Bagi penggemar, kadang enggak peduli karena idola mereka bisa dikaitkan dengan suatu merek. Ada rasa kebahagiaan yang sulit diungkapkan ketika sudah terkait dengan minat dan hobi.
Latar belakang BTS sendiri bukan isapan jempol, penggemarnya tersebar di seluruh dunia. Dan, Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah ARMY (sebutan bagi penggemar grup musik Korea BTS ini). Informasi yang saya peroleh, apa yang membuat penggemar menyukai BTS karena ditiap konser mereka selalu menggaungkan pesan positif dan kebaikan.
Sedangkan, McDonalds sendiri memiliki jaringan toko global seluruh dunia. Menjadi tempat favorit bagi traveller ketika sedang melancong ke luar negeri. Bingung untuk mencari makanan halal atau sekadar menumpang untuk bermalam, karena McDonalds merupakan restoran fast food 24 jam.
1. Waktunya Era Kolaborasi
Awal tahun, saya pernah mengulas mengenai trend Digital Marketing 2021. Kolaborasi brand bukan hal yang baru di industri digital. Mengingat kalau beberapa waktu lalu setiap brand saling ingin terlihat unggul hingga titik maksimal menemukan target pasar yang sudah tidak bisa di-treatment.
Maka, kolaborasi brand adalah solusinya. Hal ini sudah seharusnya disadari oleh tiap brand saat ini dan mulai menyusun berbagai strategi untuk melakukannya. Tentunya saat ingin kolaborasi harus mengetahui dulu "value" dari brand agar ketika mengajukan penawaran brand tersebut punya nilai jual.
2. Melihat Tujuan Kolaborasi
Setiap brand punya tujuan kolaborasi. Tujuan ini sudah pasti untuk meningkatkan sales, hingga mempertahankan konsumen yang telah ada.
- Meningkatkan sales, berarti perlu ada produk baru atau dorongan dari pihak lain yang memiliki massal banyak sesuai target market.
- Meningkatkan engagement, berarti perlu membangun hubungan kedekatan dengan follower agar follower merasa diperhatikan.
- Meningkatkan awareness (brand equity), berarti brand perlu terus menggaungkan promosi lebih gencar.
Mengakusisi konsumen baru, berarti brand perlu tahu influencer/brand/key opinion leader yang punya konsumen juga militan. Semua tujuan kolaborasi ini tinggal disesuaikan dengan objektif sehingga brand dapat memilih dengan siapa akan berkolaborasi.
3. Dengan Siapa Kolaborasi
Tidak semua orang bisa diajak kolaborasi. Karena berkolaborasi ini mencari "value" yang tidak dimiliki oleh brand sendiri. Beragam cara untuk berkolaborasi, misal menggunakan KOL, influencer, blogger, artis, kompetitor, pemerintah, dan lainnya.
Misalnya ada brand yang ingin kolaborasi dengan Peregrination atau Deddy Huang. Maka saya pun juga harus bisa menunjukkan "value" saya agar brand tersebut ekslusif hanya berkolaborasi dengan saya. Begitupun sebaliknya.