Setidaknya ada 4 faktor yang mendorong pertumbuhan bisnis kedai kopi. Dari hasil pengamatan, termasuk Hendra Susanto yang membeberkan langkah berhasilnya.
Pertama, daya beli konsumen saat ini telah bertumbuh dibandingkan lima tahun silam. Dengan meningkatnya daya beli konsumen membuat pilihan kedai kopi pun beragam sekaligus menjadi tantangan.
Kedua, dominasi populasi pengunjung kedai kopi saat ini adalah dari kelompok generasi Y dan Z yang akhirnya menciptakan gaya hidup baru dalam mengonsumsi kopi. Para anak muda yang addict terhadap kafein rasanya kurang pas saat bekerja atau nongkrong tanpa ada secangkir kopi.
Ketiga, kehadiran media sosial yang semakin memudahkan bisnis kedai kopi melakukan aktivitas marketing dan promosi sehingga mendatangkan trafik tinggi.
Terakhir, hadirnya teknologi online seperti platform untuk memesan kopi secara online akhirnya memudahkan proses penjualan para pemilik kedai tanpa perlu tatap temu. Semua dilakukan oleh jasa pengiriman.
Pesanan Melonjak Butuh Bantuan Pengiriman
Pandemi membuat transformasi digital sektor industri dan UMKM semakin cepat. Sama seperti aktivitas masyarakat yang mulai berjalan, kedai kopi kini juga mulai perlahan bangkit.
Di area belakang dekat mesin penggiling, Hendra memiliki orang yang dipercaya bertugas mengemas pesanan kopi. Walau suhu di ruangan cukup panas, raut wajah orang yang senang bekerja bisa tergambar.
Beskabean dapat bertahan pada masa sulit di awal pandemi. Mereka tetap bisa buka kedai dari pagi hari, di saat kedai kopi lain baru buka di sore hari. Kunci dari bisnis ini adalah bagaimana beradaptasi dengan situasi.