Di sana, penduduknya sudah menyiapkan homestay yang bisa diinapi dengan harga terjangkau mulai dari Rp200.000 - Rp500.000 per hari dan sudah termasuk makan dan alat snorkeling. Penawaran yang menarik bukan!
"Tamu bisa lihat atraksi budaya di Desa Bahoi, bang. Para mama-mama punya keahlian bikin kerajinan tangan dari rotan. Lumayan kan bisa dibeli buat souvenir." tambah Anto.
Jelajah Citarasa Likupang
Saya yakin setiap jengkal tempat di Indonesia mempunyai cerita yang berbeda, termasuk tentang citarasa.
Tidak perlu heran melihat orang Sulawesi menyantap cabe dalam porsi besar. Itulah yang terjadi pada Anto ketika saya melihat dia setiap hari membeli cabe dari pedagang sayur keliling.
"Cabe Palembang rasa pedasnya beda dengan tempat kami di Sulawesi sana, Bang. Kami biasa bikin jadi sambal roa atau dabu-dabu." Logat khas orang Timur masih terasa kental. "Abang tahu sendiri kalau makan nasi tanpa sambal itu ada rasa yang kurang kan," sambungnya kembali.
Rasa pedas yang menjadi kegemaran warga lokal tentunya juga dipengaruhi oleh letak geografis sehingga hampir kebanyakan makanan diberikan rasa pedas untuk menimbulkan efek hangat di perut.
Jack Tuner dalam bukunya "Spice : History of Temptation" mengatakan bahwa citarasa rempah mampu melayarkan ribuan kapal. Aromanya mengundang negara-negara Barat berdatangan ke pulau-pulau Nusantara.
Walau saya berasal dari kota Palembang yang memiliki unsur pedas pada kuliner, namun rasa pedas khususnya sambal buatan orang Indonesia Timur memang berbeda.
Hal ini dikarenakan kesegaran rempah dan bahan baku yang mereka miliki.