Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

20 Juta Hektar Tanah Tertidur di Tengah Jeritan Rakyat

25 Januari 2025   10:16 Diperbarui: 25 Januari 2025   10:16 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Ampera dan Sungai Musi (Sumber: pribadi)

Langkah kecil seperti redistribusi lahan dan pelatihan teknologi dapat menciptakan dampak yang berkelanjutan. Model ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dapat menghidupkan kembali lahan yang terlupakan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

Indonesia Baru Tanpa Lahan Tidur

Kambang Iwak, kawasan taman kota yang perlahan mulai dipoles lahan tidurnya. (Sumber : pribadi)
Kambang Iwak, kawasan taman kota yang perlahan mulai dipoles lahan tidurnya. (Sumber : pribadi)

Sebagai masyarakat yang sering melihat tanah kosong di tengah kota, saya bertanya-tanya, "Mengapa lahan ini dibiarkan kosong ketika begitu banyak orang hidup tanpa hunian layak?". Setiap lahan tidur adalah kanvas kosong yang menunggu sapuan kuas perubahan. Dengan pendekatan sistematis dan kolaborasi lintas sektor, potensi besar ini dapat dihidupkan kembali.

Bayangkan desa-desa yang dulunya tandus kini dipenuhi ladang hijau yang subur. Kota-kota besar memiliki taman kota yang sejuk, harmonis dengan pusat agrikultur modern. Dengan langkah kecil yang konsisten dan kolaborasi yang kuat, Indonesia baru tanpa lahan tidur bukan lagi sekadar mimpi.

Badan Bank Tanah membuktikan bahwa melalui redistribusi, transformasi, dan pemberdayaan masyarakat, kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Jika negara-negara lain telah berhasil, mengapa Indonesia tidak bisa? Akankah kita membiarkan harta ini terus tertidur, atau justru menjadikannya sumber harapan bagi masa depan Indonesia?

***

Sumber & Referensi:

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun