Ada delapan rumah panggung kayu besar dengan arsitektur khas arab bisa kita temukan. Khususnya kamu penikmat suasana rumahan, dijamin akan langsung merasa nyaman.
Kampung ini letaknya persis di pinggir Sungai Musi, di kawasan ini juga terdapat masjid untuk warga setempat melakukan ibadah dan bersantai sore menanti senja.
3. Kampung Kain Tuan Kentang
Namanya memang unik, Tuan Kentang. Kawasan ini akan memanjakan kalian penggemar kain-kain tradisional. Khususnya kain khas Palembang yaitu jumputan.
Lokasi Kampung Kain Tuang Kentang ini persis dipertemuan Sungai Musi dan Sungai Ogan. Sebuah mitos yang berkembang kawasan ini berasal dari saudagar Tionghoa yang punya bisnis besar di sepanjang muara sungai dan dimakamkan di kampung tersebut.
Keistimewaan dari kampung ini karena sebagian besar warganya hidup sebagai perajin kain tradisional Palembang. Kain-kain songket, blongsong, tajung, pelangi, atau jumputan kualitas baik bisa kamu jumpai.
Selain itu kamu juga bisa menikmati bersantai di pinggir Sungai Musi karena tak jauh dari dermaga kampung ini ada rumah tradisional.
4. Kampung Kapitan
Saat Palembang juga dijajah oleh Belanda, diutus seorang Kapitan sebagai pemungut pajak warga-warga lokal. Kapitan tersebut diberikan rumah panggung kayu yang megah sehingga seluruh keturunannya dapat tinggal di rumah tersebut.
Cerita Kapitan Tjoa Kie Tjuan yang memimpin sisi barat ulu Sungai Musi pada tahun 1930 - 1855 ini bisa kita datangi ke Kampung Kapitan. Di sana kita bisa menjumpai dua buah bangunan rumah kapitan yang sudah tua.