Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Kisah Marpuah Nyaris Tertipu Suara Jantan Jason Mamoa

11 April 2020   11:05 Diperbarui: 11 April 2020   11:02 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marpuah senang sekali membaca isi pesan singkat yang masuk ke ponselnya. Dia dikabarkan mendapatkan hadiah dari marketplace kesayangannya. 

Tak lama setelah itu dia menghubungi nomor yang tertera. Percakapan dua insan tersebut sangat lama. Hati Marpuah sedang dilanda bahagia karena dihubungi oleh orang yang mengaku dari marketplace kesayangannya.

Oleh si penelepon, Marpuah datang ke mesin atm terdekat guna mencairkan hadiahnya saat itu juga. Suara orang di seberang sangat jantan bagaikan Jason Mamoa. Marpuah pun memasukkan kartu ke dalam card reader mesin dan menekan satu per satu tombol PIN nya. Dalam hati dia senang karena mendapatkan rezeki nomplok di siang hati.

SMS nyasar ke nomor hapeku (dok : pribadi)
SMS nyasar ke nomor hapeku (dok : pribadi)
Nada telepon terus berlangsung, suara penelepon yang menuntun lembut dan menyakinkan Marpuah.

"Iya ibu, betul nanti setelah itu ibu cek saldo awal. Belum masuk kan saldo ibu?"
"Belum pak. Lalu saya harus gimana lagi selanjutnya?"
"Dengarkan kalimat saya, kalau ibu lihat tombol di sebelah kanan ada tulisan kirim uang. Ada yang bu tulisan kirim uang? Ibu pilih tombol itu sekarang."

Langkah demi langkah diikuti oleh Marpuah hingga dia pun menekan besaran nominal sesuai isi saldo tabungan.

"Tiga, lima, kosong kosong..." dia merasa kejanggalan pada saat ingin menekan angka terakhir di nominalnya. Kenapa dia justru mengirimkan uang ke orang lain. Sekejap dia langsung membatalkan transaksi di mesin atm yang saat itu sedang tidak ada orang lain selain dia. Sebab oleh penelepon menyuruhnya untuk mencari mesin atm yang sepi sehingga tidak ada orang lain tahu.

"Hei bapak! Berani ya coba-coba mau menipu saya! Tega-teganya di situasi corona seperti ini bapak berani menipu. Makan uang haram. Saya laporkan bapak ke polisi!"

Nada telepon di ujung sana langsung tertutup sendiri.

Keamanan Data Digital Tanggungjawab Siapa?

Teknologi digital semakin memudahkan orang untuk bertransaksi melalui ponsel. Tidak hanya jual beli, melainkan juga melakukan aktivitas perbankan. 

Persoalan muncul ketika orang belum sadar sepenuhnya menjaga keamanan data digital. Kejadian seperti Marpuah tentu bukan hanya dia yang alami. Kalau saja Marpuah tidak sadar, maka terkuras semua uang di tabungannya berpindah ke tabungan si penipu.

Kalau sudah kejadian, mau lapor ke pihak polisi dan bank pun seperti menepuk angin. Betul kan? Ya ada cuma orang bilang kasihan.

Ngobrol ringan bareng praktisi bank (sumber : IG KompasianerPalembang)
Ngobrol ringan bareng praktisi bank (sumber : IG KompasianerPalembang)
Melalui KOMPAL yang berkolaborasi dengan Dues Arbain, petinggi di bank BUMN warna biru, berbagi jurus menjaga keamanan data digital di masa pandemi Covid 19 tadi malam (10/04). Sekitar 10 pendengar lewat Instagram LIVE @kompasianerpalembang terjadilah duet maut tersebut yang dimoderasi oleh Bikcik Tika, salah satu advokat cukup terkenal di Palembang.

Mang Dues pun bercerita kalah sistem keamanan digital bisa dilihat dari dua sisi, yakni sistem keamanan bank dan user atau nasabah. Dari sisi keamanan bank boleh dikatakan sudah aman lewat pengamanan data informasi, kecuali kalau data nasabah bocor untuk ditelepon telemarketing asuransi dan sebagainya.

Permasalahan yang terjadi adalah sisi nasabah yang ternyata membocorkan sendiri data diri mereka sehingga dimanfaatkan oleh orang lain untuk bertindak jahat, seperti cerita Marpuah.

Kenali Jenis Kejahatan Data Digital

Dalam perbankan, approval lebih ketat. Misalnya dengan memberikan user id, password, sms notifikasi, dan OTP (One Time Password). Sehingga bijaknya nasabah juga harus menjaga keamanan data digitalnya melalui sejumlah cara. 

Pertama, menggunakan email dan password yang berbeda untuk masing-masing kebutuhan. Semisal ponsel hilang, satu akun terbuka tidak mudah membuka akun lainnya. Kedua, mengganti PIN dan password secara berkala. Ketiga, nasabah tidak boleh memberikan data pribadi terhadap siapapun.

