Kejadian viral di sebuah kedai kopi di Bandung kemarin membuat saya berpikir kalau memang tidak semua orang memiliki pengalaman yang sama mengenai espresso.
Espresso sendiri inti dari kopi. Minuman ini menjadi dasar dan pondasi sebelum kita menikmati jenis minuman kopi lainnya.
Waktu pertama kali saya mengenal espresso itu dari fast food yang menjual kopi. Saya melihat espresso harga yang paling murah di daftar menu. Dengan kantong pas-pas an saya dengan percaya diri sebut espresso.
Lalu, baristanya dengan ekspresi tanda tanya melihat ke arahku.
"Kak, espresso itu cangkirnya kecil seperti ini. Dan, rasanya pahit." serunya.
Saya diam sesaat dan bilang tidak apa-apa.
Tak berapa lama, espresso pesanan saya pun tiba. Saya melihat cangkir putih ukuran 6 oz atau setara dengan 177,44 ml.
Tegukan pertama kopi hitam itu terasa pahit. Saya pun buru-buru ingin membuka bungkus gula putih dan coklat yang ada di sampingku. Tapi, tak lama saya urungkan niatnya karena ingin merasakan espresso.
Beberapa orang tidak mau menikmati espresso. Ada banyak alasan yang diberikan, mulai dari rasanya yang pahit tak tertahankan sampai ukurannya yang kecil sehingga tidak bisa dinikmati perlahan-lahan.
Karena espresso adalah dasar dari minuman kopi, seperti cappucino, cafe latte, macchiato, atau piccolo. Espresso merupakan jenis kopi yang diseduh dengan menggunakan mesin khusus bernama mesin espresso. Biji kopi ini diekstrak dengan tekanan dari mesin tersebut.