Gerakan berbagi nasi ini datang dari hati, tanpa paksaan. Ini gerakan moral yang nyata.
Di tengah hingar bingar kota yang kita rasakan, ketika banyak anak muda asyik kongko di kafe tanpa menerapkan 3M. Tapi ada mereka yang meluangkan waktu, tenang, dan rupiah untuk terlihat dalam aksi sosial.
Teguh mengajak kelompok anak muda di sekitarnya untuk menanamkan sikap peduli. Dia pernah bilang yang menggerakkan hati saya juga ikut membantu. Bahwa amunisi mereka para dhuafa yang paling bisa kita bantu adalah nasi kotak.
Nasi dipilih karena masih ada orang-orang disekitar kita yang belum tercukupi kebutuhan dasarnya. Kondisi kita saat ini memang tengah "berperang" pada kelaparan. Dan, bentuk upaya kecil ini semacam gerakan positif amal dua sisi; membantu warung kecil UMKM dan para dhuafa.
Makanan yang dibeli berasal dari sumbangan para donatur serta hasil kerjasama dengan beberapa warung makan UMKM yang juga tengah berjuang untuk keluarga tangguh mereka.
Warung-warung UMKM tentunya mengalami masa sulit. Saat para pekerja kantoran diwajibkan bekerja dari rumah, ada yang kena PHK, dan lainnya.
Aksi yang dilakukan oleh Teguh ini menginspirasi karena berbagi rezeki harus berputar agar bisa dicicipi oleh banyak orang.
Menjadi Inspirasi Diri Sendiri
Keberadaan kaum dhuafa di perkotaan itu fakta. Mereka ada yang terpinggirkan, sehingga dicari solusi bagi kita yang berkecukupan untuk membantu.