Rusuh oleh rombongan Nindy, Selfi dan Bimo (sumber : tangkapan layar hapeku)
Rusuh oleh rombongan Nindy, Selfi dan Bimo (sumber : tangkapan layar hapeku)
Modus kejahatan yang bisa terjadi adalah penipuan yang mengaku dari pihak perbankan atau pihak lain meminta nasabah untuk memberikan nomor kartu, password, dan sebagainya. 

Seandainya nasabah sadar bahwa apabila mendapatkan hadiah biasanya pihak pemberi yang akan menghubungi lewat jalur resmi. Dari sisi bank, tidak pernah meminta data confidential atau rahasia pribadi nasabah.

Akibat tidak sadar atau mawas diri, makanya nasabah bisa saja mengalami phising, vising, atau impersonation. Phising sendiri merupakan jenis kejahatan dengan memanfaatkan umpan balik agar penipu mendapatkan informasi akun kita. 

Contohnya bisa lewat pesan singkat yang mengharuskan kita klik link tertentu. Alamat link dibuat seolah mirip padahal bukan berasal dari link resmi. Kalau kita tidak sadar maka kita pun akan klik dan memasukkan data informasi dengan santai.

Ada pula gabungan dari Voice dan Phising yaitu Vising. Jenis ini dilakukan dengan menelpon korban dan seolah-olah mendapatkan hadiah atau apapun. Korban akan diminta melakukan sejumlah transaksi di ATM melalui telepon baik sadar maupun tidak sadar seperti yang dialami Marpuah. 

Oleh karena itu cara yang dapat kita bantu adalah ketika kita merasa janggal dengan orang ketika di atm, tak ada salahnya coba menyadarkan mereka.

Terakhir adalah Impersonation, jenis kejatahan yang kerap terjadi yaitu penipu melakukan telepon seolah-olah menjadi orang terdekat kita. Saya pun beberapa kali mendapatkan telepon serupa. Modus yang dilakukan dengan cara seperti keluarga kita mengalami kesusahan atau seolah-olah dia teman lama kita.

Tak boleh lupa kalau kita berada di mesin atm harus cek ricek kembali kondisi mesin. Jika tidak bisa saja kita terkena Skimming. Modus kejahatan ini dilakukan dengan mencari data nasabah lewat alat yang dapat membaca atau menyalin informasi kartu. Mang Dues memberi tahu kalau jangan mudah percaya dengan nomor call center yang tertera di mesin atm jika nomor telepon dirasa janggal.

Aktif Menjaga Keamanan Data

Solusi mudah yang bisa kita lakukan adalah secara sadar harus menjaga kerahasiaan data terutama saat melakukan transaksi online yang saat ini semakin mudah dan cepat. Kita juga bisa cerdas dalam memilih platform yang terpercaya ketika melakukan transaksi online sehingga dengan adanya kesadaran yang tinggi terhadap keamanan data informasi. Cara ini setidaknya dapat meminimalkan potensi terjadinya kebocoran data.

Apalagi saat ini perkembangan teknologi telah memungkinkan digitalisasi. Hadirnya marketplace, digital banking, transportasi online dan masih banyak lagi membuat kita menyimpan semua data informasi di dalam ponsel. Padahal tanpa kita sadari ketika kita menggunakan aplikasi tersebut, kita sudah mengizinkan data diri kita dibaca.

Selain itu, cara lain untuk menjaga keamanan data pribadi saat transaksi perbankan adalah dengan rutin mengganti password dan email secara berkala, dengan rentang waktu yang berkala juga. Bisa kamu ganti tiap satu minggu sekali, atau maksimal, satu bulan sekali.

Diskusi singkat KOMPAL bersama Mang Dues ini selain mengedukasi kita melalui literasi digital. Semoga saja tidak ada Marpuah-Marpuah lain yang tergoda sama suara jantan Jason. 

Menutup obrolan ringan mengenai keamanan data digital, bukan Kompal kalau tidak ada yang kurang secantik dengan memberikan celetuk komentar tak senonoh selama acara. Di akhir acara ternyata Mang Dues membagikan hadiah untuk 4 orang, sayang saya belum beruntung malam ini untuk mendapatkan hadiah 50ribu.

Kita berada di situasi yang sama. Kesusahan yang dialami saat ini tentu bisa dimanfaatkan oleh orang jahat untuk memuluskan rencana mereka. Ya, kita lagi sama-sama buntu cuy! Makanya saya pun ingin berpromosi di saat covid 19. Seandainya kalian yang lagi baca tulisan ini butuh jasa content writer, jasa foto produk atau endorse ala-ala gitu. Bolehlah colek saya *tetap promosi biar laris*

Kompal Lawan Corona (dok : kompal)
Kompal Lawan Corona (dok : kompal)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun