan trauma pada Hughes. Ia mengalani depresi berat setelahnya, mengucilkan dirinya di ruang bioskop pribadinya selama tiga bulan. 

Hughes menjadi semakin paranoid dan menarik diri dari kenyataan. Ia mengalami ketakutan yang berlebihan pada kuman dan kencing dalam lusinan botol susu kosong.

Setelah keluar dari kesendiriannya itu, Hughes mengikuti sidang atas kasus penggelapan uang itu. Pemerintah menuduh Hughes melakukan pemborosan uang untuk membuat pesawat yang tidak bisa terbang (Hercules). Hughes akan membuktikan bahwa pesawat itu bisa terbang.

Hughes akhirnya sukses dengan penerbangan pesawat Hercules dan mendapat perhatia dunia. Scene selanjutnya beralih di kamar mandi Hughes teringat cita-citanya yang ia ucapkan pada ibunya saat sedang  dimandikanakan. 

Ia bercita-cita akan menjadi manusia paling kaya dan meciptakan pesawat terbang tercepat di dunia. Film ditutup dengan Howard Hughes mengulang-ngulang kalimat "The way of the future" di depan kaca kamar mandi.

ANALISIS PSIKOLOGI

Dalam film dijelaskan bahwa Hughes akan cemas saat melihat debu, kotoran, orang menyapu, makanan yang terlihat tidak bersih, dan kadang menolak berjabat tangan. 

Setelah memegang sesuatu yang dianggapnya kotor, ia kemudian mencuci tangan secara berulang-ulang dengan sabun yang sama seperti waktu ia dimandikan ibunya. Ia bisa mencuci tangan sangat keras dan lama sampai tangannya lecet. 

Dalam pertengahan sampai akhir film kondisinya pun memburuk, ia bahkan tidak mau memegang gagang pintu tanpa tisue dan ia sering mengucapkan kalimat yang berulang-ulang dan bisa berhenti saat ia menutup mulutnya dengan paksa.

Menurut Freud dalam Hall (2017) perilaku-perilaku masa sekarang sangat dipengaruhi pengalaman-pengalaman traumatis masa lalu. 

Howard Hughes saat kecil mendapatkan kasih sayang dan proteksi tinggi dari ibunya tentang kebersihan, ibunya sangat menekankan bahwa ia berada dalam ketidakamanan karena ancaman kolera yang sedang mewabah. 

Pengalaman masa kecil Hughes itu berkontribusi terhadap kepribadiannya saat dewasa. Hughes mengalami kelainan yaitu, Obsessive-Compulsive Daisorder atau OCD. 

Menurut Davidson (2004) OCD adalah kombinasi dari obsesif yaitu, pemikiran yang menimbulkan distres dan muncul pada waktu, tempat dan kondisi tertentu, dan kompulsif adalah perilaku yang dirasa dapat menurunkan kecemasan yang berkaitan dengan obsesif tadi. 

Hughes merasa cemas berlebihan saat bersentuhan dengan benda yang dirasa kotor. Saat semas berlebihan itu datang, ia akan ke membersihkan tangannya secara berulang-ulang.

Hughes sering mengucapkan kalimat yang sama secara berulang-ulang. Saat kecil ibunya mengucapkan kalimat-kalimat yang sama secara berulang-ulang tentang kebersihan. 

Hughes kadang berhenti cemas setelah mengeja kata "Quarantine", persis seperti yang ibunya ajarkan saat kecil. 

Hughes dewasa memiliki sifat possesif pada pacar, perfeksionis, ambisius dan tidak suka dipotong pembicaraanyaa. Sifat-sifat itu bisa terbentuk karena fiksasi di masa anal Hughes.

Dilansir dalam alodokter.com Menurut dr. Tjin Willy intervensi pada penderita OCD dapat dilakukan dengan metode terapi perilaku kognitif dan pemberian obat antidepresan. 

Hal ini berkaitan dengan penelitian Puspitosari (2009), dalam penelitiannya, terdapat seorang laki-laki berusia 18 tahun beraga islam, ia kerap mengulangi aktivitas sehari-hari secara berlebihan, seperti wudhu berulang-ulang karena tidak yakin sudah suci, mandi berulang-ulang karena merasa belum bersih dan waktu memulai sholat, ia sering mengulang takbiratul ihram karena dirasa belum khusu'. 

Setalah dilakukan penyembuhan dengan kombinasi SRI (Serotin Reuptake Inhibitor) dan terapi kognitif perilaku modifikasi 5 sesi, subyek mengalami perbaikan klinis.

Referensi:

  1. Davidson, G.., 2004. Gangguan Ansietas dalam: Psikologi Abnormal. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
  2. Hall, C.S., 2017. Naluri Kekuasaan Sigmund Freud. Narasi, Yogyakarta.
  3. Puspitosari, W.A., 2009. Terapi Kognitif dan Perilaku pada Gangguan Obsesif Kompulsif. Mutiara Medika 9, 73--78.
  4. Willy,  dr. T., 2019. OCD (Obsessive Compulsive Disorder). alodokter.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun