Bisa saja ada yang datang ke tempat wisata ingin menikmati kuliner saja atau hanya ingin melihat Danau Toba saja. Namun ketika dibuatkan bentuk tematik dan juga experience si wisatawan akan membuat jumlah waktu bermalam lebih lama.
Menurut info Ibu Rizki Handayani, jalur wisata tematik atau travel pattern Kaldera Toba sendiri telah dirampungkan pada tahun 2020 dengan mengusung tiga tema yaitu eco culture, eco nature, dan eco science.
1. Jalur Eco Culture
Jalur eco nature melingkupi Air Terjun Sipiso Piso, Lisa Andi Leo's Organic Coffee, Pusuk Buhit Mountain, Taman Wisata Kera Sibaganding, dan Taman Eden 100 Tobasa.
2. Jalur Eco Nature
Jalur eco culture meliputi Lumban Suhi Suhi Toruan, Istana Makam Raja Sisingamangaraja, Sentra Ulos Desa Meat, Museum Batak TB Silalahi, Makam Tua Raja Sidabutar, dan Museum Huta Bolon Simanindo.
3. Jalur Eco Science
Jalur eco science terbagi empat subjalur yang masing-masing memiliki jalurnya sendiri. Subjalur itu adalah Kaldera Porsea, Kaldera Haranggaol, Kaldera Sibandang, dan Pulau Samosir.
Dan pada 2022 akan dilanjutkan dengan pembuatan storytelling, interpretasi, serta pelaksanaan uji trail pada tiga tema tersebut.
Danau Toba diakui UNESCO
Danau Toba saat ini telah ditetapkan oleh Presiden sebagai destinasi pariwisata super prioritas.
Bahkan saat sidang dewan eksekutif United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) ke-209 mengakui Kaldera Toba masuk dalam UNESCO Global Geopark (UGG).
Selain itu yang membuat saya kagum adalah hadirnya berbagai agama, suku dan ras dengan budaya yang berbeda-beda tetapi memiliki satu keunikan tersendiri.
Mendengar sesi diskusi dari pemateri pada konferensi internasional ini. Jika dikaitkan dengan pariwisata yang hari ini berada di masa Covid-19 tentunya kita semua ingin pariwisata pun bisa segera bangkit.
Tantangan Hospitality dan Sumber Daya Manusia
Sumatera Utara ini diberi "hadiah" dari Tuhan dengan keindahan alam alami seperti Danau Toba.