Marpuah senang sekali membaca isi pesan singkat yang masuk ke ponselnya. Dia dikabarkan mendapatkan hadiah dari marketplace kesayangannya.Â
Tak lama setelah itu dia menghubungi nomor yang tertera. Percakapan dua insan tersebut sangat lama. Hati Marpuah sedang dilanda bahagia karena dihubungi oleh orang yang mengaku dari marketplace kesayangannya.
Oleh si penelepon, Marpuah datang ke mesin atm terdekat guna mencairkan hadiahnya saat itu juga. Suara orang di seberang sangat jantan bagaikan Jason Mamoa. Marpuah pun memasukkan kartu ke dalam card reader mesin dan menekan satu per satu tombol PIN nya. Dalam hati dia senang karena mendapatkan rezeki nomplok di siang hati.
"Iya ibu, betul nanti setelah itu ibu cek saldo awal. Belum masuk kan saldo ibu?"
"Belum pak. Lalu saya harus gimana lagi selanjutnya?"
"Dengarkan kalimat saya, kalau ibu lihat tombol di sebelah kanan ada tulisan kirim uang. Ada yang bu tulisan kirim uang? Ibu pilih tombol itu sekarang."
Langkah demi langkah diikuti oleh Marpuah hingga dia pun menekan besaran nominal sesuai isi saldo tabungan.
"Tiga, lima, kosong kosong..." dia merasa kejanggalan pada saat ingin menekan angka terakhir di nominalnya. Kenapa dia justru mengirimkan uang ke orang lain. Sekejap dia langsung membatalkan transaksi di mesin atm yang saat itu sedang tidak ada orang lain selain dia. Sebab oleh penelepon menyuruhnya untuk mencari mesin atm yang sepi sehingga tidak ada orang lain tahu.
"Hei bapak! Berani ya coba-coba mau menipu saya! Tega-teganya di situasi corona seperti ini bapak berani menipu. Makan uang haram. Saya laporkan bapak ke polisi!"
Nada telepon di ujung sana langsung tertutup sendiri.
Keamanan Data Digital Tanggungjawab Siapa?
Teknologi digital semakin memudahkan orang untuk bertransaksi melalui ponsel. Tidak hanya jual beli, melainkan juga melakukan aktivitas perbankan.Â