Orang bilang saat ini influencer-influencer banyak palsunya. Mereka mencoba membohongi pihak brand untuk mendapatkan produk atau uang padahal pengaruhnya tidak ada.
Kalau boleh dibilang, tidak semua pelaku digital yang menjadi influencer seperti itu. Saya tahu ada beberapa influencer yang memang memulainya dari nol dan konten yang dia sajikan memang memiliki engagement dengan audiens.
Sehingga tidak semua influencer itu tidak etis, palsu atau dibayar lebih hanya untuk mendapatkan produk gratis.
Kita bisa melihat ada influencer yang bisa menggunakan kekuatannya untuk mempengaruhi lingkungannya dengan cara baik, dan bisa membantu seseorang yang memang membutuhkan bantuan.
Sosok influencer sendiri bisa berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang pekerjaan. Apa yang dicari dari influencer adalah influencer marketing. Pemasaran dari mulut ke mulut tapi dengan cara digital sehingga memiliki dampak lebih kuat.
Makanya, kenapa kita suka tergiur dengan sebuah produk setelah mendengar rekomendasi produk dari influencer. Ada rasa percaya dan kita adalah target marketnya.
Berikut ini tips menentukan influencer marketing yang cocok untuk bisnis kamu.
1. Cari Influencer Sesuai Target Market Bisnis
Berkali-kali saya katakan ke calon klien saya ketika sedang konsultasi mengenai digital marketing. Janganlah memilih influencer berdasarkan jumlah followers yang mereka punya. Atau melihat karena konten mereka adalah sejenis, contohnya makanan maka mereka adalah pasarnya.
Brand dapat melakukan riset kecil terhadap influencer yang ingin diajak kerjasama. Misalnya konten-konten yang disajikan menarik dan cocok dengan produk kita. Sehingga dari riset kecil ini kita bisa mencapai target sesuai harapan.
2. Engagement
Ketika brand kamu ingin mencari influencer. Coba perhatikan engagement dari influencer. Apakah jumlah followernya terlihat berat sebelah. Kamu bisa cek secara manual dari postingan terakhir, tengah dan awal.
Cara mudah perhatikan saja jumlah likes dan commentnya apakah terlihat organik.
3. Lihat Riwayat Kerjasama Influencer
Influencer sendiri banyak yang telah bekerjasama dengan brand untuk mempromosikan produk. Seandainya kamu memang mengincar influencer yang pernah mempromosikan brand kompetitormu, tanyakan apakah kamu bermasalah jika influencer pernah mempromosikan produk kompetitor?
Atau, ada juga influencer yang asal mengambil produk misalnya hari ini produk A, besok lusa produk B yang mana produk A dan B adalah kompetitor.
4. Cocokkan Budget
Setiap influencer memiliki aturan sendiri dalam mengajak kerjasama. Coba cari apakah harga yang mereka tawarkan cocok dengan budget marketing kalian. Kalau tidak, bisa bernegosiasi sesuai harga yang cocok.
Apalagi harga setiap influencer itu berbeda sesuai dengan kualitasnya.
Anggap harga yang dikeluarkan memang untuk biaya promosi karena kalian sudah masuk ke era digital marketing, bukan lagi metode pemasaran tradisional seperti koran, atau radio.
Pada akhirnya, “pengaruh” seorang influencer itu bermuara pada dua karakter. Pertama, mereka dikenal karena sesuatu dalam komunitas sasaran (target market). Kedua, mereka bisa mempengaruhi tindakan orang sekitar sesuai sasaran.
Saya sendiri percaya, ada banyak influencer sejati yang memang menghasilkan konten hebat dan menambah nilai bagi komunitas mereka.
Kalian para brand, apakah sudah menggunakan influencer sebagai bagian dari kampanye marketing? Diskusi di kolom komentar yuk!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H