Saya merasakan Islam di tangan Zainuddin MZ menjadi renyah, mudah dicerna dan selalu tersampaikan dalam nuansa penuh humor.
Kalian pernah kan didongengkan oleh orangtua? Sama seperti itulah yang saya rasakan.
Tampilan wajah Islam terlihat agama yang penuh kasih sayang, dan mampu menyentuh nalar masyarakat termasuk non muslim seperti saya.
Ada kesejukan dalam dakwahnya, kepiawaian Zainuddin MZ menampilkan aspek-aspek indah dan luhur Islam. Pada saat itu,saya merasakan bagaimana umat Islam hidup berdampingan dengan umat yang lainnya tanpa harus saling menebarkan kebencian, maupun aspek lainnya.
Tidak seperti ceramah ustad kekinian di sholat jumat yang tidak sedikit menyulut emosi jika tidak memiliki hati yang sabar.
Ada rasa yang berbeda ketika mendengarkan beliau menyampaikan pidato keagamaan yang penuh rasa kasih sayang, santun, dan penuh pesona. Di tengah suasana hati sedang gelisah, Zainuddin MZ memberikan obat rohani bagi jiwa-jiwa yang gersang.
Kenangan-kenangan saya bersama KH Zainuddin MZ, Dai Sejuta Umat yang menjadi salah satu favorit saya. Dengan gaya dakwah yang khas, kocak, namun tidak mengurangi bobot materi yang disampaikan.
Sekalipun Zainuddin MZ sudah tidak ada bersama kita lagi, namun saya yakin kalian juga pernah merasakan sentuhan lembut Islam saat mendengarkan dakwahnya.
Mari kita kirimkan hening sejenak dan mengirimkan doa agar almarhum Zainuddin MZ makin dilapangkan kuburnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H